Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah
Optika.id - Kalau kita menyimak pidato-pidato presiden Prabowo tentang nasionalisme, nampak beliau memiliki keinginan kuat agar Indonesia ini menjadi negara yang kuat berdaulat tidak didominasi asing. Seringkali pak Prabowo mengungkapkan kegundahan hatinya kenapa negara Indonesia yang sudah merdeka, memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, namun banyak kebutuhan yang tergantung impor. Pak Prabowo sesuai dengan latar belakang keluarganya yang intelek, memiliki pengetahuan lengkap tentang sejarah bangsa, sejarah para pahlawan dan tempaan jiwa di dunia kemiliteran menyebabkan beliau memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.
Namun sikapnya yang tegas tentang kemandirian bangsa dan tidak tunduk pada asing itu sekarang dihadapkan dengan kenyataan perubahan dinamika geopolitik yang cepat. Negara-negara yang tergabung dalam BRICS ditambah dengan negara the global south seperti negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin mulai berani menjauhi pengaruh barat, Amerika Serikat dan sekutunya seperti negara-negara Eropa, Australia, Kanada dan sebagainya. Negara-negara the global south itu adalah mereka yang memiliki pengalaman pahit dijajah negara-negara barat dan menjadi negara koloni ratusan tahun lamanya.
BRICS yang dimotori Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan mulai menggalang kekuatan negara-negara selatan untuk tidak tunduk pada hegemoni barat, tidak mengakui sistem Uniteralisme dimana hanya satu dan segelintir negara yang mendiktekan kemauannya kepada negara negara lain. Karena itu mereka mendukung Multilateralisme, berdiri dengan derajat yang sama. Ujung-ujung nya mereka tidak akan menggunakan mata uang US dolar sebagai mata uang utama dalam perdagangan antar mereka sendiri. Rusia, Cina, India, Saudi Arabia mulai melakukan de-dollarization.
Pengaruh BRICS melawan dominasi barat mulai nampak karena beberapa negara mulai tertarik untuk bergabung menjadi anggota BRICS. Di Asia Tenggara ini yang secara terang-terangan menyatakan keinginannya menjadi anggota BRICS adalah Thailand dan Malaysia, dan Indonesia juga punya keinginan yang sama.
Sementara itu terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat ke 47 nampaknya tidak akan berpengaruh banyak terhadap perkembangan konflik di Timur Tengah seperti perang antara Israel dengan Hamas di Palestina, Hisbullah di Lebanon, Yaman, Siria dan Iran. Dalam percakapan telpunnya dengan Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu di samping mengucapkan selamat tapi juga membicarakan rencana serangan Israel terhadap Iran. Donald Trump memang dikenal dekat dengan Israel.
Baca Juga: Tak Ada yang Bisa Diharapkan Dari Pilpres AS Terhadap Bangsa Palestina
Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS mungkin berpengaruh terhadap kelanjutan perang Rusia dengan Ukraina dan terhadap hubungan AS dengan sekutunya para anggota NATO.
Amerika Serikat dibawah pemerintahan baru Donald Trump nampak nya akan melanjutkan sikap yang keras dalam hubungan dagang dengan negara Cina sebagai musuh utama dalam perang dagangnya. Sehingga kemungkinan Trump akan menggunakan kebijakan trade barriers seperti tarif, non-tarif dan kuota terhadap barang-barang Cina yang masuk ke Amerika Serikat.
Ditengah perubahan geopolitik global yang cepat itu, sikap presiden Prabowo ditantang harus tetap berdasarkan pada postur hubungan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Tidak boleh gampang tergelincir ikut arus timur dan barat. Hal ini akan kita lihat pada sikap pak Prabowo pada kunjungan pertamanya keluar negeri setelah dilantik sebagai presiden RI.
Baca Juga: Seperti Kisah Mafia Al-Capone
Seperti diketahui Presiden Prabowo bakal melakukan kunjungan kerja ke luar negeri selama 16 hari sepanjang bulan November 2024. Prabowo menyebut, kunjungan luar negeri itu berbentuk kunjungan kenegaraan dan kunjungan kerja. Hal ini disampaikan Prabowo saat memberi arahan dalam sidang kabinet paripurna di Ruang Sidang Kabinet, Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (6/11/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Biden Sebut Pendukung Trump Sampah
Kepala Negara merinci, ia akan melakukan kunjungan kenegaraan ke China pada 8-10 November 2024 atas undangan dari pemerintah setempat. Kemudian, ia akan melakukan kunjungan kehormatan ke Amerika Serikat, dan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Peru, serta menghadiri KTT G20 di Brasil. Lalu, Prabowo akan melakukan kunjungan kerja ke Inggris untuk bertemu Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer.
Presiden Prabowo harus tegas tidak menyandarkan bahunya lebih cenderung ke Cina ataupun ke Amerika Serikat dan barat. Ketegasnnya itu harus berdasarkan pada nada bicaranya yang tinggi dalam setiap pidatonya bahwa Indonesia tidak boleh tergantung pada asing.
Editor : Pahlevi