Optika.id - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) menyoroti pengelolaan limbah fases dan popok bayi di Surabaya yang dinilai masih rendah. Bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) mereka melakukan penelitian guna mengetahui pengelolaan feses dan popok yang aman dan sehat, baik terhadap manusia maupun lingkungan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ecoton pada tahun 2019, menyebutkan sebesar 60 persen sampah yang ditemukan di sungai Surabaya adalah popok bayi.
Baca juga: 14 Ribu Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Unair
Corie Indria Prasasti, Ketua Tim Peneliti dari Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unair mengatakan, masih banyak masyarakat yang membuang popok sekali pakai yang mengandung feses ke tempat sampah atau dibuang sembarangan.
Menurutnya, hal tersebut berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit pada manusia, karena banyaknya limbah popok bekas yang berserakan sekaligus sulit untuk terurai.
Masyarakat juga perlu mengetahui tentang bahaya bahan kimia dalam diaper atau popok. Untuk itu, perlu adanya pengembangan strategi intervensi daur ulang diaper sebagai media tanam, dan penyediaan tempat pembuangan sampah khusus diapers, ucapnya, Selasa (13/9/2022).
Dia juga mengatakan, permasalahan limbah popok ini dibarengi juga dengan belum adanya regulasi yang mengatur pembuangan khusus popok. Menurutnya, selama ini yang ada hanya regulasi mengenai pengelolaan sampah.
Sementara itu, Ayu Siantoro Spesialis Penelitian dan Inovasi WVI, mengatakan bahwa dalam mengatasi masalah ini harus ada peran lintas sektor.
Baca juga: Halal Bihalal, Khofifah Ingin Unair Jadi Kampus Top Dunia
Para produsen diapers atau popok dapat memberikan konten edukasi tentang perlunya cara pengelolaan diaper yang aman kepada konsumen. Selain itu, pemerintah setempat dan dinas terkait juga harus bisa menyediakan fasilitas khusus diaper, mulai dari pemilahan, TPS, hingga pengangkutan, serta menyusun regulasi tentang penanganan limbah diapers dalam rumah tangga yang aman, tukasnya.
Pada kesempatan itu ke depannya diharapkan kerja sama dengan pihak-pihak yang peduli akan sanitasi. Yakni dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan, akademisi, asosiasi profesi, industri, juga pemerintah, untuk menyusun strategi pengelolaan sampah diapers di Surabaya.
Ia berharap, dari adanya program ini dapat menghasilkan inovasi, edukasi dan perubahan perilaku dalam mengelola sampah diaper di perkotaan.
Sebagai diketahui, perilaku membuang feses dan popok secara aman pada masyarakat, masih terbilang rendah. Data Riskesdas 2018 menunjukkan, di Indonesia, feses balita yang dibuang sembarangan sebesar 33 persen di desa, sedangkan di kota sebesar 34 persen.
Baca juga: Berikut Keketatan dan Daya Tampung Prodi Soshum UNAIR
Reporter: Jenik Mauliddina
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi