Optika.id Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP) Badan Informasi Geospasial (BIG) melaporkan temuan gunung bawah laut di perairan sebelah selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tepatnya pada koordinat 111,039 BT dan 10,661 LS, Kamis (16/2/2023).
Baca juga: Masih Dicekal, Kejati Jatim Pastikan Ronald Tannur di Surabaya!
Gunung tersebut berada di kedalaman sekitar 6.000 meter dan mempunyai ketinggian sekitar 2.200 meter dengan puncak gunung yang berada pada kedalaman sekitar 3.800 meter.
Gunung bawah laut yang baru ditemukan ini berada sekitar 260 kilometer di selatan Kabupaten Pacitan. Tepatnya berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, terang Fajar Triady Mugiarto, Koordinator Pemetaan Kelautan BIG.
BIG melakukan koordinasi teknis dengan sejumlah pihak, yakni pakar geologi, hidrografi, perwakilan Pemerintah Kabupaten Pacitan, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu, koordinasi ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Pusat Hidrologi Oseanografi TNI AL.
Hasil koordinasi menyatakan bahwa berdasarkan dokumen International Hydrographic Organization (IHO), tonjolan tersebut resmi dikategorikan sebagai gunung bawah lait baik dari sisi geologi maupun hidrologi, karena memiliki ketinggian yang berbeda dengan sekelilinynya, yakni memiliki beda tinggi lebih besar dari 1.000 meter di atas relief sekitarnya dengan diukur dari batrimetri terdalam yang mengelilingi sebagian besar obyek tersebut.
Kabar temuan ini pada awalnya disampaikan oleh Erwin Andriatmoko selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan. Ia menyebutkan bahwa gunung tersebut memiliki ketinggian 2.300 meter dari dasar laut dengan diameter sebesar 10 kilometer.
Baca juga: Hasto Pastikan Pilkada Jakarta, Sumut dan Jatim Tak Ada Kotak Kosong
Penemuan gunung ini ditemukan ketika tim dari PKLP BIG melakukan survei Landas Kontinen Ekstensi (LKE) di wilayah selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Survei ini dilakukan selama 52 hari berlayar bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggunakan Kapal Survei Baruna Jaya III. Survei tersebut bertujuan untuk mendapatkan data batimetri atau topografi bawah laut secara detail yang digunakan untuk perhitungan klaim luas landas kontinen eksistensi di luar 200 mil laut.
Atika Kumala Dewi, salah satu anggota tim dari BIG yang ikut melakukan survei di lautan mengatakan bahwa gambaran gunung tersebut sudah tampak pada layar monitor Multibeam Echosounder (MBES) ketika kapal melintas di atasnya. Penemuan gunung bawah laut ini tidak membuatnya terkejut, sebab memang secara geologi Indonesia dimungkinkan adanya keberadaan gunung bawah laut.
Jadi itu sebenarnya sudah terlihat, jangan-jangan ini gunung bawah laut. Dan setelah diolah, itu betul gunung bawah laut dan masih masuk ke dalam perairan wilayah Indonesia, terang Atika.
Baca juga: Awal Agustus, PDIP Jatim Akan Umumkan Sosok yang Diusung untuk Pilgub Jatim!
Diduga, terbentuknya gunung ini ada karena ia berada pada zona subduksi aktif Indo-Australia. Sejauh ini, BIG masih mengidentifikasinya dan belum dapat memastikan apakah gunung ini aktif atau tidak, sehingga penelitian lebih lanjut perlu untuk dilakukan.
Usulan nama Jaga Jagat untuk gunung ini diusulkan oleh Indrata Nur Bayuaji, Bupati Pacitan. Namun, hal masih dalam proses finalisasi sebab tidak dapat sembarangan menyematkan nama dalam suatu geografi di Indonesia, baik itu pulau, daerah, sungai, danau, teluk, gunung, dan sebagainya.
Penyematan nama memiliki ilmunya sendiri dan dilakukan secara nasional oleh BIG. Nantinya, penamaan gunung ini juga harus melibatkan masyarakat setempat karena berhubungan dengan budaya, bahasa, dan cara pengucapan daerah setempat.
Editor : Pahlevi