Optika.id Budayawan Indonesia Soegeng Rahardjo Djarot, atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya sebagai Eros Djarot mengungkapkan pendapatnya mengenai sistem pemerintahan di Indonesia yang dinilai telah membuat para kaum nasionalis menjadi lemah.
"Nah kalau (kaum) nasionalis ini ya, inilah era kekalahan substansia dari nasionalis. Jarene, kaum nasionalis itu berkuasa, pertanyaan saya, kalau berkuasa ya harus menguasai," ungkap Eros Djarot saat menjadi pembicara dalam Orasi Kebudayaan yang diselenggarakan di Balai Pemuda, Surabaya beberapa waktu yang lalu.
Dirinya kemudian mengatakan apabila peran mereka sekarang tidak terlalu berpengaruh dalam pemerintahan Indonesia, apalagi di dalam kancah dunia politik.
Djarot menganggap bahwa kaum nasionalis pada saat ini tidak mempunyai kekuasaan yang setara dengan apa yang mereka punya dahulu.
"Apanya yang berkuasa? Berkuasa tapi tidak menguasai apa-apa. It's a bitter common," terangnya.
Ia juga menyatakan jika pada saat ini, dirinya tidak dapat menumbuhkan semangat Pancasila yang selalu diangkat tinggi oleh para nasionalis.
"Terlebih lagi di dalam bangsa yang masih mempunyai rasa individualis yang tinggi. Di bumi ini, saya tidak sanggup membunyikan pancasila. Pertanyaan dasar, saya tidak bisa menumbuhkan pancasila di tanahnya para individualisme, liberalisme, dan kapitalisme," kata Djarot
"Jika nasionalis itu katanya menang, nggak ada itu namanya kadrun cebong itu nggak ada, apalagi berudu. Sekarang kok malah terpecah belah, ini pemimpin kaum nasionalis siapa sih?" sambungnya.
Djarot juga menganggap jika peran para tokoh-tokoh masyarakat yang ada pada saat ini terlalu dilebih-lebihkan. Ia mengatakan jika para tokoh tersebut pada sebenarnya tidak memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
"Sekarang juga, dipompa-pompa, orang kualitasnya 4 dipompa menjadi 8, ya beginilah jadinya sekarang. Ya nggak usah marah-marah lah kita, saya di sini nggak marah, cuman bilang kalau mas Jokowi i love you so much, but i don't like this-this-this" ujarnya.
"Ekonomi sudah meninggalkan teman di bawah, mulai tukang becak, tukang bakso, masalahnya cuman satu bukan krisis ekonomi tapi krisis kebudayaan," imbuhnya.
Di akhir keterangannya, Djarot kemudian menyatakan bila kaum nasionalis harus dapat bangkit dengan kesadaran mereka sendiri.
Ia mengatakan jika politik di Indonesia akan terlalu mahal apabila diserahkan hanya kepada para politisi-politisi tertentu saja.
"Ini kekalahan yang nyata bagi kaum budayawan dan intelektual. Karena kita telah menikmati dan membiarkan kemunafikan ini berjalan secara tertata, dengan sistem yang rapi, dibawah satu komando, dan dipimpin oleh para oligarki di Indonesia. This is the time for us to rise against oligarchy! Ini saatnya kaum budayawan dan nasionalis bangkit," pungkasnya.
Reporter: Akbar Danis
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi