Ketum Partai Gelora: Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Reporter : Uswatun Hasanah
Ketum Partai Gelora: Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Optika.id - Beberapa waktu yang lalu, Bank Dunia atau International Monetary Fund (IMF) mengeluarkan data yang menyebut sekitar 60 negara akan ambruk perekonomiannya sebab ancaman serta krisis global yang tak menentu. 40 negara di antaranya bahkan bisa mengalami keambrukan dan berada dalam kondisi ketidakpastian.

Merespons hal tersebut, Anis Matta selaku Ketua Umum Partai Glombang Rakyat (Gelora) Indoneisa Anis Matta mengatakan, dengan mengutip dari kata Hendrick Kissinger, sebaiknya Ukraina segera berdamai dengan Rusia dan untuk itu harus bersedia membiarkan beberapa wilayahnya menjadi milik Rusia. Sebab kalau perdamaian ini tidak dilakukan dua bulan kedepan, maka perang ini tidak akan terkontrol.

Baca juga: Partai Gelora Usung Anis Matta dan Fahri Hamzah Maju Capres-Cawapres 2024

Kalau kita melihat ini peringatan keras sebenarnya bukan suatu perdamaian antara Rusia dan Ukraina, tetapi ini suatu fase yang diperlihatkan Hendrick Kissinger bahwa kita sedang memasuki situasi yang sudah tidak terkontrol, kata Anis Matta dalam keterangannya secara daring, Kamis (23/6/2022).

Menurut Anis, saat ini masih belum nampak tanda-tanda perang Rusia dan Ukraina akan berakhir. Sebab, malahan Amerika dan Inggris justru menambah bantuan ke Ukraina. Jadi, tambah Anis, nampaknya dunia sudah memasuki suatu fase dari situasi perang yang tadinya hanya lokal, maka tidak mustahil jika nantinya menjadi perang besar sebab campur tangan dari negara-negara sekitar yang memiliki kepentingan.

 Apa lagi panglima militer Inggris yang baru diangkat beberapa waktu lalu, di pidato pertamanya justru mengingatkan kemungkinan terjadinya perang dunia ke tiga dan Inggris harus bersiap berhadapan dengan Rusia secara langsung dalam perang terbuka di daratan, lanjutnya.

Artinya gejala-gejala ini semua tidak ada satu tanda satu tanda perang ini akan berhenti atau selesai dalam waktu dekat.

Adapun dampak yang terlihat dari perang Rusi Ukraina adalah ekonomi yang mengalami inflasi, terutama pada sektor energy dan pangan yang diprediksi akan lebih lama daripada yang diduga.

Baca juga: Dugaan Istana Perintahkan Loloskan Partai Gelora, Hadar Gumay Serahkan Data Tersebut ke Komisi II DPR

Selain itu, Anis memaparkan survei yang baru saja keluar di Amerika yang mengatakan bahwa, hanya sebelas persen masyarakat Amerika yang percaya bahwa sebab inflasi ini adalah Putin. Justru lebih dari lima puluh persen masyarakanya percaya ini karena Biden.

Kalau kita menarik satu garis dari sini, sebenarnya kita bisa memahami pernyataan atau analisis Bank Dunia atau International Monetary Fund (IMF) tentang kemungkinan ambruknya beberapa negara karena tidak kuat bertahan di tengah badai krisis ini, ujarnya.

Dapat disimpulkan, ucap dia, penyelesaian krisis ekonomi tidak dipecahkan secara ekonomi melainkan secara militer.

Baca juga: Fahri Hamzah Minta KPU Bentuk Forum Adu Gagasan Antar Parpol

Reporter: Uswatun Hasanah

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru