Kenapa Cina Mendukung Kazakhstan?

Reporter : optikaid
Kenapa Cina Mendukung Kazakhstan?

[caption id="attachment_9675" align="alignnone" width="254"] Oleh: Cak A. Cholis Hamzah[/caption]

Pada awal bulan Januari 2022 ini dunia dikejutkan dengan kerusuhan yang terjadi di negara Kazakhstan. Kerusuhan itu disebabkan kenaikan harga bahan bakar dingeri itu. Ribuan orang berdemonstrasi di kota Almaty kota terbesar di Kazakhstan dan para demonstran itu kemudian menyerbu gedung-gedung pemerintah dan membakarnya, selain itu juga terjadi penjarahan di pusat-pusat pertokoan. 

Baca juga: UKM Sanggar Minat UM Gelar Lidos Toys Fest 2022

Pemerintah menghadapi perusuh itu dengan keras, akibatnya puluhan orang dikabarkan tewas termasuk dua polisi yang dipenggal kepalanya. Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, kemudian meminta bantuan negara anggota Collective Security Treaty Organization-CSTO (Organisasi Kemanan Kolektif), yang beranggotakan Rusia, Armenia, Kazakhstan, Belarus dan Kyrgystan untuk menangggulangi kerusuhani itu.

Kazakhstan Negara Muslim

Republik Kazakhstan adalah sebuah negara yang terletak, terutama di Asia Tengah pecahan dari Uni Sovyet. Negara itu berbatasan dengan Rusia di Utara dan Barat, Cina di Timur, dan Kirgistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan di selatan. Ibu kotanya adalah Nur-Sultan, sebelumnya dikenal sebagai Astana, pindah dari Almaty, kota terbesar di negara itu, pada tahun 1997. 

Kazakhstan adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia berdasarkan luas daratan (dan paling utara), dan negara terbesar kesembilan di dunia. Ini memiliki populasi sekitar 19 juta, dan salah satu kepadatan penduduk terendah di dunia, kurang dari 6 orang per kilometer persegi (15 orang per sq mi). 

Kazakhstan adalah negara dominan di Asia Tengah secara ekonomi dan politik, menghasilkan 60ri PDB kawasan itu, terutama melalui industri minyak dan gasnya. Ia juga memiliki sumber daya mineral yang besar.

Menjadi Fokus Perhatian Negara Besar

Kenapa kejadian di Kazakhstan ini menjadi fokus pembicaraan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan sekutunya, yaitu pakta pertahanan Eropa-NATO dan Cina. Hal ini disebabkan bahwa Amerika Serikat dan Sekutunya secara intensif memonitor perilaku politik Rusia yang dituduh akan mengembalikan lagi kejayaan Uni Sovyet dulu, dan juga mencegah agar Rusia tidak mendominasi di kawasan itu. 

Baca juga: Selama 2022, Kebakaran di Surabaya Mencapai 500 Kasus Lebih

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat kecewa dengan masuknya ribuan tentara Rusia (dan negara-negara yag tergabung di CSTO) ke Kazakhstan. Pihak Rusia tentu membalas tuduhan itu dengan keras dengan mengatakan bahwa seharusnya Amerika Serikat mengaca pada dirinya sendiri yang selalu melakukan intervensi ke negara-negara lain. 

Rusia berpendapat bahwa masuknya tentara Rusia itu sesuai dengan hukum internasional karena diminta oleh negara Kazakhstan.  Sementara Amerika Serikat tanpa diminta sering masuk ke negara-negara lain misalnya Iraq, Afghanistan dan Siria. Harga mati bagi Amerika Serikat kawasan-kawasan disekitar Rusia tidak boleh masuk pengaruh Rusia, sebaliknya harga mati juga bagi Rusia kawasan-kawasan itu tidak jatuh ketangan Barat.

Apa Kepentingan Cina di Kazakhsttan?

Sekarang apa kepentingan Cina dalam konflik di Kazakhstan ini? Perlu diketahui Kazakhstan di samping kaya minyak dan gas bumi, negeri ini adalah produsen 40% uranium dunia dan dijual ke negara-negara barat da Cina. Produksi uraniumnya sekitar 22.808 metrik ton menjadikannya prdusen uranium didunia (produsen uranium lainnya adalah Kanada, Nigeria, Australia, Uzbekistan dan Namibia). 

Dan publik tahu bahwa uranium ini bahan baku penting untuk reaktor nuklir (juga untuk listrik, kesehatan dan industri persenjataan). Negara-negara maju yang memiliki reaktor (dan bom) nuklir sangat tergantung pada Kazakhstan. Selain itu negara Cina berbatasan langsung dengan Kazakhstan dan membangun infrastrukur demi mendominasi barang-barang made in Cina masuk kenegeri itu. 

Baca juga: Pemkot Alokasikan Bonus Untuk Peraih Medali Porprov Jatim dalam PAK APBD

Cina telah menginvestasikan puluhan miliar dolar, terutama ke sektor energinya yang menguntungkan, dan menggunakan negara itu sebagai landasan peluncuran untuk Belt and Road Initiative.

Kejadian di Kazakhstan ini harus menjadi pelajaran bagi Indonesia karena negara kita  memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar seperti Kazakhstan. misalnya dari minyak, gas bumi, nikel, batubara, emas, geothermal, kehutanan, perikanan sampai uranium (di Kalimantan Barat, Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat) hal ini akan menjadi rebutan negara-negara besar di dunia. Karena itu Indonesia harus tegas untuk menolak apapun bentuknya campur tangan asing.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru