Darurat Hepatitis Pada Anak, Berikut Cara Pencegahannya

Reporter : angga kurnia putra
Darurat Hepatitis Pada Anak, Berikut Cara Pencegahannya

Optika.id-Meski hepatitis misterius dengan gejala berat bisa menimbulkan kematian, para orang tua terutama ibu diharapkan untuk tidak panik. Tetapi harus tetap waspada.

Menurut dokter spesialis anak, Prof Dr dr Hanifah Oswari SpA(K), kematian bisa dicegah dengan menemukan gejala hepatitis misterius yang tidak diketahui pasti penyebabnya sejak awal.

Baca juga: Pastikan PTM Aman, Kemendikbud Gandeng Kemenkes Pencegahan Hepatitis Akut

"Agar kita punya waktu untuk bisa menolongnya," kata Hanifah dalam temu media secara daring, Jumat (6/5/2022).

Hanifah menyebutkan, secara umum gejala awal penyakit hepatitis misterius adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna gelap.

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orangtua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Hanifah, menekankan, jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Sebab, kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat.

Menurut Hanifah, Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

"Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil," katanya.

Oleh sebab itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis misterius sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.

Cegah Jangan Sampai Anak Terkena Hepatitis Misterius

Meski belum diketahui pasti penyebab penyakit hepatitis misterius pada anak, tapi sejumlah virus diduga jadi biang keroknya, yaitu Adenovirus 41, SARS-CoV-2, dan virus ABV. Semuanya menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan.

Guna mencegah risiko terjadinya hepatitis misterius pada anak, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

"Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat," kata Hanifah.

Baca juga: Antisipasi Hepatitis Akut, Dinkes Surabaya Optimalkan Sosialisasi

Selain itu, guna mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran saluran pernapasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.

Hepatitis Misterius Serang Anak-Anak di Bawah Usia 5 Tahun

Tak hanya di Indonesia, hepatitis misterius juga sedang terjadi di negara-negara lainnya. Pasiennya memang mayoritas didominasi oleh anak-anak.

Hanifah mengungkapkan bahwa pasien hepatitis akut misterius sejauh ini memang ada dalam kategori usia anak-anak.

"Dari laporan-laporan di banyak negara itu sudah diteliti bahwa kasus yang tertua itu 16 tahun. Jadi tidak ada yang lebih dari 16 tahun," katanya.

Hanifah menuturkan, kebanyakan pasien dalam kasus hepatitis akut misterius yang terjadi berumur di bawah 10 tahun.

"Inggris mengatakan bahwa itu lebih banyak pada anak-anak di bawah lima tahun. Jadi, memang kelihatannya penyakit ini khusus mengenai anak-anak saja," kata Hanifah.

Baca juga: Hetifah Sjaifudian: Adanya Penyebaran Hepatitis, PTM Boleh Asal Kantin Tutup

Pasien dugaan hepatitis akut misterius di Indonesia yang sebelumnya meninggal dunia berumur dua, delapan, dan 11 tahun. Satu diantaranya yakni yang berumur dua tahun belum mendapatkan vaksin hepatitis maupun vaksin COVID-19.

Hanifah menjelaskan, ketiganya juga tiba di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dalam keadaan kritis dan merupakan rujukan dari rumah sakit di Jakarta.

Hingga kini, investigasi terkait hepatitis akut misterius di Indonesia masih terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Namun, belum diketahui pasti kapan investigasi tersebut selesai dilakukan.

Reporter: Angga Kurnia Putra

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru