5 Bakteri yang Biasa Ditemukan di Makanan

Reporter : Mei Nurkholifah
5 Bakteri yang Biasa Ditemukan di Makanan

Optika.id - Bakteri dalam makanan tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para penikmat makanan, bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan (food poisoning) terutama jika bakteri dalam jumlah besar dan imun tubuh yang lemah.

Makanan yang terkontaminasi bakteri umumnya tidak terlihat. Rasa, bau, dan teksturnya mungkin tidak berbeda dari makanan yang aman dikonsumsi.

Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?

Kali ini Optika.id akan membahas beberapa bakteri yang biasa ditemukan di makanan:

Campylobacter

[caption id="attachment_13129" align="alignnone" width="300"] Campylobacter[/caption]

Mayoritas kasus campylobacteriosis (infeksi akibat bakteri Campylobacter) terkait dengan mengkonsumsi unggas dan daging mentah atau setengah matang. Bisa juga karena mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi, air yang tidak diolah, serta produk yang terkontaminasi.

Pembekuan mengurangi jumlah bakteri Campylobacter pada daging mentah namun tidak bisa membunuh sepenuhnya. Pastikan memanaskan makanan dengan tepat untuk mengenyahkannya. Selain itu, gunakan peralatan yang berbeda untuk makanan mentah dan matang sebagai upaya mencegah kontaminasi silang.

Salmonella

[caption id="attachment_13130" align="alignnone" width="300"] Salmonella[/caption]

Salmonella merupakan sekelompok bakteri penyebab infeksi salmonellosis. Bakteri Salmonella bisa hidup di saluran usus manusia dan hewan lain. Bakteri ini tidak akan menyebar jika kita menjaga kebersihan dan menggunakan metode memasak yang tepat.

Dilansir Eat Right, Rabu (12/1/2022), Salmonella adalah penyebab diare serta rawat inap dan kematian terkait makanan. Infeksi Salmonella yang parah dialami oleh kalangan tertentu, seperti perempuan hamil, lanjut usia (lansia), anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Kita bisa terkena salmonellosis jika mengonsumsi telur mentah atau setengah matang, unggas atau daging yang kurang matang, buah atau sayuran mentah yang terkontaminasi, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Ini juga bisa ditularkan melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.

Toxoplasma gondii

[caption id="attachment_13131" align="alignnone" width="300"] Toxoplasma gondii[/caption]

Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi

Kamu pasti pernah mendengar tentang toksoplasma. Ini adalah parasit penyebab toksoplasmosis, penyakit yang bisa mengakibatkan masalah kesehatan serius dan berisiko tinggi pada kalangan tertentu. Seperti bayi, perempuan hamil, lansia, serta orang yang sistem kekebalannya lemah.

Toxoplasma gondii bisa ditemukan di daging yang kurang matang atau terkontaminasi, peralatan dapur yang pernah kontak dengan daging mentah, kotoran kucing yang terinfeksi atau kotak kotorannya, serta air yang terkontaminasi.

Clostridium perfringens

[caption id="attachment_13132" align="alignnone" width="300"] Clostridium perfringens[/caption]

Makanan yang terkontaminasi Clostridium perfringens dalam jumlah besar akan menghasilkan toksin yang menyebabkan diare dan kram perut. Bakteri ini dijuluki buffet germ karena tumbuh paling cepat di makanan yang disimpan pada suhu kamar.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), yang paling rentan terpapar Clostridium perfringens adalah makanan yang dimasak dalam jumlah besar dan disimpan pada suhu yang tidak aman. Itulah mengapa wabah cenderung terjadi di tempat yang melayani kelompok besar orang, misalnya kantin sekolah, penjara, rumah sakit, hingga panti jompo.

Staphylococcus aureus

[caption id="attachment_13133" align="alignnone" width="300"] Staphylococcus aureus[/caption]

Baca juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda

Staphylococcus aureus biasanya ditemukan di kulit, lubang hidung, dan tenggorokan manusia atau hewan. Namun, akan menyebabkan penyakit jika berada di makanan karena bakteri ini bisa berkembang biak dan menghasilkan racun berbahaya.

Sama seperti beberapa bakteri yang telah disebutkan sebelumnya, Staphylococcus aureus bisa ditemukan di produk susu yang tidak dipasteurisasi. Selain itu, bisa juga ditemukan di makanan yang bersentuhan dengan tangan dan tidak dimasak ulang.

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Amrizal

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru