Pandangan Guru Besar Sosiologi UNAIR Soal Fenomena Childfree di Indonesia.

Reporter : Jenik Mauliddina
prof_bagong1

Optika.id, Surabaya  - Childfree sendiri didefinisikan sebagai keputusan seseorang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak. Bagi masyarakat Indonesia, keputusan tersebut, menuai tanggapan pro dan kontra. Bahkan memunculkan banyak perdebatan cenderung pada stigma negatif ketika di Indonesia.

Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga (UNAIR), Bagong Suryanto, menjelaskan bahwa secara sosial status dan eksistensi perempuan pada jaman dulu dilihat dari seberapa banyak dia bisa melahirkan anak itulah kenapa terjadi perdebatan di masa sekarang.

Baca juga: 14 Ribu Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Unair

"kalau sekarang muncul perempuan yang mengumumkan tidak ingin punya anak, itu adalah perkembangan baru. Sah-sah saja dilakukan. Hanya saja pada titik tertentu nantinya, saya yakin kerinduan untuk punya anak akan muncul, terang Bagong, Kamis (02/09/2021).

kesuksesan perempuan kini sudah tidak lagi diukur dari ranah domestik, melainkan berdasar sektor publik seperti karir, prestasi, dan indikator baru lainnya. Pilihan untuk memiliki anak atau tidak, menurut Bagong merupakan suatu kebebasan yang sifatnya personal.

Perbedaan respons tersebut, lanjut Bagong dikarenakan adanya perbedaan masyarakat dalam menghormati hak. Masyarakat luar negeri, itu sangat menghormati hak privat dan otonomi individu. Sementara, diIndonesia, masyarakat dianggapnya lebih menghargai hak kelompok.

Saya yakin childfree adalah sikap sebagian kecil perempuan. Sebagai hak pribadi, boleh-boleh saja mereka memilih seperti itu dan masyarakat tidak perlu merespons secara serius, ucap Bagong yang juga dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Anak.

Baca juga: Halal Bihalal, Khofifah Ingin Unair Jadi Kampus Top Dunia

Bagong menjelaskan ada dua kemungkinan utama. alasan seorang pasangan untuk memilih childfree, Alasan pertama menurutnya adalah usia. Bisa jadi, seseorang memilih tidak ingin punya anak karena usianya masih muda.

Pada tingkat elementer, lanjutnya, perempuan juga bisa menunda untuk punya anak dengan cara menikah pada usia yang benar-benar sudah matang, ujarnya.

Alasan kedua adalah adanya hasrat untuk meniti karir. Dalam perjalanan meraih kesuksesan karir, tidak sedikit perempuan yang menganggap bahwa hadirnya seorang anak menjadi rintangan tersendiri.

Baca juga: Berikut Keketatan dan Daya Tampung Prodi Soshum UNAIR

Kalau dibilang alasan childfree adalah karena masih banyak anak yang terlantar atau tidak ingin menambah populasi di bumi, saya rasa itu rasionalisasi dan bukan alasan sesungguhnya,tambahnya. (Jen)

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru