Begandring Soerabaia Reinkarnasi Soerabaiascje Studie Club

Reporter : Seno
IMG-20221027-WA0002

[caption id="attachment_34017" align="aligncenter" width="150"] Oleh: Nanang Purwono[/caption]

Optika.id - Ada yang menarik dari dua perkumpulan di Surabaya yang beda zaman. Yaitu Soerabaiasche Studie Club yang berdiri di awal abad 20, tepatnya pada 1924, dan Begandring Soerabaia yang terbentuk di awal abad 21, tepatnya pada 2018.

Baca juga: Peringatan 100 Tahun Perjalanan HP Berlage ke Surabaya

Pada dasarnya kedua perkumpulan ini adalah club belajar, atau bahasa kerennya Study Club. Jika Soerabaiasche Studie Club adalah kelompok belajar kebangsaan. Sedangkan Begandring Soerabaia adalah kelompok belajar sejarah dan budaya. Penggeraknya adalah sama sama orang muda. Di Begandring Soerabaia, meski sudah ada yang usia manula, tapi semangatnya adalah anak muda.

Keduanya adalah kelompok yang dinamis dan visionir. Soerabaiasch Studie Club yang terbentuk pada 1924 memiliki pandangan untuk meraih kemerdekaan. Sementara Begandring Soerabaya yang terbentuk pada 2018 memiliki pandangan pelestarian sejarah, budaya dan cagar budaya sebagai aset pembangunan untuk masa depan.

Soerabaiasche Studie Club memiliki program dan kegiatan yang terencana melalui kegiatan kegiatan investigatif yang ada dan dihadapi masyarakat kala itu: mulai dari masalah sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya. Bukan politik, meski pada akhirnya club ini berubah menjadi sebuah partai politik yang bernama Partai Bangsa Indonesia.

Sedangkan Begandring Soerabaia juga memiliki program program terencana di bidang pendidikan, budaya dan pariwisata yang diawali dengan kegiatan investigatif hingga advokatif demi pelestarian, pengelolaan dan pemanfaatan cagar budaya dan sejarah di kota Surabaya. Tapi, Begandring Soerabaia sudah berkomitmen tidak bermetamorfosis menjadi partai politik.

[caption id="attachment_45470" align="aligncenter" width="788"] Begandring Soerabaia dalam karya film kolaboratif, Koesno.[/caption]

Hal yang menarik dari Soerabaiasche Studie Club yang didirikan oleh dr Soetomo pada 1924 ini adalah bahwa Study Club ini bukanlah kelompok belajar yang mendiskusikan mata pelajaran sekolah pada umumnya dan yang selama ini kita ketahui.

Tetapi, club ini mempelajari dan menginvestigasi persoalan persoalan yang ada di masyarakat dan mencari solusi agar tercipta ketahanan masyarakat di bidang sosial, ekonomi, budaya, pendidikan yang pada akhirnya menciptakan ketahanan kebangsaan guna meraih kemerdekaan.

Sifat club ini ada miripnya dengan Begandring Soerabaia. Dari namanya saja Begandring, kosa kata lokal Surabaya yang merupakan serapan dari kosa kata bahasa Belanda vergadering, yang berarti rapat atau kumpul kumpul mencari mufakat. Itulah Begandring Soerabaia. Perkumpulan ini basicnya adalah kumpul kumpul atas isu isu sejarah dan budaya.

Baca juga: Menyongsong Hadirnya Badan Pengelola Cagar Budaya (BPCB) Kota Surabaya

[caption id="attachment_45471" align="aligncenter" width="788"] Sebuah diskusi publik di Lodji Besar.[/caption]

Siapapun dapat membawa isu dan temuan tentang sejarah dan budaya, kemudian didiskusikan secara internal hingga mendapat kejelasan atas isu itu setelah dikaji berdasarkan sumber sumber literatur maupun data faktual dan bukti bukti. Selanjutnya temuan itu disampaikan ke publik melalui program program Begandring. Yaitu diskusi publik, jelajah sejarah Surabaya Urban Track (Sub track), penulisan dan pembuatan film.

Semuanya bertujuan untuk mengedukasi publik akan sejarah dan budaya Surabaya sehingga mereka bisa mengapresiasi nilai nilai sejarah dan budaya yang ada. Selain dalam rangka mengedukasi, Begandring juga melakukan advokasi cagar budaya dengan bermitra dengan stakeholder terkait baik dengan unsur legislatif maupun eksekutif.

Begandring juga bermitra dengan lembaga akademisi, media dan dunia usaha. Itulah kolaborasi pentahelix yang dianggap sebagai kekuatan bersama untuk meraih cita cita pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya di kota Surabaya.

Seiring dengan perjalanan waktu, Begandring memandang perlu adanya partisipasi publik sebagai subyek dalam gerakan bersama. Karenanya dalam menjalankan kegiatannya, Begandring mulai memberdayakan masyarakat. Artinya masyarakat dilibatkan dalam penyelenggaraan kegiatan. Mereka sebagai subyek, bukan obyek.

Baca juga: Badan Pengelola Cagar Budaya Masuk Perda Cagar Budaya Kota Surabaya

Rupanya arah kegiatan Begandring ini mirip dengan arah kegiatan Soerabaiasche Studie Club yang pernah ada pada masa masa pergerakan kebangsaan di Surabaya pada awal abad 20. Jika dulu ada Soerabaiasche Studie Club, sekarang ada Begandring Soerabaia.

Jika Soerabaiasche Studie Club lahir di GNI di jalan Bubutan pada 1924, maka sebagai reinkarnasinya lahirlah Begandring Soerabaia di Lodji Besar di Peneleh pada 2018. Mereka tidak sekedar club, tapi agen pergerakan sesuai jamannya.

Penulis: Nanang Purwono (Pegiat Sejarah Surabaya/Begandring Soerabaia)

Editor: Pahlevi 

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru