Optika.id-Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menanggapi wacana usulan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut jelang Ramadan yang didukung dua ormas Islam. Yakni, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya,
"Itu merupakan kewenangan Kementerian Dalam Negeri," kata Wakil Wali Kota (Wawali) Armuji di Surabaya, Sabtu (5/3/2022).
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah Surabaya Deklarasikan Dukungan ke Eri-Armuji
Meski demikian, lanjut dia, jajaran Pemerintah Kota Surabaya saat ini terus bekerja keras agar PPKM turun level. Sehingga saat menyambut Ramadan, warga bisa menjalankan ibadah dengan khidmat.
Menurut dia, ada tiga indikator utama yang menjadi parameter penerapan level PPKM suatu daerah. Pertama, indikator transmisi komunitas COVID-19, yang mencakup tiga hal. Yakni data kasus konfirmasi positif COVID-19, data rawat inap dan data kematian akibat COVID-19.
"Saat ini untuk angka kesembuhan 94,3 persen atau sekitar 104.053 jiwa dan tren kesembuhan terus meningkat, semoga harapan warga bisa terwujud melalui gotong royong dan kesadaran bersama," ujarnya.
Ia menjelaskan penanganan COVID-19 di Kota Surabaya telah optimal melalui vaksinasi, testing dan tracing yang masif serta penerapan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat.
Sebelumnya, anggota DPR RI Muhammad Sarmuji mengusulkan agar PPKM jelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri dicabut dengan pertimbangan pemerintah sudah berhasil mengatasi pandemi COVID-19. Selain itu, agar umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadan bisa khusyuk dan tidak khawatir melanggar PPKM.
Baca juga: Eks Ketua KPU Surabaya Ditunjuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Eri-Armuji
Usulan tersebut kemudian mendapat dukungan dari Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Ahmad Muhibbin. Ia mengaku setuju dengan adanya wacana tersebut.
Bahkan, ia berharap agar segenap pemangku kepentingan yang ada di Indonesia memiliki satu tujuan yang sama. Sehingga, pelaksanaan ibadah di bulan Ramadan yang jatuh pada April 2022 dapat berlangsung dengan normal dan khidmat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya Hamri Al Jauhari. Ia menyebut jika wacana tersebut berhasil diterapkan, akan memberikan keleluasaan bagi umat Islam untuk beribadah di bulan Ramadan tanpa tekanan dari manapun.
Namun demikian, ia mengingatkan agar penerapan prokes tetap dijunjung tinggi seandainya PPKM menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri dicabut.
Baca juga: Aktivisi Ini Dukung Kotak Kosong dalam Pesta Demokrasi Pilwali Surabaya!
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi