Moderasi Keislaman Berkemajuan: Ideologi Dakwah Digital Muhammadiyah

Reporter : optikaid
Moderasi Keislaman Berkemajuan: Ideologi Dakwah Digital Muhammadiyah

[caption id="attachment_12269" align="alignnone" width="172"] Dr. Sholikhul Huda, M.Fil.I (Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya)[/caption]

Dakwah digital Muhammadiyah menunjukkan perkembangan (tren) positif. Hal itu terpotret dari mulai tumbuh subur situs-situs dakwah digital Muhammadiyah yang dibuat secara resmi oleh Persyarikatan maupun komunitas penggiat dakwah digital jejaring Muhammadiyah. 

Baca juga: 112 Tahun Muhammadiyah dan Harapan Masyarakat

Berita agenda dakwah Muhammadiyah dan opini pemikiran sosial keislaman yang ditulis para aktivis Muhammadiyah saat ini, ikut meramaikan jagad dunia maya (media sosial) di situs Google.

Pilihan dakwah digital oleh Muhammadiyah, menurut Nur Fathoni (Pimred pwmu.co) merupakan bagian dari respon Muhammadiyah terhadap perubahan masyarakat di era disrupsi. Sebuah era yang mencerabut akar asal, perubahan yang masif, cepat, sulit tertebak, penuh ketidakpastian, sangat kompleks dan penuh ambiguitas, sehingga terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru serba digital dalam kehidupan masyarakat.

Dampak Era Disrupsi

Dampak era disrupsi, berakibat pemain (individu) atau lembaga (baca: Muhammadiyah) jika masih menggunakan cara dan sistem pola dakwah lama akan kalah bersaing atau sulit berkembang. Artinya Muhammadiyah harus  berbenah dan mengambil peran strategis untuk masuk dan menguasai arus peradaban digital dengan segera menata dan mengembangkan dakwah digital Muhammadiyah. Karena jika dibandingkan dengan komunitas keagamaan lain terlihat lebih siap dan masif menguasai dunia dakwah digital.

Selain faktor di atas, menurut Sugeng P (Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jatim), pengembangan dakwah digital Muhammadiyah merupakan bagian dari wujud aktualisasi dari agenda dakwah Muhammadiyah Abad Ke 2 yaitu digitalisasi dakwah, selain internasionalisasi Muhammadiyah dan pengembang ilmu pengetahuan.

Tren Positip Dakwah Digital

Tren positif dakwah digital Muhammadiyah, terpotret dari hasil riset Saya pada program Hibah RISETMU Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah (2021), menemukan dua hal: 

1) Tumbuh subur situs-situs dakwah digital Muhammadiyah. Situs dakwah digital ini ada yang dibuat secara resmi Muhammadiyah dan komunitas pengiat dakwah digital berafiliasi dengan Muhammadiyah.  

a) Situs dakwah digital yang dibuat Muhammadiyah, seperti: muhammadiyah.or.id, suaramuhammadiyah.id, tarjih.or.id, fatwatarjih.or.id, khittah.co, menara62.com, pwmu.co, klikmu.co, pwmjateng.com, pemudamuhammadiyah.org, ipm.or.id, lazismu.org, na.or.id, tabligh.or.id, sangpencerah.id, immsurakarta.or.id dan lainya. 

Situs-situs dakwah digital tersebut dibuat Muhammadiyah bertujuan sebagai media informasi resmi terkait berita atau agenda dakwah Muhammadiyah, serta menyebarkan  opini pemikiran (ideologi) Mazhab Muhammadiyah ke khalayak luas secara massif dan luas.

b) Situs dakwah digital dibuat komunitas penggiat dakwah digital Muhammadiyah secara mandiri dan tidak ada kaitan dengan struktur Muhammadiyah, tetapi ketemu pada aras kesadaran ideologi Muhammadiyah. Situs tersebut diantaranya: jibpost.ID, ibtimes.ID, santricendikia.com, anakpanah.sch.id, tanwir.id, insid.ID, madrasahdigital.co, rahmah.id, pucukmera.ID, tajdid.id, mahanpedia.id, schmu.id, koranmu.com, genial.id, milenialis.id, mediamu.id, kuliahislam.com, gagas.id, santrishabran.net, dan lainya. 

