Perundingan Buntu, Rusia-Ukraina Lanjut Berperang

Reporter : Seno
images - 2022-03-01T122524.771

Optika.id - Delegasi Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di perbatasan Belarusia. Kedua negara yang tengah berperang itu berunding untuk membahas soal gencatan senjata.

Pertemuan perdana itu dilakukan Senin (28/2/2022) waktu setempat. Namun sayangnya perundingan keduanya buntu. Kedua pihak memutuskan kembali ke ibu kota mereka untuk berkonsultasi.

Baca juga: Ukraina: Ribuan Tentara Telah Menyerbu Kacaukan Rusia

Dilansir CNN, Selasa (1/3/2022) kedua pihak akhirnya sepakat untuk melakukan perundingan negosiasi kedua guna mengembangkan tuntutan utama Ukraina soal gencatan senjata.

"Delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan negosiasi putaran pertama. Tujuan utama mereka adalah untuk membahas gencatan senjata dan akhir aksi pertempuran di wilayah Ukraina," kata penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhaylo Podolyak, kepada wartawan usai perundingan.

"Para pihak telah menentukan topik di mana keputusan tertentu dipetakan. Agar keputusan ini dapat diambil alih. Diimplementasikan sebagai roadmap, para pihak kembali untuk berkonsultasi ke ibu kotanya," sambung dia.

Sementara dikutip dari AFP, kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky sepakat untuk melakukan perundingan putaran kedua bersama Ukraina.

"Kami sepakat untuk melanjutkan negosiasi," katanya.

Sebelumnya Ukraina menuntut Rusia melakukan gencatan senjata. Selain itu, Ukraina juga meminta Rusia menarik pasukan.

"Isu utama dari pembicaraan itu adalah gencatan senjata segera dan penarikan tentara dari Ukraina," demikian pernyataan kantor kepresidenan Ukraina, seperti dilansir AFP, Senin (28/2/2022).

Kantor kepresidenan Ukraina dalam pernyataannya, seperti dikutip CNN, juga menyebut delegasi yang mewakili Ukraina dalam perundingan itu terdiri atas Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, penasihat Kepala Kantor Krepresidenan Ukraina Mykhailo Podoliak, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mykola Tochytskyi. Presiden Volodymyr Zelenksy tidak termasuk dalam delegasi tersebut.

Delegasi Rusia dipimpin oleh penasihat kepresidenan Rusia, Vladimir Medinsky, dalam perundingan ini. Kepada wartawan, Medinsky menuturkan keinginan Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.

"Kami jelas memiliki kepentingan untuk mencapai sejumlah kesepakatan sesegera mungkin," tutur Medinsky yang merupakan penasihat Presiden Vladimir Putin.

Otoritas Ukraina menyebut perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi telah diperhitungkan demi memberikan tekanan menjelang dialog yang akan dilakukan Rusia dan Ukraina di perbatasan Belarusia.

Presiden Volodymyr Zelenksy sebelumnya menyatakan Rusia setuju untuk berunding dengan Ukraina di perbatasan Belarusia, dekat Sungai Pripyat. Ini akan menjadi perundingan pertama antara kedua negara yang berperang sejak invasi dimulai pekan lalu.

Ratusan Ribu Orang Tinggalkan Ukraina saat Invasi Rusia

Ratusan ribu orang Ukraina mengugsi ke negara-negara tetangga. Mereka melarikan diri dari invasi Rusia.

Dalam tiga hari sejak invasi dimulai, lebih dari 115.000 orang telah menyeberang ke Polandia untuk beberapa bepergian selama lebih dari dua hari, yang lain bergabung dalam antrian sepanjang 15 km di titik perbatasan. Mereka yang melarikan diri sebagian besar adalah kaum perempuan dan anak-anak.

Alasannya, semua pria Ukraina berusia 18 hingga 60 tahun diperintahkan untuk tetap tinggal dan berjuang. Dalam beberapa kasus mereka terpisah dari keluarganya.

Tahanan Ukraina Dibebaskan dari Penjara

Baca juga: Rusia Tingkatkan Serangan di Ukraina, Manfaatkan Keunggulan Senjata

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan setiap tahanan yang memiliki pengalaman tempur akan dibebaskan dari penjara. Para tahanan itu akan dikerahkan untuk membantu pertahanan Ukraina dalam menghadapi serangan pasukan Rusia.

Seperti dilansir kantor berita Ukraina, Ukrinform dan media lokal The Kyiv Independent, Senin (28/2/2022), langkah tersebut diumumkan Zelenksy dalam pidato terbarunya pada Senin (28/2/2022) waktu setempat.

"Kita mendedikasikan setiap menit untuk perjuangan negara kita. Setiap orang yang bisa bergabung perjuangan melawan penjajah, harus melakukannya," ucap Zelensky dalam pidatonya.

Zelensky mengakui bahwa keputusan ini memang sulit diterima secara moral, namun diperlukan demi pertahanan negara.

"Oleh karena itu, keputusan telah diambil, tidak semata-semata dari sudut pandang moral, tapi juga dalam hal berguna untuk perlindungan kita. Warga Ukraina dengan pengalaman tempur yang nyata akan dibebaskan dari tahanan, dan akan bisa menebus kesalahan mereka di titik pertempuran," ujar Zelensky saat mengumumkan rencana pembebasan tahanan dengan pengalaman tempur.

Bahkan tahanan yang ditangkap dalam operasi antiteroris juga akan dibebaskan.

"Semua sanksi terhadap beberapa individu yang ditangkap dalam Operasi Anti-Teroris akan dicabut. Kuncinya sekarang adalah pertahanan," tegasnya.

Ukraina Klaim Ribuan Tentara Rusia Tewas Saat Invasi

Invasi Rusia ke Ukraina masih terus terjadi. Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim lebih dari 5.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sejak invasi dimulai pekan lalu. Ukraina juga mengklaim banyak kendaraan dan peralatan militer Rusia yang hancur.

Baca juga: KTT Ukraina Terus Mengupayakan Konsensus, Tapi...

Seperti dilansir BBC, dalam pernyataan via Facebook, sejumlah pejabat Ukraina menyebut bahwa sekitar 5.300 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sejak invasi dimulai pada Kamis (24/2/2022) lalu.

Disebutkan juga bahwa 191 unit tank, 29 jet tempur, 29 helikopter militer dan 816 kendaraan pengangkut lapis baja telah dihancurkan oleh militer Ukriana.

Klaim itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh BBC. Namun Kementerian Pertahanan Inggris meyakini Rusia mengalami korban jiwa cukup 'besar' dalam invasinya.

Zelensky Tanda Tangani Dokumen Keanggotaan Uni Eropa

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah secara resmi menandatangani dokumen pengajuan keanggotaan Uni Eropa untuk negaranya. Hal itu dilakukan setelah Zelensky meminta Uni Eropa untuk 'secara mendesak' menerima Ukraina bergabung dengan blok negara-negara Eropa tersebut.

Seperti dilansir NPR dan Reuters, Selasa (1/3/2022), akun Facebook resmi Zelensky menampilkan foto-foto saat Presiden Ukraina itu menandatangani dokumen pengajuan keanggotaan Uni Eropa dengan didampingi Perdana Menteri Ukraina dan ketua parlemen Ukraina.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru