Rentetan masalah penyaluran Bansos

Reporter : angga kurnia putra
1630604087263

Menteri Sosial Tri Rismaharini kerap meluapkan emosi meluap luap ketika mengetahui ada kecurangan atau permasalahan dalam penyaluran bantuan sosial.

Diketahui Risma sering meluapkan amarahnya saat melakukan inpeksi mendadak dilapangan, dari pendamping penerima bansos, rekanan E-warung, hingga pejabat bank pernah menjadi sasaran amuka risma tersebut, dan hal itu berdasar, optika akan merangkum beberapa luapan emosi Risma saat melakukan sidak lapangan.

Risma marah bansos di potong di tangerang.

Pada tanggal 28 juli saat melakukan sidak di kecamatan karang tengah kota tangerang Risma murka, karena menerima aduan dari warga bahwa dana bantuan mereka di potong oleh oknum pendamping.

Seorang warga juga mengaku bantuan yang di dapatnya tersebut dipotong Rp.50 ribu oleh oknum pendamping tersebut, "kamu dananya di potong oleh siapa, jangan takut, ada polisi disinu yang menindak lanjuti" tanya Risma kepada salah seorang warga tersebut.

Selain itu pada saat inpeksi tersebut Risma juga mendapati ada nilai bantuan pangan non tunai (bpnt) yang tidak sampai Rp.200 ribu sesuai ketentuan.

Pencairan bansos BPNT macet di tuban

Pada tanggal 24 juli Risma juga melakukan sidak di kelurahan Sendangharjo,kecmatan Tuban, kabupaten Tuban, Jawa Timur, dimana bantuan yang seharusnya disalurkan untuk 3 bulan, hanya di salurkan 2 bulan.

Di Tuban Risma memarahi kepala Dinso kabupaten Tuban, Jawa Timur, Eko Julianto lantaran bantuanya tersendat 1 bulan, atas kejadian tersebut Eko Julianto selaku kepala Dinsos kabupaten Tuban, akan berjanji menyelesaikan masalah tersebut secepatnya.

Saat sidak bansos di Lumajang dang Jember

Diketahui Risma mengunjungi Lumajang Dan Jember pada 29 Agustus lalu, di Lumajang Risma mengunjungi desa Sawaran Kulon Kecamatan Kedungjajar, Lumajang, disini Risma mendapat temuan penyelewengan dana oleh oknum rekanan E-warung, dan oknum pendamping, sehingga dana yg di terima penerima bantuan sering kali di potong.

Di Jember Risma bertemu dengan jajaran pemerintah daerah kabupaten Jember, dan 2 petinggi bank BUMN, dimana di Jember Risma menemui masalah penyaluran kartu ATM yang lambat, sehingga memarahi pihak bank.

"Ini dari bulan maret sampe juli lho pak,masa' tidak ada perkembangan, 8000 kartu lebih belum tersalurkan, ini pihak saya beri peringatan, dan bapak harus memberikan peringatan kepada pemimpin bank setempat, saya beri waktu 2 hari untuk menyelesaikan masalah ini " pungkas Risma terhadap seorang petinggi bank BUMN tersebut.

Meminta pejabat bank terkait membuka Blokir ATM di Riau

pada tanggal 31 Agustus kemarin Risma melakukan Pertemuan di salah satu hotel di kota Pekanbaru, Riau dengan kepala Dinsos se provinsi Riau, disini risma menemukan bahwa ada total, 3760 kartu ATM keluarga pemerima manfaat(KPM)terblokir.

     Ada 5 daerah yang menjadi perhatian yaitu Kota Pekanbaru, Pelalawan, Rokan Hulu, Hndragiri Hilir, dan Kampar, dari total 3760 kasus tersebut 276 terjadi pada saat penyaluran bantuan tahap pertama, dan sisanya tahap kedua.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru