Apa Itu Penyakit Autoimun? Ini Penjelasannya

Reporter : Mei Nurkholifah
Apa Itu Penyakit Autoimun? Ini Penjelasannya

Optika.id - Autoimun merupakan penyakit yang terjadi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh. Sedangkan sistem kekebalan tubuh, seharusnya berfungsi melindungi tubuh untuk melawan penyakit dan sel jahat, seperti bakteri maupun virus, Kamis (10/2/2022)

Banyak dampak yang akan timbul jika tubuh terserang penyakit autoimun. Bahkan, telah tercatat bahwa terdapat 80 jenis penyakit autoimun yang menunjukkan gejala yang sama.

Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?

Hal tersebut menimbulkan kesulitan apakah seseorang mengidap gangguan ini atau tidak, dan pada jenis yang mana. Sementara itu, penyakit autoimun belum dapat dipastikan penyebabnya.

Penyakit autoimun merupakan kondisi kesehatan ketika sistem daya tahan tubuh menyerang sel, jaringan, atau organ tubuh diri sendiri. Dalam kondisi normal, sistem daya tahan tubuh berperan sebagai pelindung terhadap serangan kuman penyakit, bakteri, dan virus.

Saat sistem daya tahan tubuh mendeteksi masuknya unsur asing yang berpotensi bahaya bagi tubuh, umumnya tentara penjaga benteng pertahanan akan bersiaga. Produksi sel pertahanan pun meningkat guna mengatasi serangan infeksi tersebut.

Pada kondisi tersebut, sistem daya tahan tubuh dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh sendiri. Namun, pada penyakit autoimun, sistem daya tahan tubuh bertindak sebaliknya. 

Sistem dapat mempersepsikan bagian tubuh tertentu, misalnya sendi atau kulit, sebagai sel asing. Oleh sebab itu, sistem daya tahan tubuh dapat memproduksi protein yang disebut sebagai autoantibodi untuk menyerang sel sehat pada tubuh.

Normalnya,  berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi

Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor di bawah ini diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit autoimun:

  1. Berjenis kelamin perempuan
  2. Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga
  3. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  4. Merokok
  5. Menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti antibiotik
  6. Terkena paparan bahan kimia atau cahaya matahari
  7. Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus epstein barr

 Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit autoimun dan gejalanya:

  • Lupus
    Lupus dapat memengaruhi hampir semua organ tubuh dan menimbulkan beragam gejala, seperti demam, nyeri sendi dan otot, ruam kulit, kulit menjadi sensitif, sariawan, bengkak pada tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan.
  • Penyakit Graves
    Penyakit graves dapat menimbulkan gejala berupa kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas, mata menonjol, rambut rontok, jantung berdebar, insomnia, dan gelisah.
  • Psoriasis
    Penyakit ini dapat dikenali dengan kulit yang bersisik dan munculnya bercak merah pada kulit.
  • Multiple sclerosis
    Gejala yang dapat ditimbulkan oleh multiple sclerosis meliputi nyeri, mati rasa pada salah satu bagian tubuh, gangguan penglihatan, otot kaku dan lemas, koordinasi tubuh berkurang, dan kelelahan.
  • Myasthenia gravis
    Gejala yang dapat dialami akibat menderita myasthenia gravis adalah kelopak mata terkulai, pandangan kabur, lemah otot, kesulitan bernapas, dan kesulitan menelan.
  • Tiroiditis Hashimoto
    Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa berat badan naik tanpa sebab yang jelas, sensitif terhadap udara dingin, mati rasa di tangan dan kaki, kelelahan, rambut rontok, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Kolitis ulseratif dan Crohns disease
    Gejala yang dapat dialami jika menderita kedua penyakit ini adalah nyeri perut, diare, buang air besar berdarah, demam, dan berat badan turun tanpa sebab.
  • Rheumatoid arthritis
    Rheumatoid arthritis dapat membuat penderitanya mengalami gejala berupa nyeri sendi, radang sendi, pembengkakan sendi, dan kesulitan bergerak.

  • Penyakit ini menimbulkan gejala berupa lemas yang jika kondisinya semakin parah dapat berkembang menjadi kelumpuhan.
  • Sindrom Sjögren
    Gejala utamanya adalah mata kering (xerophthalmia) dan mulut kering (xerostomia) sehingga dapat menimbulkan gangguan penglihatan dan kerusakan gigi.
  • Vaskulitis
    Vaskulitis dapat dikenali dengan gejala demam, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, kelelahan, tidak nafsu makan, dan ruam kulit.

Pengidap penyakit autoimun akan menjalani terapi pengganti hormon jika mengidap penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk pengidap diabetes tipe 1, dibutuhkan suntikan untuk mengatur kadar gula darah atau bagi pengidap tiroiditis diberikan hormon tiroid.

Untuk menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh, bisa dibantu dengan penggunaan berbagai macam obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid. Obat jenis anti TNF dapat mencegah peradangan yang diakibatkan penyakit autoimun rheumatoid arthritis dan psoriasis.

Baca juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda

Banyaknya jenis makanan pantangan autoimun ketika menjalani program diet AIP seringkali membuat orang bertanya-tanya mengenai apa yang boleh dikonsumsi. Beberapa makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita autoimun, di antaranya:

  • Umbi-umbian: ubi jalar, talas, dan ubi rambat
  • Buah segar: semua buah segar, bukan buah olahan atau yang dikeringkan
  • Sayuran: semua sayuran kecuali sayuran nightshade dan alga
  • Minyak nabati yang diproses seminimal mungkin: minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat
  • Makanan fermentasi yang kaya probiotik: yoghurt, kombucha, kimchi, acar, kefir kelapa, dan minuman probiotik
  • Daging yang diproses seminimal mungkin: daging dari hewan yang diberi makan rumput, daging hewan liar, daging unggas, jeroan, ikan, dan makanan laut
  • Teh tertentu: teh hitam dan teh hijau (3 hingga 4 cangkir per hari)
  • Pemanis alami: sirup maple dan madu, asal digunakan secukupnya
  • Cuka: sari apel, cuka anggur merah, semua cuka yang bebas gula tambahan
  • Kaldu tulang

Reporter: Mei Nurkholifah

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru