Optika.id-Legislator menanggapi gagasan pembentukan organisasi pemuda lintas agama oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang dinilai sebagai langkah tepat untuk mencegah radikalisme di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Anggota Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kota Arif Fathoni di Surabaya, Jumat, mengatakan
pihaknya mengapresiasi langkah Wali Kota Eri Cahyadi tersebut karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pondasi bangunan besarnya adalah keberagaman.
Baca juga: Surabaya Bergerak Jilid II: Gotong Royong Warga Hadapi Musim Hujan
"Bila saat ini masih ada yang menanyakan nilai-nilai keberagaman, maka orang tersebut patut dipertanyakan rasa Nasionalisme dan nilai-nilai keindonesiaannya. Artinya, pemuda 1928 itu sudah punya konsensus kebangsaan. Apapun agamamu, suku, bahasamu, kita ini sebagai satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia, bertanah air satu, berbahasa satu," kata dia, Jumat (27/5/2022).
Menurut dia, yang berpotensi menghancurkan keberagaman adalah paham radikal yang berafiliasi dengan kepentingan asing dan ingin menggugah nilai-nilai keindonesiaan.
"Makanya yang dilakukan Walikota dengan meminta perwakilan pemuda lintas agama. Sebagai trigger yang akan mengedukasi tentang bahaya laten gerakan radikalisme, itu saya acungi jempol," kata Fathoni.
Peran pemuda tersebut diharapkan Fathoni jadi agen perubahan, sebagai gerakan penyadaran bagi masyarakat yang terpapar gerakan radikalisme.
"Memang pascareformasi organisasi-organisasi kepemudaan yang berhimpun di KNPI kemudian perannya tidak begitu sentral lagi," kata dia.
Kendati begitu, dia tetap mendorong wali kota mengajak bicara kelompok gerakan mahasiswa Cipayung plus karena selama ini meraka sering advokasi kepentingan masyarakat. Kelompok Cipayung Plus ini terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik (PMKRI).
Baca juga: Pemkot Surabaya Rencanakan Bangun Rumah Pompa Air Baru pada 2025 Demi Atasi Banjir
"Organisasi intra kampus maupun ekstra kampus, juga diajak bicara tentang bagaimana melawan gerakan radikalisme di Kota Surabaya," kata Alumni Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya ini.
Sehingga, lanjut dia, nantinya tidak hanya perwakilan lintas agama yang diminta, namun juga mengajak urun rambuk teman-teman gerakan intra dan ekstra kampus yang ada di Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menggelar rapat bersama dengan tokoh lintas agama di Balai Kota Surabaya, Senin (23/5), guna membahas pembentukan organisasi pemuda lintas agama guna mencegah radikalisme.
Eri ingin wadah ini digerakkan oleh pemuda dari berbagai keyakinan di dalamnya, mulai dari pemuda gereja, pemuda masjid, pemuda vihara, pemuda konghucu, pemuda pura dan sebagainya yang dibentuk untuk menjaga toleransi antarumat beragama di Kota Surabaya.
Baca juga: Sebanyak 238 Balai RW Surabaya Jadi Tempat Sinau dan Ngaji Bareng!
"Kalau pemuda ini dikumpulkan jadi satu untuk kepentingan negara dan kota, maka akan sangat luar biasa. Misal, nanti kalau ada dari agama A yang mengalami kesusahan, maka ada dari keyakinan B yang membantu, begitu seterusnya," ujar Eri.
Reporter: Angga Kurnia Putra
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi