Mendikdasmen Targetkan Peningkatan Skor PISA, Fokus pada Literasi dan Numerasi Sejak Dini

author Wildan Nanda

- Pewarta

Rabu, 30 Okt 2024 12:21 WIB

Mendikdasmen Targetkan Peningkatan Skor PISA, Fokus pada Literasi dan Numerasi Sejak Dini

Optika.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menargetkan peningkatan skor PISA Indonesia yang masih rendah, khususnya di literasi matematika, membaca, dan sains.

Saat ini, skor PISA Indonesia pada 2022 mengalami penurunan di semua bidang, menempatkan negara ini di posisi ke-66 dari 81 negara.

Baca Juga: Mendikdasmen Berencana Lanjutkan Rekrutmen Guru PPPK di Tahun 2025

Untuk mengejar ketertinggalan, Abdul Mu'ti merencanakan program yang bertujuan meningkatkan minat siswa terhadap sains dan numerasi sejak dini, serta membuat pembelajaran matematika lebih mudah dan menarik.

Dia juga akan memperkuat pelatihan bagi guru matematika sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, dengan program penguatan numerasi yang ditargetkan mulai berjalan pada 2025 untuk jenjang TK dan SD sebagai dasar peningkatan kemampuan siswa di tingkat lanjut.

Menanggapi hal ini, Doni Koesoema Albertus, anggota Dewan Pengarah Aliansi Penyelenggara Pendidikan Indonesia, menyebut skor PISA Indonesia pada 2022 sangat memprihatinkan. "Penurunan ini tidak hanya terjadi pada matematika, tetapi juga terutama pada literasi membaca. Padahal, jika literasi membaca bisa ditingkatkan, hal ini mungkin akan membantu peningkatan skor di matematika," ujarnya dilansir dari Suarasurabaya.net, Rabu (30/10/2024).

Baca Juga: Kolaborasi Kemendikdasmen dan Polri, Sekolah Lebih Aman dengan Pendekatan Restoratif

Doni menambahkan bahwa banyak soal PISA berbentuk soal cerita, sehingga pemahaman literasi sangat berpengaruh terhadap kemampuan menjawab soal matematika. Ia mengapresiasi upaya pemerintah untuk memperbaiki hasil tes PISA, namun menekankan bahwa tes tersebut harus ditempatkan secara proporsional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Doni, tes PISA mengambil sampel dari jumlah sekolah yang sangat kecil dibandingkan total sekolah di Indonesia, sehingga hasilnya kurang representatif. Meski demikian, ia menilai keikutsertaan Indonesia dalam PISA sebagai upaya baik untuk mengikuti standar internasional.

Namun, Doni menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada pendidikan dasar untuk membangun kemampuan matematika dan literasi yang baik pada anak-anak. Ia juga mengusulkan reformasi kurikulum pendidikan dasar, mengingat beban materi pelajaran di SD dinilai terlalu banyak.

Baca Juga: Mendikdasmen Berencana Jadikan Coding dan AI sebagai Mata Pelajaran Pilihan di SD dan SMP

Doni mengungkapkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka masih belum merata, bahkan di kota-kota besar masih menemui kendala karena pelatihan yang tidak tersistematis. Ia menyarankan agar sekolah yang belum siap diberikan fleksibilitas untuk tetap menggunakan kurikulum lama yang sudah berjalan efektif, sambil secara bertahap mengadopsi Kurikulum Merdeka.

Solusi terbaik adalah mengizinkan sekolah yang sudah berhasil menerapkan Kurikulum Merdeka untuk melanjutkannya, sementara sekolah lain dapat menggunakan kurikulum lama yang sudah berjalan baik, tutup Doni.

Editor : Pahlevi

BERITA TERBARU