Optika.id, Surabaya - Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (FPsi UNAIR) terus berupaya menyediakan berbagai fasilitas bagi para difabel untuk mempermudah aktifitas mereka di lingkungan kampus.
Wakil Dekan II Bidang Sumber Daya, Keuangan, dan Sistem Informasi FPsi UNAIR, Dimas Aryo Wicaksono mengatakan, Penyediaan fasilitas ramah difabel ini, menurutnya, merupakan implementasi dari dibentuknya Center For Inclusion (CFI) atau Pusat Inklusi oleh FPsi UNAIR pada 2013 lalu.
Baca juga: Rektor Unair Cabut Pembekuan BEM FISIP: Kebebasan Berpendapat Tetap Terjaga
Dari fasilitas, sebetulnya kami sudah menyediakan yang standar seperti hand rail di toilet. Lalu, setiap ruangan yang berjenjang itu kami kasih lantai yang lebih landai, papar Aryo pada wawancara via panggilan telepon, Selasa (28/12/2021).
Dirinya juga mengungkapkan, lift dan kursi roda juga disiapkan di gedung FPsi UNAIR andaikan ada mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, atau tamu yang memerlukan.
Terdapat hal yang menarik dari penyediaan fasilitas ramah difabel yang disediakan oleh FPsi UNAIR. Di setiap ruang kuliah disediakan meja dan kursi bagi para pengguna left-handed (tangan kidal).
Ia menjelaskan bahwa pihak Fakultas Psikologi mendapatkan saran yang sangat berharga terkait penyediaan bangku bagi pengguna tangan kidal dari orang tua mahasiswa saat melakukan kunjungan ke FPsi UNAIR.
Dari situ kami kepikiran, Oh, iya. Teman-teman yang bertangan kidal pasti kesulitan kalau menggunakan bangku kuliah yang hanya didesain untuk right-handed (pengguna tangan kanan), ucap Aryo.
Maka dari itu diletakkan bangku-bangku kecil dengan kursinya terpisah di tempatkan di semua kelas pada lima deret bangku terdepan.
Baca juga: Pimnas Ke-37 di Unair Diikuti Lebih dari 3000 Peserta
Selain menyediakan fasilitas ramah difabel, FPsi UNAIR juga menyediakan beberapa fasilitas kesehatan seperti tabung oksigen. Tabung oksigen ini disediakan sebagai upaya preventif di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Aryo menuturkan bahwa prinsip inklusi tidak berbicara tentang kekurangan, namun bagaimana menerima semua perbedaan dalam hal keterbatasan maupun keunggulannya dengan masing-masing individu memiliki kesempatan yang sama.
Dengan prinsip itu, kami mencoba memfasilitasi dengan hal-hal sederhana seperti dari bangku perkuliahan ini, ungkap Aryo.
Baca juga: Lamongan Terus Tingkatkan Mutu Pendidikan dengan Akuntabilitas Dana
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi