Optika.id, Surabaya - Tim Peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) berhasil menciptakan alat yang diberi nama Smart Phototerherapy System Airlangga Bilirubin Nesting (AirBiliNest) atau alat fototerapi bagi bayi yang mengalami Hiperbilirubinemia atau kuning.
Perwakilan tim peneliti Unair, Arya Satya Rajanagara mengatakan, Hiperbilirubinemia atau bayi kuning menjadi permasalahan yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Permasalahan ini mengakibatkan 60 sampai 80 persen bayi harus dirawat di rumah sakit pada 7 hari pertama kehidupannya.
Baca juga: Rektor Unair Cabut Pembekuan BEM FISIP: Kebebasan Berpendapat Tetap Terjaga
"Inovasi ini didesain memberikan lingkungan yang mirip seperti rahim sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada bayi yang lahir prematur. Inovasi ini sekaligus membantu bayi untuk menguatkan otot-otot dengan bantuan bantalan di bagian bawah perangkat," katanya dalam keterangannya, Rabu (5/1/2022).
Ia juga menjelaskan, Inovasi ini merupakan inovasi sistem fototerapi pintar yang dilengkapi dengan kalkulator adjusted dose portable yang memungkinkan untuk dilakukan fototerapi efektif di rumah.
Dengan ditemukannya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas fototerapi pada penyembuhan hiperbilirubinemia.
Selain itu dengan adanya inovasi ini dapat mengurangi lama perawatan di rumah sakit dan menurunkan beban negara, imbuhnya.
Alat yang diciptakan oleh dr Mahendra Tri Arif Sampurna dari Fakultas Kedokteran; Andi Hamim Zaidan, dari Fakultas Sains dan Teknologi; Dr Muhammad Nafik Ryandono, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis; serta Arya Satya Rajanagara, dari Fakultas Kedokteran
inovasi Alat ini juga diklaim mencegah terjadinya luka dekubitus pada bayi serta membantu bayi untuk melakukan gerakan-gerakan spontan seperti menggenggam tangan, menghisap jari, atau berpegangan pada tempat tidur.
Baca juga: Pimnas Ke-37 di Unair Diikuti Lebih dari 3000 Peserta
Material yang digunakan dilengkapi dengan serat optik yang bersifat hipoalergi dan lembut serta penempatan material yang sesuai sehingga dapat meminimalkan pancaran sinar biru di siang hari.
Harapannya dapat meningkatkan implementasi fototerapi terhadap bayi hiperbilirubinemia yang sesuai dengan keadaan saat ini yaitu pandemi Covid-19. Di mana keadaan ini menghambat orang tua untuk mencari pengobatan di rumah sakit, terang Arya.
"Saat ini inovasi sedang dalam tahap pengembangan dan diperkirakan siap digunakan pada Juni 2022 nanti. Target ke depan supaya inovasi ini bisa diterima dan mendapat surat izin edar, tutup Arya.
Inovasi yang berhasil meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 10 Desember 2021 lalu sebesar Rp 250 juta itu, berada di bawah pembinaan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Unair.
Baca juga: Airlangga Schools SDGs Day 2: Bahas Pilar Pembangunan Lingkungan dan Sosial!
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Amrizal
Editor : Pahlevi