Optika.id - Berbagai langkah dilakukan Pemprov Jatim guna memastikan PTM bagi sekolah bisa segera terlaksana. Salah satunya menggelar vaksinasi massal bagi pelajar SMA/SMK se-Jatim.
Pemprov Jatim menyiapkan sebanyak 57 ribu dosis untuk 38 kabupaten/kota se-Jatim. Artinya, setiap kabupaten/kota mendapat 1.500 dosis vaksin jenis Sinovac.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung vaksinasi massal di SMP dan SMK Islam Krembung, di Desa Rejeni, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (28/08/21).
Setibanya di SMP-SMK Islam Krembung, Gubernur Khofifah disambut Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi, Camat Krembung dan kepala sekolah.
Selanjutnya Gubernur Khofifah beserta rombongan meninjau pelaksanaan, serta menyapa peserta vaksinasi, tenaga kesehatan, dan tenaga vaksinator. Tak hanya meninjau di sekolah tersebut, orang nomor satu di Jatim itu juga melakukan video conference guna meninjau vaksinasi massal, sekaligus berdialog dengan pelajar sekaligus kepala sekolah SMA/SMK se-Jatim.
Dalam video conference tersebut, Gubernur menanyakan kondisi pelajar yang sudah menerima vaksinasi. Diantaranya, SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, SMKN 1 Kabupaten Tuban, SMKN 1 Jombang, SMAN 2 Situbondo, SMKN 2 Ponorogo, SMKN 2 Sampang.
" Anak-anakku, bagaimana rasanya setelah divaksin? Agak terasa sedikit, tapi nanti jadi lebih baik dan sehat ya nak. Lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka? Karena ini vaksin Sinovac, 28 hari lagi jangan lupa vaksin dosis kedua ya anak-anak," Sapa Khofifah dalam video conference dengan pelajar SMA/SMK se-Jatim.
Menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Gubernur Khofifah, para pelajar ada yang berceletuk tidak terasa sakit setelah vaksinasi, ada yang berkata sedikit terasa sakit.
Sementara untuk pembelajaran tatap muka, semua pelajar serentak menjawab bahwa mereka rindu untuk mengikuti pembelajaran dalam kelas.
Terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas Bertahap, Khofifah meminta kepada Kepala Sekolah SMA/SMK yang berada pada kabupaten/kota dengan zona level II dan III mempersiapkan pelaksanaan PTM, dengan memperhatikan Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 35 tahun 2021.
Termasuk juga memastikan seluruh guru,tenaga pendidik dan kependidikan telah divaksin.
Sebagai informasi, syarat dalam Inmendagri tersebut, yaitu kapasitas maksimal 50ri normal, dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter.
Kemudian, setiap siswa mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas, paling banyak 2 kali dalam seminggu, dan paling lama 4 jam pelajaran per hari, dengan 30 menit setiap pelajaran. Artinya dalam sehari PTM dilakukan selama 2 jam. Selain itu juga wajib disertai surat izin dari orang tua.
Pemberlakuan PTM Terbatas tersebut, contohnya bisa dilakukan di Kabupaten Sidoarjo, yang berada pada zona level III, atau Kabupaten Sampang dan Kabupaten Pamekasan yang berada pada zona level II.
Pada kesempatan yang sama Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim terus melakukan percepatan vaksinasi. Ada kebutuhan percepatan untuk PTM. Dan Kabupaten Sidoarjo ini sudah level III, maka sudah boleh melakukan PTM secara terbatas. Dengan syarat-syarat yang tercantum dalam Inmendagri no 35 Tahun 2021," ujar Khofifah.
Percepatan vaksin ini harus dilakukan secara massif, khususnya untuk remaja berusia 12-17 tahun dengan menggunakan vaksin Sinovac. Karenanya, stok vaksin Sinovac yang ada di Pemprov Jatim terus dimaksimalkan.
" Seperti yang dilaksanakan hari ini serentak se-Jatim," tandasnya.
Khofifah meminta pemaksimalan stok vaksin di kabupaten/kota untuk pelajar. Agar masing-masing kabupaten/kota yang sudah diperbolehkan melaksanakan PTM relatif lebih aman.
" Karena pada dasarnya yang wajib divaksin gurunya, tenaga pendidik dan kependidikan harus di vaksin. Sekarang kalau muridnya sudah divaksin, maka tingkat perlindungan saat proses PTM bisa makin maksimal. Karena semua merasa terlindungi," tegas Khofifah.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim mengatakan, PTM terbatas yang dimulai pada tanggal 30 Agustus 2021 masih belum 100%. Kapasitasnya hanya 50ri total siswa dalam kondisi normal.
" Semua sekolah masih melaksanakan blended learning. Jadi pembelajaran tatap muka, sekaligus melakukan pembelajaran jarak jauh," jelas Wahid.
"Untuk menunjang blended learning, Dinas Pendidikan Jatim memiliki inovasi baru yaitu aplikasi Jatim Cerdas Ruang Belajar. Dengan aplikasi ini, siswa yang belajar dari rumah bisa mengikuti pembelajaran secara interaktif terhadap pembelajaran yang ada di dalam kelas, bisa komunikasi dengan gurunya juga bisa berdiskusi dengan teman-temannya yang ikut pembelajaran di dalam kelas," imbuhnya. (den)
Editor : Pahlevi