Baca juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan

Situs-situs tersebut sebagian besar narasi berita dan opini pemikiran sosial keagamaan adalah mengusung narasi ideologi moderasi Islam berkemajuan dan jurnalisme sehat.

Situs Mengusung Ideologi Islam Berkemajuan

2) Temuan lain, situs dakwah digital Muhammadiyah secara umum mengusung narasi ideologi moderasi Islam berkemajuan. Narasi ideologi ini merupakan bagian dari landasan dan pemahaman ideologi keagamaan Muhammadiyah. Narasi ini diambil bagian dari visi dakwah digital Muhammadiyah sebagai media informasi yang ingin menghadirkan sebuah pemahaman dan pola kehidupan (tradisi) sosial keagamaan (baca: keislaman) yang penuh rahmahtalilalamin ditengah-tengah masyarakat yang majemuk (plural) seperti Indonesia. 

Narasi moderasi Islam berkemajuan merupakan gabungan dari konsep moderasi Islam dan Islam berkemajuan. Menurut Prof Azyumardi Azra (2020), jelas Muhammadiyah menganut pemahaman dan praksis Islam wasathiyah yang dalam literatur kajian Islam internasional disebut justly-balanced Islam. Dengan pertanda sama, Muhammadiyun adalah ummatan wasathan umat dengan moderasi keagamaan yang selalu menekankan sikap atau karakter semacam tawasuth, tawazun, taadul, tasamuh dan beberapa lainnya.

Islam Berkemajuan

Sementara, makna Islam berkemajuan menurut Prof Najib Burhani (Muhammadiyah Berkemajuan, 2016) yang dikutip Azyumardi Azra (2020), bahwa paradigma Islam Berkemajuan yang dalam bahasa Inggris dapat "progresivve Islam" mengungkapkan, Kiai Ahmad Dahlan sering menegaskan pentingnya berkemajuan; jika ingin menjadi kiai, maka jadilah kiai yang maju. 

Selanjutnya, makna berkemajuan adalah dekat dengan selalu berfikir ke depan, visioner, selalu one step ahead (selangkah lebih depan) dari kondisi sekarang.  Dalam literatur resmi Muhammadiyah, Indonesia Berkemajuan: Rekonstruksi Kehidupan Kebangsaan yang Bermakna (2014) dinyatakan, makna manusia berkemajuan adalah manusia yang senantiasa mengikuti ajaran agama dan sejalan dengan kehendak zaman.

Baca juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah

Buku ini juga menyebutkan definisi berkemajuan dalam kaitannya dengan negara bangsa Indonesia. Disebutkan Indonesia Berkemajuan dapat dimaknai sebagai negara utama (al-madinah al-fadhilah), negara berkemakmuran dan berkeadaban (umran), dan negara yang sejahtera. Negara berkemajuan adalah negara yang mendorong terciptanya fungsi kerisalahan dan kerahmatan yang didukung sumber daya manusia cerdas, berkepribadian, dan berkeadaban mulia

Dari dua konsep di atas maka dapat dipahami bahwa narasi moderasi Islam berkemajuan yang menjadi basis ideologi dakwah digital Muhammadiyah adalah: sebuah komitmen untuk menghadirkan corak dan karakter Keislaman yang tengahan (tawasuth) artinya tidak bersepakat pada cara keagamaan serba ekstrim baik kanan-radikal maupun kiri-liberal. Penuh keseimbangan (tawazun) artinya penuh Arif dan bijaksana. Berkeadilan (taadul) artinya selalu memihak pada kebenaran dan keadilan berdasarkan ajaran Islam dan etika kemanusiaan.

&l;p>Dan toleransi (tasamuh) artinya menempatkan manusia pada tempat yang semestinya sebagai manusia sehingga menolak segala aksi kekerasan, diskriminasi dan rasialis yang merendahkan martabat kemanusiaan. Dengan selalu berfikir ke depan, visioner, selalu one step ahead (selangkah lebih depan) dari kondisi sekarang.

Demikian tulisan ini semoga bermanfaat bagi manusia. Sesungguhnya hanya Allah sumber kebenaran mutlak dan pemilik ilmu yang sejati.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru