Andi Mallarangeng Tegaskan Demokrat Tak Mungkin Koalisi dengan PDIP!

Reporter : Seno
images - 2022-06-27T090943.178

Optika.id - Pemilihan Presiden 2024 masih 2 tahun lagi, tapi suhu politik sudah panas. Para ketua umum dan petinggi partai politik sibuk menjajaki koalisi.

Terbaru, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Baca juga: Berikut Nama-nama yang Akan Diusung Demokrat di Pilkada Serentak 2024!

Pertemuan itu menyusul pertemuan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mantan wakil presiden Jusuf Kalla.

Andi Mallarangeng, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat mengungkapkan, Demokrat punya target jelas di Pilpres 2024.

"Harus capres. Kalaupun tidak ya calon wapres," kata Andi di sela Muscab Partai Demokrat Sulut di Manado, seperti dilansir tribunnews, Minggu (26/6/2022).

Menurutnya, semua peluang Koalisi masih terbuka. Termasuk dengan PDIP, Golkar dan Gerindra.

Meski demikian, Andi menegaskan peluang dengan PDIP sangat tidak mungkin. Selain Demokrat oposisi, sebelumnya PDIP telah menyatakan lebih dulu tak akan berkoalisi dengan Demokrat.

"Sebelumnya PDIP kan bilang, tak akan koalisi dengan Demokrat dan PKS. Ya wajar, kita ini kan oposisi," katanya.

Lagipula, lanjutnya, semangat Demokrat ialah melakukan perubahan dan perbaikan.

"Ya yang mau jalan sendiri ya tidak apa-apa. Banyak yang harus dibenahi. Harga-harga serba naik. Bangsa ini tidak baik-baik saja. Indonesia ini sangat luas. Perlu kerja sama," kata Andi yang didampingi Ketua Demokrat Sulut, Elly Lasut dan Sekretaris, Billy Lombok.

Dia pun menyentil, koalisi Golkar, PPP dan PAN (Koalisi Indonesia Bersatu). Menurutnya, KIB tidak memiliki kader yang cukup kuat sebagai capres.

"Di mana pusat gravitasinya. Kalau tidak ada pusat gravitasinya? Salah sedikit melayang. Dengan Gerindra, sangat potensial. Lalu siapa yang jadi capres dan siapa cawapres. Pasalnya, Prabowo Subianto pasti maju lagi. Kita lihat saja nanti survei ke depan seperti apa. Kalau potensi menangnya lebih besar Pak Prabowo, berarti AHY wakilnya. Tapi masih lama, dinamis sekali," katanya.

"Terakhir, ini yang menarik. Koalisi Demokrat, PKS dan Nasdem. Nasdem tak punya kader yang bisa jadi capres. PKS apalagi. Satu-satunya yang punya tokoh dan menjual, peluang menang ya Demokrat. AHY tren elektabilitas naik terus," imbuhnya.

Menurutnya, deklarasi Nasdem yang mengusung tiga nama, Anies Baswedan, Andika Perkasa dan Gandjar Pranowo belum final.

"Kita belum sampai pada orang. Kriteria saja dulu. Kriteria yang bisa menang, bisa kita ukur semua. Elektabilitasnya? Boleh menang tidak?" katanya.

Peluang AHY-Anies Sangat Besar

Dia pun mengungkapkan, peluang AHY dipasangkan dengan Anies Baswedan sangat besar. Rumusannya sederhana menurut Andi.

"Siapa yang elektabilitas lebih tinggi bisa capres. Ada kemungkinan Anies-AHY atau AHY-Anies. Masih ada waktu. Pendaftaran calon presiden Oktober tahun depan," katanya.

Peluang lainnya, kata Andi, adalah Partai Demokrat, PAN dan PPP. Meskipun baru sebatas wacana.

Andi mengakui sejauh ini yang intensif dibahas ialah koalisi dengan Nasdem dan PKS. "Tadinya juga dengan PKB dan PKS," jelasnya.

Baca juga: Nama Anies Tak Masuk Radar Demokrat untuk Pilkada DKI Jakarta!

Dia menegaskan, Partai Demokrat tetap menyodorkan AHY sebagai capres.

"Dengan kriteria, ada yang lebih baik kita Terima tapi kalau AHY bisa memenangkan tolong diterima," katanya.

Andi menyebut, kemungkinan besar di Pilpres 2024 akan ada tiga poros.

"Kita harus bersaing sehat tanpa ada benturan karena politik identitas seperti sebelumnya," katanya.

Demokrat Hormati Perbedaan

Kepala Bakomstra Demorat Herzaky Mahendra Putra menambahkan, Partai Demokrat menghormati setiap perbedaan dan mengedepankan toleransi kepada semua parpol di Tanah Air. Demokrat juga mengaku bukan parpol yang hanya menjual slogan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Demokrat menghormati perbedaan dan mengedepankan toleransi, bukan sekadar jualan slogan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, tapi malah mengekalkan polarisasi dan politik identitas demi efek elektoral semata, ataupun menakuti-nakuti kelompok tertentu agar mau mendukung pihaknya di pemilu, misalnya," kata dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022).

Herzaky mengatakan Demokrat juga menghargai independensi, mekanisme internal, dan kebijakan partai lain, termasuk soal koalisi dan kerja sama dalam pemilu.

"Sikap Partai Demokrat sangat jelas. Seperti yang disampaikan Ketua Umum kami, AHY, dalam berbagai kesempatan, kalau Demokrat sangat menghargai kemandirian, independensi, mekanisme internal, dan pilihan dari setiap partai, dalam menentukan ingin berkoalisi atau bekerja sama dengan partai mana untuk Pilpres 2024," tuturnya.

Karena itu, Demokrat berharap parpol lain juga bersikap sama, yakni menghormati dan menghargai Demokrat dalam menentukan koalisi di Pemilu 2024. Partai berlambang mirip logo Mercy itu juga berharap tidak ada ancaman dalam upaya mereka membangun koalisi.

Baca juga: Partai Demokrat Nyatakan Dukungan untuk Eri-Armuji di Pilkada Mendatang

"Karena itu kami juga berharap independensi, kemandirian, mekanisme internal, dan pilihan kami dalam menentukan rekan koalisi atau kerja sama menuju 2024, dihormati dan dihargai pula," kata Herzaky.

"Kami harapkan, tidak ada upaya tekanan-tekanan, paksaan, bahkan ancaman-ancaman, semisal upaya kriminalisasi atau gangguan terhadap bisnis kader-kader kami, maupun upaya perampasan kepemimpinan terhadap partai kami ataupun calon rekan koalisi kami," imbuhnya.

Sebelumnya, terkait kerja sama membangun koalisi dengan Demokrat sempat disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Secara pribadi, Hasto menyebut PDIP tak mudah untuk bisa koalisi dengan Demokrat.

"Ya, koalisi ini harus melihat emosional bonding pendukung PDIP, begitu. Pendukung PDIP ini rakyat wong cilik yang tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik, rakyat apa adanya, rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat sehingga aspek historis itu tetap dilakukan," kata Hasto di sela-sela Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

"Kalau saya pribadi sebagai sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu," sambung dia.

Diketahui, sebelumnya Partai Golkar telah menggalang koalisi dengan PPP dan PAN (Koalisi Indonesia Bersatu). Sedangkan Partai NasDem menyebut akan berkoalisi dengan PKS.

Reporter: Pahlevi

Editor: Aribowo 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru