Optika.id - Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Derajat Sulistyo Widhyarto menanggapi fenomena mengemis lewat media sosial (medsos) atau yang disebut ngemis online bakal hilang dengan sendirinya apabila warganet berperan tidak mendukung kegiatan tersebut.
Baca juga: Tim RB nasional Gelar FGD, Validasi Keberhasilan Program Pengentasan Kemiskinan!
"Kalau tidak 'disawer' oleh netizen itu hilang dengan sendirinya," kata Derajat ketika dihubungi Optika.id, Sabtu (21/1/2023).
Dia menyebut jika pemerintah tidak perlu mengeluarkan regulasi khusus perihal fenomena anyar yang dianggap meresahkan tersebut.
Sebaliknya, pemerintah perlu memberi sosialisasi dan edukasi bagi para pengguna medsos agar tidak mendukung berbagai modus untuk memanfaatkan rasa belas kasihan orang lain guna mendapatkan keuntungan di medsos. Pasalnya, cara ini kerap digunakan dengan mengeksploitasi warga rentan.
Dia menilai jika saat ini warganet bukanlah orang yang bodoh. Melainkan mereka bisa mengutamakan emosi sehingga memberikan saweran sebagai bentuk rasa kasihan semata.
Maka dari itu, menurutnya pengguna media sosial di Indonesia harus dididik agar tidak mendukung tindakan eksploitasi di platform media sosial tersebut.
Baca juga: Sosiolog Ungkap Revitalisasi Kota Lama Bagian dari Toleransi Surabaya
Di sisi lain, Derajad juga menilai di antara pengguna medsos sedikit banyak merasa terhibur dengan aksi mengemis via daring sehingga memberikan saweran kepada mereka. Mengenai hal tersebut, dia mengatakan jika sikap itu adalah bentuk salah satu kemunduran atau krisis sosial dalam masyarakat yang terjadi sebagai akibat efek samping perkembangan cepat teknologi informasi.
"Adanya medsos (memicu) banyak perubahan perilaku, termasuk orang mendefinisikan hiburan sudah berbeda. Bahkan tontonan menyakiti kucing juga dianggap hiburan. Mereka mengikuti zaman, artinya kalau secara sosial pengemis itu tetap ada, cuma sekarang instrumennya saja yang berbeda," kata dia.
Lebih lanjut dia menyebut jika fenomena ngemis online yang marak di medsos akhir-akhir ini tak lepas dari masalah kemiskinan serta upaya menanggulangi kemiskinan itu sendiri.
Baca juga: Sosiolog Ungkap Judi Tak Mudah Diberantas, Melekat dengan Rakyat
Maka dari itu, selain mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan media sosial, dia mengatakan jika pemerintah harus fokus menggiatkan upaya mengatasi kemiskinan.
"Tahun ini kan APBN-nya fokus pada pengentasan kemiskinan. Nah itu saja sebenarnya fokus pemerintah, bagaimana caranya memperkuat ekonomi pada level bawah di daerah," imbuhnya.
Editor : Pahlevi