Oleh: Cak Ahmad Cholis Hamzah
Baca juga: Warga Mulai Dievakuasi Akibat Banjir Semakin Meluas di Blitar
Optika.id - Masyarakat secara umum mengetahui Kabupaten dan Kota Blitar adalah tempat dimana Presiden pertama RI Ir. Soekarno atau Bung Karno di makamkan, atau mengenal makanan khas Blitar yaitu pecel atau tempat pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air.
Ini adalah pasukan bentukan Jepang) melawan penjajah Jepang yang di pimpin Soepriyadi pada tanggal 14 Februari, 1945. Masyarakat juga mengetahui tokoh-tokoh nasional asal Blitar seperti Prof. JB. Sumarlin (mantan menteri keuangan jaman presiden Suharto), Prof. Boediono mantan Wakil Presiden RI dan banyak lainnya. Secara umum hanya yang masyarakat ketahui.
Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa Blitar ini adalah salah satu kontributor ekonomi Jawa Timur bahkan nasional karena merupakan pensuply utama telur ke beberapa kota/propinsi di nusantara ini terutama Jakarta. Dengan menjadi pemasok utama telur maka Blitar ini menjadi daerah yang ikut andil menurunkan tingkat inflasi di suatu daerah.
Inflasi yang merupakan kenaikan harga bahan-bahan pokok seperti beras, minyak dan telur dsb dan kenaikan komoditas lainnya seperti harga properti, biaya hidup dan sebagainya. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan perekonomian suatu negara atau daerah akan menurun karena harga-harga naik sementara barang-barang kebutuan sulit di dapat.
Perlu diketahui Kabupaten Blitar merupakan sentra penghasil telur ayam terbesar di Jawa Timur dan Kabupaten ini memasok 70% telur di Jawa Timur dan 30% telur nasional. Menurut data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar pada tahun 2020, total produksi telur di Blitar mencapai 1.150-1.200 ton per hari.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi Sebabkan Harga Cabai Meroket
Kabupaten Blitar sejak lama dikenal sebagai sentra produk perunggasan khususnya produk telur konsumsi. Potensinya yang unggul di bidang peternakan membuat Kabupaten Blitar punya kontribusi besar terhadap pemenuhan protein hewani rakyat Indonesia khususnya Jawa Timur.
Potensi Kabupaten Blitar dibidang produksi telur ini menyebabkan wilayah ini menjadi salah satu kontributor pengendali inflasi tidak hanya di Jawa Timur tapi juga propinsi lain, misalnya Tim Pengendali Inflassi Daerah (TPID) DKI Jakarta rutin mengecek kapasitas dan kemampuan kabupaten ini memproduksi telur dan memang Blitar merupakan pemasok utama telor untuk wilayah DKI Jakarta sekitar 100-200 ton perharinya.
Sebenarnya pemprov DKI Jakarta juga membutuhkan susu sapi, ayam potong, ikan dan daging sapi dimana kabupaten Blitar memiliki semuanya itu.Pemprov DKI Jakarta tentu sangat berkepentingan terhadap ketersediaan bahan pangan di wilayahnya, karena kalau tidak maka perekenomian ibukota bisa terganggu dan hal ini sangat membahayakan karena ibukota menjadi barometer nasional.
Saat ini jumlah peternak rakyat di Blitar sekitar 7.372 peternak dan peternak skala perusahaan mencapai 436. Adapun total populasi ayam layer atau ayam ras petelur dari peternak di Blitar mencapai 22 juta ekor. Seingat saya dulu pernah Pemkab Blitar menginformasikan bahwa ada peternak ayam blitar yang diundang ke Amerika Serikat oleh perusahaan makanan cepat saji berskala internasional untuk memaparkan pengalamannya.
Jawa Timur sendiri tentu perekonomiannya khususnya dalam hal kecukupan pasokan telur itu terkendali karena disokong penuh 5 sentra produki telur, ya Blitar yang paling besar dengan populasi ayam disusul Malang, Tulungagung dan Magetan.
Mengingat pentingnya Blitar sebagai pemasok telur secara nasional, maka perlu ada perhatian pemerintah mengingat komoditi telur itu prone to price fluctuation atau rentan terhadap perubahan harga mengingat bahan pakan ayam yang masih di impor. Jadi ketika dolar naik maka harga telur akan naik dan ini merugikan peternak ayam Blitar yang jumlahnya lebih 7.000 an tadi.
Editor : Pahlevi