Optika.id - Pasien pertama yang terkonfirmasi positif cacar monyet atau monkeypox pada Agustus lalu dinyatakan sembuh dan sudah bisa beraktifitas seperti biasa. Kabar baik tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril.
Kasus pertama orang yang terkonfirmasi monkeypox dinyatakan positif, kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah karena gejalanya ringan, pada 4 September dinyatakan selesai isolasi, dan sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, papar Syahril dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (16/9/2022) malam.
Baca juga: Hindari Rasisme dan Stigmatisasi, WHO Ubah Nama Monkeypox Jadi Mpox
Kemudian, untuk tiga orang yang diketahui melakukan kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi, mereka sudah melakukan testing dan surveilans. Dari hasil testing dan surveilans, ketiganya sehat dan dinyatakan tidak ada yang terkonfirmasi positif atau bergejala monkeypox.
Dalam kesempatan tersebut, Syahril menjelaskan jika Kemenkes menambah jumlah laboratorium menjadi 15 untuk memaksimalkan pemeriksaan. Sebelumnya diketahui hanya ada dua laboratorium pemeriksaan untuk orang yang diduga terjangkit virus ini. Kini, semua laboratorium tersebar di sejumlah daerah bukan hanya di Pulau Jawa tapi juga ada di Sumatera sampai ke Ambon.
Dia juga menyebut, secara total laporan dugaan atau suspek cacar monyet di Indonesia sebanyak 66 kasus. Dari 66 kasus tersebut, hanya satu kasus terkonfirmasi positif, dua kasus merupakan suspek, sedangkan 63 kasus dinyatakan discarded.
Sedangkan untuk 18 orang dengan kasus discarded memiliki diagnosis klinis cacar air atau varicella, sambung Syahril.
Saat ini, tren kasus cacar monyet di dunia sudah menurun. Akan tetapi, pemerintah meminta kepada semua pihak agar tetap waspada sebab kasus ini bisa saja meningkat lagi seiring kendornya kewaspadaan.
Baca juga: Menilik Tantangan Kesehatan di Indonesia Saat Ini
Sejauh ini tren di dunia juga beberapa waktu terakhir ini cenderung menurun, tapi kita tetap harus waspada dengan meningkatkan kapasitas untuk bisa memeriksakan kasus monkeypox, ujar Syahril.
Di sisi lain, menurut Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes, Achmad Farchanny Tri Adryanto pihaknya saat ini juga tengah melakukan penguatan-penguatan untuk sosialisasi kepada kelompok berisiko.
Upaya penguatan tersebut dilakukan pada tata laksana bagi SDM kesehatan di klinik, rumah sakit, sampai menjangkau ke daerah-daerah agar jika ditemukan kasus cacar monyet bisa dilakukan penanganan dengan cepat dan tepat.
Kami juga terus memperbarui pedoman penanganan bantuan IDI dan pihak-pihak terkait sebagai langkah pencegahan dan penanganan monkeypox, sambung Achmad.
Baca juga: Dinkes Surabaya: 1 Pasien Covid Varian XBB Sembuh
Reporter: Uswatun Hasanah
Editor: Pahlevi
Editor : Pahlevi