Ketua DPD RI Minta Pemerintah Desak PBB Beri Sanksi Tegas ke Israel!

Reporter : Seno
IMG-20220417-WA0026

Optika.id - Ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti bereaksi keras terhadap serangan tentara Israel kepada warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur. La Nyalla meminta Pemerintah Republik Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations untuk memberikan sanksi tegas kepada Israel.

"Tindakan Israel jelas-jelas tak dapat dibenarkan. Saya mendesak pemerintah segera mengambil sikap untuk menekan PBB menjatuhkan sanksi terhadap Israel," tegas La Nyalla dalam keterangannya, Minggu (17/4/2022).

Baca juga: Pemimpin Tertinggi HAMAS, Yahya Sinwar Tewas Akibat Operasi Militer Israel di Gaza

Menurut La Nyalla, dunia internasional perlu memberikan perhatian kepada masyarakat di Palestina.

"Untuk beribadah saja saudara kita di Palestina sangat sulit. Semestinya pemerintah terus menekan PBB atas tindak kejahatan tentara Israel terhadap Palestina," tutur Senator asal Jawa Timur ini.

Dia mengakui tak mudah memperjuangkan hak warga Palestina. Namun, hak warga Palestina untuk tetap mempertahankan tanah kelahiran menurutnya harus terus didukung.

"Dunia sepakat tak ada lagi kekerasan, penindasan dan penjajahan di muka bumi ini. Oleh karenanya, atas nama keadilan dan kemerdekaan, Israel harus mendapat hukuman setimpal atas setiap tindakannya terhadap warga Palestina," tuturnya.

Hal senada dikatakan Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar. Dia meminta organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menindak tegas Israel yang menyerang warga Palestina di Masjid Al-Aqsa pada Jumat (15/4/2022) lalu. Cak Imin sapaan akrabnya mendesak ada sanksi kepada Israel.

"Saya juga mendorong PBB tegas memberikan sanksi ke Israel, ujar Ketua Umum PKB ini dalam keterangannya, Minggu (16/4/2022).

Dia juga berharap seluruh masyarakat internasional mengecam dan bertindak tegas terkait kesewenangan Israel terhadap warga Palestina.

"Saya mengecam keras setiap aksi kekerasan dan kekejaman yang dilakukan Israel kepada saudara-saudara kita di Masjid Al-Aqsa Palestina. Apalagi dilakukan di tengah bulan Ramadan ini," tambah Cak Imin.

Dia menyebut Israel terus memaksakan perluasan kawasan kekuasaannya. Hal itu kemudian menjadi sumber masalah di wilayah Palestina.

"Israel dengan ambisi politik ekspansionisnya terus memaksakan perluasan kawasan kekuasaannya hingga menjadi sumber berbagai masalah di wilayah dan negara Palestina," tukasnya.

Kemlu Kecam Tindakan Israel

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa. Kejadian tersebut menimbulkan 152 korban jiwa dari waga Palestina.

Pernyataan sikap ini disampaikan melalui akun Twitter resmi @Kemlu_RI, seperti dikutip Optika.id, Sabtu (16/4/2022).

"Indonesia mengecam keras aksi kekerasan bersenjata aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa (15/4/2022) yang memakan korban jiwa dan luka-luka," tulis Kemlu.

Kemlu berpendapat, tindakan itu sama sekali tidak bisa dibenarkan dengan dalih apapun. Indonesia juga mendesak kekeraaan tersebut dapat segera dihentikan.

Baca juga: Dua Prajurit TNI Terluka Ditembak Israel

Kemlu menyayangkan sikap Israel yang melakukan tindak kekerasan di area Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat ibadah. Apalagi, peristiwa itu terjadi ketika umat Islam tengah berada di bulan suci Ramadan.

"Tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan, apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjid Al-Aqsa di bulan suci Ramadan," katanya.

Diketahui, aksi kekejaman Israel makin menjadi-jadi. Di tengah suasana Bulan Ramadan pasukan Israel meyerbu Masjid Al Aqsa, Jumat (15/4/2022). Akibat serangan ini 152 orang warga Palestina terluka.

Serangan zionis ini terjadi setelah Salat Subuh. Begitu salat selesai, pasukan keamanan Israel menggeruduk kompleks yang menjadi tempat suci umat Islam itu.

Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, sebagian besar korban luka terkena peluru karet, granat kejut, serta pukulan tongkat polisi.

Kepolisian Israel mengklaim ratusan warga Palestina melempar petasan dan batu ke arah pasukan serta menuju tempat ibadah Yahudi di Tembok Barat, Kota Tua, usai Salat Subuh.

Polisi lalu memasuki kompleks Masjid Al Aqsa untuk mencari orang yang melempar dan memaksa kerumunan jamaah meninggalkan kompleks. Namun yang terjadi serangan membabi buta terhadap setiap warga Palestina di dalam kompleks masjid sehingga memicu perlawanan. Ratusan warga Palestina ditangkap dalam bentrokan itu.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett angkat bicara mengomentari bentrokan terbaru ini melalui cuitan.

"Kami sedang bekerja untuk memulihkan ketenangan, di Bukit Bait Suci dan seluruh Israel. Di samping itu, kami mempersiapkan skenario apa pun dan pasukan keamanan siap untuk tugas apa pun," kata Bennett.

Baca juga: Israel Berencana Balas Serangan Iran dalam Skala Besar

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak Israel bertanggung jawab penuh dan langsung atas serangan ke Masjid Al Aqsa dan segala konsekuensinya.

Pasukan keamanan Israel berada dalam siaga tinggi setelah serangkaian serangan mematikan di penjuru negara itu selama 2 pekan terakhir. Namun bentrokan di daerah pendudukan, termasuk di sekitar Masjid Al Aqsa, bisa memicu konfrontasi lebih luas.

Hamas, faksi perjuangan Palestina yang menguasai Gaza, mengecam kekejaman polisi Israel dengan mengatakan pemerintahan Zionis harus bertanggung jawab atas konsekuensi aksi mereka. Hamas Kelompok yang menguasai Gaza biasanya bereaksi jika pasukan keamanan Israel menyerang Masjid Al Aqsa.

Pasukan keamanan Israel dalam siaga tinggi setelah serangkaian serangan jalanan Arab yang mematikan di seluruh negeri selama dua minggu terakhir. Konfrontasi di kompleks Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem yang bertembok menimbulkan risiko kambuh menjadi kebakaran besar yang lebih luas seperti perang Gaza tahun lalu.

Kompleks Al Aqsa berada di atas dataran tinggi Kota Tua Yerusalem Timur yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Lokasi itu dikenal oleh umat Islam sebagai Al Haram Al Sharif dan Yahudi menyebutkan sebagai Bukit Bait Suci.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru