Survei SMRC: Puan Tidak Kompetitif dan Kurang Diterima Masyarakat di Pilpres 2024

Reporter : Jenik Mauliddina
62fb4f325251b-puan-maharani-sidang-tahunan-mpr-2022_1265_711

Optika.id - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei yang bertajuk Siapa Calon Presiden PDIP 2024?. Sosok Puan Maharini dinilai belum kompetitif untuk melenggang sebagai calon presiden.

Dari rilis hasil survei yang ditayangkan YouTube SMRC TV, Kamis (15/9/2022), pergerakan suara Puan tidak signifikan. Prof Saiful Mujani menunjukkan bahwa dalam periode Maret 2021 sampai Agustus 2022 dengan format semi terbuka, pergerakan suara Puan hanya dari 0,5 persen ke 1 persen.

Baca juga: Puan Sampaikan Terimakasih pada Mahasiswa Usai Revisi UU Pilkada Batal!

Sementara Ganjar Pranowo bergerak dari 8,8 persen menjadi 25,5 persen, Prabowo dari 20 persen menjadi 16,7 persen, dan Anies Baswedan dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen.

Saiful berpendapat, PDIP harus memilih orang dengan ekstra hati-hati. Dan ini, menurut dia, yang mungkin membuat sampai sekarang PDIP belum memutuskan

Menurut Saiful, jika kondisinya seperti sekarang, berat bagi PDIP untuk mencalonkan Puan. Karena kalau Puan misalnya bersaing dengan Prabowo dan Anies, data survei menunjukkan Puan tidak kompetitif.

Persaingan itu (Puan melawan Prabowo atau Anies) tidak adil karena gapnya terlalu jauh. Kalau Puan harus maju dan PDIP memiliki target untuk menang, maka tantangannya akan sangat berat, kata Saiful.

Pergerakan Suara Puan: Dalam simulasi tiga nama, survei SMRC Desember 2021 sampai Agustus 2022 menunjukkan pergerakan suara Puan dari 10,1 persen menjadi 7,8 persen. Sementara Prabowo Subianto dari 40 persen menjadi 40,2 persen, dan Anies dari 28,1 persen menjadi 27,5 persen.

Kalau Ibu Puan dipaksakan (untuk maju) dengan kondisi seperti ini, harapan PDIP untuk memiliki presiden lagi menjadi susah, kata Saiful.

Jika dalam simulasi tiga tokoh itu nama Puan dikeluarkan dan Ganjar yang dimasukkan untuk melawan Prabowo dan Anies, hasilnya suara Ganjar mengalami kenaikan dari 25,5 persen (Mei 2021) menjadi 32 persen (Agustus 2022). Sementara Prabowo Subianto melemah dari 34,1 persen menjadi 30,8 persen dan Anies relatif stabil dari 23,5 persen menjadi 21,9 persen pada periode yang sama.

Data ini menunjukkan bahwa jika yang dicalonkan PDIP adalah Ganjar, harapan bagi PDIP untuk memenangkan Pilpres dan kembali memiliki presiden menjadi terbuka.

Publik Kurang Menerima Puan: Pertanyaannya mengapa belum kompetitif untuk pemilihan presiden? Salah satu penjelasannya adalah apakah secara psikologis warga memiliki sikap positif atau tidak, apakah warga suka atau tidak?

Dalam survei Februari sampai Maret 2021, ada 60 persen warga yang tahu Puan menyatakan suka Anda. Pada survei terakhir (Agustus 2022) mengalami penurunan menjadi 44 persen.

Baca juga: Head to Head SMRC Pilgub Jakarta: Anies 42,8 Persen, RK 34,9 Persen

Ini masalah, kata Saiful, karena tingkat penerimaan publik pada Puan rendah dan cenderung cenderung lemah.

Sementara tingkat penerimaan di Ganjar paling tinggi (83 persen pada survei Agustus 2022). Ini konsisten dengan tingkat elektabilitasnya yang juga tertinggi. Tingkat penerimaan Anies juga tinggi (74 persen). Dibanding Prabowo (71 persen), tingkat penerimaan Anies lebih tinggi.

Kesenjangan penerimaan publik di Puan terlalu jauh dibandingkan dengan tiga nama lain (Ganjar, Prabowo, dan Anies), jelas Saiful.

Saiful melihat bahwa jika kecenderungan disukai negatif, maka akan sangat susah untuk membuka peluang karena semakin disosialisasikan, publik justru semakin menolak.

Menurut Saiful, harus menjadi perhatian yang sangat serius bagi PDIP jika mereka ingin mempertahankan presiden yang berasal dari kadernya kembali.

Survei ini dilakukan secara tatap pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Baca juga: Survei SMRC: Pemilih PKB, NasDem dan PKS Pilih Anies Jika Bersanding dengan RK

Dari populasi itu dipilih secara acak (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Tingkat respon sebesar 1053 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling)

Tapi, Saiful melanjutkan, PDIP memiliki pilihan tokoh-tokoh lain yang potensial. Ini yang membuat PDIP lebih beruntung. Partai-partai lain tidak memiliki stok tokoh potensial. Hanya PDIP yang memiliki keleluasaan karena punya beberapa kader yang populer.

Reporter: Jenik Mauliddina

Editor: Pahlevi

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru