Optika.id Banyuwangi - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Budi Arie Setiadi mengunjungi sejumlah desa wisata di Kabupaten Banyuwangi. Menurutnya, pengelolaan dan pengembangan wisata berbasis desa di daerah ujung Timur Pulau Jawa ini patut dijadikan dicontoh daerah lainnya di Indonesia.
Banyuwangi berhasil mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Geliat desa wisata begitu nyata dengan tetap menjaga lingkungannya. Pariwisata yang berbasis kelestarian alam seperti inilah yang memiliki daya tahan dan lebih terjaga keberlanjutannya, kata Budi saat mengunjungi pemandian alam Sendang Seruni di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Sabtu (2/4/2022).
Baca juga: Potret Desa Ketapanrame Mojokerto Sebagai Pemenang Desa Wisata Terbaik ADWI 2023
Budi melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi selama tiga hari, 31 Maret 2 April. Selama di Banyuwangi, ia bertemu dengan kepala desa dan BPD se-Banyuwangi. Sekaligus mengikuti program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) yang dilakukan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.
Menurut Budi, Tamansari merupakan salah satu desa wisata yang cukup sukses mengelola keindahan alamnya sebagai destinasi wisata. Atas upayanya tersebut, Desa Tamansari meraih juara 1 Kategori Desa Digital dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun lalu.
"Alami. Airnya segar karena langsung dari sumber. Sangat enak untuk healing. Menenangkan diri, ungkap Budi sembari menikmati segarnya air dan sejuknya udara di kaki Gunung Ijen tersebut.
Tak hanya ke Sendang Seruni, Budi juga meninjau destinasi wisata berbasis desa lainnya di Kecamatan Wongsorejo. Didampingi Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, ia bertandang ke Bangsring Underwater. Ini adalah salah satu obyek wisata maritim yang memadukan antara konservasi terumbu karang dan aktivitas ekonomi.
Bangsring dulu merupakan perkampungan nelayan yang berburu ikan dengan cara mengebom. Hal itu merusak ekosistem laut, tak terkecuali terumbu karangnya. Lambat laun populasi ikan menurun seiring rusaknya terumbu karang yang menjadi rumah ikan-ikan tersebut. Fenomena ini lantas menggerakkan anak muda di desa itu untuk melakukan perubahan.
Mereka bersama-sama menghalau nelayan yang menggunakan bom ikan. Mereka juga mulai mengkonservasi kembali terumbu karang yang hancur. Aktivitas tersebut kemudian menarik minat pengunjung. Dari aktivitas ini kemudian wisata tumbuh dan perekonomian warga setempat juga ikut terkerek.
Baca juga: Banyuwangi, Kota Jujugan Mahasiswa Luar Negeri Untuk Belajar Budaya!
"Jika potensi desa dikelola dengan baik, tentu akan menggerakkan perekonomian setempat. Sehingga kesejahteraan masyarakat akan terbentuk dengan sendirinya," terangnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah menyebut Banyuwangi memang menjadikan desa sebagai garda depan pembangunan. Termasuk pengembangan desa wisata. Hal ini sebagai bagian dari upaya mensejahterakan rakyat, khususnya kelompok ekonomi arus bawah.
Pariwisata membuka lapangan kerja sangat cepat. Selain itu, multiplier effect-nya juga sangat terasa. UMKM, warung rakyat, hingga homestay kami tumbuh, kata Sugirah.
Sugirah menegaskan, pemkab terus mendorong agar desa-desa di Banyuwangi terus mengembangkan potensi-potensi wisata di daerah masing-masing. Sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warganya.
Baca juga: Kabupaten Banyuwangi Jadi Pilot Project Transformasi Pelayanan Publik
Inilah kekuatan Banyuwangi. Dengan mengusung konsep pariwisata yang berbasis alam, kearifan lokal dan seni budaya akan semakin menambah daya tarik bagi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke Banyuwangi, pungkas Sugirah.
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi