Epidemiolog Unair Beberkan Empat Karakteristik Omicron

Reporter : Jenik Mauliddina
Epidemiolog Unair Beberkan Empat Karakteristik Omicron

Optika.id, Surabaya - Laura Navika Yamani SSi MSi PhD salah satu epidemiolog, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR)menyatakan, empat karakteristik virus Covid-19 varian omicron yang membedakan dengan varian lainnya.

Pertama yaitu daya tular lebih meningkat dari pada varian Delta.

Baca juga: Halal Bihalal, Khofifah Ingin Unair Jadi Kampus Top Dunia

Sejak varian omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, dalam kurun waktu satu minggu saja kasus Covid-19 disana mengalami peningkatan sebanyak dua hingga tiga kali lipat.

Virus Covid-19 varian delta daya tularnya tujuh kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, sedangkan omicron lima kali lebih cepat apabila dibandingkan dengan varian delta. Jadi bisa dibayangkan bagaimana berbahayanya varian omicron ini," Ujarnya dikutip dari laman Unair, Sabtu (1/1/2022). 

Kedua yaitu tingkat keparahan lebih rendah.

Laura juga mengungkapkan bahwa varian omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan varian delta.

Meskipun begitu, jika tidak ada langkah antisipasi lebih awal sehingga banyak orang yang terinfeksi maka akan berisiko terjadi penularan yang lebih luas.

Apabila tidak dibendung maka kasusnya akan semakin banyak dan mungkin bisa menyebabkan fasilitas kesehatan overload. Ketika fasilitas kesehatan penuh, maka penanganan pasien bisa terlambat sehingga keparahan penyakit pasien meningkat atau bahkan bisa menyebabkan kematian,"ucap Laura.

Ketiga yaitu deteksi Varian Omicron Gunakan PCR-SGTF.

Lebih lanjut, Laura menjelaskan bahwa sebelumnya jika ingin mengetahui seseorang tertular virus Covid-19 varian yang mana maka harus menggunakan tes dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS).

"Namun untuk saat ini, jika ingin mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus Covid-19 varian omicron maka harus menggunakan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan S Gene Target Failure (SGTF),"urainya.

Baca juga: Berikut Keketatan dan Daya Tampung Prodi Soshum UNAIR

Keempat adalah efektivitas Vaksin Covid-19 menurun untuk melawan varian omicron.

Kenyataannya, vaksin Covid-19 yang diberikan masih bisa melawan varian omicron. Namun, dari hasil investigasi ditemukan bahwa terdapat penurunan efektivitas vaksin Covid-19. 

"Pada varian virus Covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan, vaksin Covid-19 memiliki efektivitas hingga 95% namun untuk melawan varian omicron ini efektivitas vaksin Covid-19 menurun dan hanya sebesar 50 persen. Peneliti masih terus melakukan investigas terkait hal ini," ungkap Laura. 

Untuk itu, Laura menghimbau kepada masyarakat agar tetap menerapkan 3 M dengan ketat.

Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk melakukan vaksinasi karena hingga saat ini vaksin Covid-19 masih efektif untuk melawan virus Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh.

Baca juga: Unair Memanggil: Singgung Mahasiswa Aktivis 98 yang Hilang!

"Kalau tidak divaksin, sambungnya, maka varian apapun bisa menyebabkan kematian," pungkasnya. 

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru