Cerita Korban Selamat Penembakan Texas, Kamuflase Gunakan Darah Temannya

Reporter : Jenik Mauliddina
Cerita Korban Selamat Penembakan Texas, Kamuflase Gunakan Darah Temannya

Optika.id -  Peristiwa penembakan brutal oleh Salvador Ramos di Texas menyisakan trauma bagi korbannya. Remaja 18 tahun itu mengamuk dan selama 90 menit memberondong Sekolah Dasar Robb di Kota Uvalde dengan peluru dan kehancuran 19 anak tak berdosa.

Saat penembakan massal terjadi, salah satu siswi, Miah Cerillo, menggunakan kecerdasannya untuk bertahan hidup. Gadis 11 tahun itu melumuri tubuhnya dengan darah teman-temannya lalu did-pura mati.

Baca juga: WNI Korban Salah Sasaran di Texas Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Dikutip dari Indiatimes.com, Senin (30/5/2022), Miah terlambat satu jam ke sekolah karena punya janji dengan dokter hari itu. Tapi setiap hari dengan cepat berubah setelah penembak tiba-tiba di sekolahnya.

Dengan taktik pertahanan diri itu, Miah dan seorang teman yang juga selamat menggunakan ponsel guru mereka yang tewas untuk meminta bantuan polisi. Kesaksiannya itu adalah laporan pertama yang muncul dari Robb Elementari School Uvalde.

Meski Miah dan satu temannya sudah melakukan taktik bertahan hidup kematian kamuflase ini, teman teman itu tidak selamat. Identitas teman sekelasnya yang meninggal belum terungkap.

Miah menceritakan kepada wartawan lokal bagaimana pertama kali Ramos masuk ke ruang kelasnya. Saat itu Ramos melakukan kontak mata dengan gurunya dan kemudian mengucapkan Selamat Malam lalu menembak mati guru itu.

Setelah itu, Ramos memberondong ruang kelas itu dengan tembakan dari senapan semi-otomatisnya. Miah menambahkan dalam membuktikannya, Ramos lalu pergi ke ruang kelas lain.

Anak-anak menjerit ketakutan ketika Ramos menembaki mereka, sebelum mulai memainkan musik yang keras dan sedih. Di situlah Miah dan temannya mengambil ponselnya dan menelepon 911 untuk meminta bantuan.

Dalam peristiwa itu, Miah yang terluka di kepala dan bahunya, sangat takut pasukan bersenjata itu akan kembali. Sehingga dia mencelupkannya ke dalam darah seorang teman yang sudah meninggal dan mengoleskannya pada dirinya sendiri. Dia kemudian hanya diam sampai bantuan akhirnya datang.

Ibu Miah, Abigale Veloz, telah membuat halaman GoFundMe untuk membantu membayar bantuan medis dan psikologis yang dibutuhkan putrinya setelah pertemuan tersebut.

Baca juga: Istri Korban Penembakan di Sidoarjo Duga Pelaku Sepupu Sendiri, Minta Pelaku Dihukum Mati

Kelasnya salah satu ruangan utama yang jadi sasaran, kata Veloz di laman GoFundMe.

Dia akan membutuhkan banyak bantuan dengan semua trauma yang dia alami, imbuhnya.

Putri saya adalah (seorang) orang yang luar biasa dan merupakan saudara perempuan yang sangat baik untuk saudara-saudaranya.

Pada Jumat (27/5/2022) waktu setempat, dari sumber tersebut mengumpulkan lebih dari US$270 ribu, jauh di atas target awalnya sebesar US$10 ribu.

Bibi dari gadis 11 tahun itupun membahas taktik bertahan hidup yang digunakan oleh keponakannya. Dia mengatakan kepada wartawan lokal bahwa,

Baca juga: Korban Penembakan di Sidoarjo Meninggal Usai 2 Hari Kritis, Ada 4 Lubang di Tubuh

Miah darah dan mengoleskannya pada dirinya sendiri untuk menduga-pura bahwa dia sudah mati, katanya. Adik ipar saya mengatakan bahwa [Miah] melihat temannya berlumuran darah, dan dia mendapat darah dan mengoleskannya pada dirinya sendiri, kata dia.

Bibinya mengatakan anak berusia 11 tahun terluka dalam penembakan itu tetapi sekarang telah pulih dan keluar dari rumah sakit. Bibinya mengungkapkan bahwa Miah sedang berjuang untuk pulih dari trauma dan kematian teman-teman sekelasnya.

Saudara perempuannya yang duduk di kelas dua juga terguncang akibat serangan itu. Namun, sebagai keluarga, ia menyebutkan bahwa seluruh keluarga akan membantu kakak adik itu untuk mengatasi traumanya.

Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru