Gelar Sarasehan Budaya, Gereja Katolik Redemptor Mundi Surabaya Undang Warga Lintas Agama

Reporter : Samsul Arifin

Optika.id - Suasana berbeda terjadi di Surabaya. Gereja Katolik Redemptor Mundi Surabaya mengundang warga lintas agama untuk hadir pada kegiatan sarasehan budaya.

Menurut Josep Maria M Husni Tamrin selaku Ketua Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Gereja Katolik Redemptor Mundi Surabaya pada Sabtu (28/1/2023), kegiatan sarasehan budaya ini bertemakan Merajut Kebudayaan Tradisional sebagai Kearifan Lokal dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia".

Menurutnya pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memupuk kerukunan beragama khususnya di wilayah Jawa Timur. Agar keharmonisan dan ketenteraman di lingkungan masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Menurut Josep, pelaksanaan kegiatan ini juga merupakan salah satu kegiatan pembuka setelah vakumnya kegiatan di Gereja Redemptor selama 3 tahun pasca Covid-19.

"Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, Kegiatan semacam ini bisa terus dilaksanakan. Sehingga Kegiatan yang Gereja Redemptor sering digelar setiap tahunya, bisa berjalan sesuai dengan kebutuhan seluruh umat," katanya.

Dalam sarasehan ini, hadirnya pendakwah NU (Nahdlatul Ulama) membuat kegiatan ini semakin menunjukan betapa rukunnya umat agama di Jawa Timur.

Pada sarasehan tersebut, pendakwah NU yang dihadirkan salah satunya adalah Kiai Biin Abdussalam asal Lamongan. Dalam kehadirannya ini Kiai Biin Abdussalam memberikan respons positif atas terselenggaranya kegiatan semacam ini.

Kemudian dia juga menginginkan kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya.

Kita harus lebih sering menggelar kegiatan seperti ini agar dapat memahami keberagaman dan perbedaan yang menghiasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terlebih menjelang Pemilihan Umum 2024, Kami berharap tidak ada lagi politik identitas yang mengatasnamakan agama," katanya pada Optika.id.

Kehadiran perwakilan lintas agama lain pun juga tampak dalam pertemuan ini. Rasa kebersamaan, kerukunan, dan keharmonisan nampak pada semua tamu hadirin yang datang pada malam itu. Banyak dari tamu-tamu lintas agama yang memberi dukungan untuk kegiatan semacam ini.

Mereka berharap dengan adanya segala perbedaan yang ada tersebut, Budaya dan nama Indonesia tetaplah menjadi hal yang harus dipegang bersama agar kita dapat berjalan secara beriringan tanpa adanya perselisihan di kemudian hari.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru