Optika.id - Kesadaran terhadap bahaya penyakit Kanker serviks di Indonesia masih terbilang rendah. Hal itu dapat dilihat dari angka kematian penyakit tersebut yang tinggi, berdasarkan Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020, 12 orang indonesia meninggal akibat kanker serviks setiap jamnya.
Baca juga: Bonus Demografi Indonesia Terancam Penyakit Kanker
Setidaknya, sebanyak 36.633 kasus baru kanker serviks di Indonesia. Dr. dr. Tofan Widya Utami, SpOG Subsp.Onk, dokter spesialis onkologi ginekologi mengungkapkan hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa cakupan skrining kanker serviks di Indonesia masih sangat rendah, yaitu 9,35 persen saja. Padahal, idealnya adalah 80 persen.
Karena itu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap kanker serviks. Maka, tidak heran kalau 77,9 persen pasien datang pada stadium lanjut. Makin tinggi stadium kanker, maka makin rendah peluang untuk sembuh, ujarnya, Senin (27/2/2023).
Skrining yang dimaksud berupa tes HPV (5 tahun sekali) dan Pap smear atau sitologi serviks (tiga tahun sekali) bagi perempuan usia 3050 tahun.
Menurut dr. Tofan, orang paling banyak didiagnosis kanker serviks pada usia 4050 tahun. Faktor risiko utama adalah mempunyai banyak pasangan seksual, aktif secara seksual pada usia yang sangat muda, imunitas yang lemah, kurang antioksidan, dan merokok.
"Misalnya, punya lima pasangan seks, risiko kanker serviks naik hingga 12 kali lipat," ungkapnya.
Selain itu, dr. Tofan mengatakan bahwa 99,7 persen kanker serviks terkait dengan HPV dan ditularkan melalui hubungan seksual. Hanya 0,3 persen yang tidak terkait dengan HPV.
Baca juga: Tak Banyak Dikenal, Ini Penyebab Utama Kanker Kepala dan Leher
Upaya Pecegahan Kanker Serviks
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa kanker serviks bisa dicegah dan disembuhkan, asalkan terdeteksi dini dan diobati dengan maksimal. Untuk mengeliminasi kanker serviks, strategi yang digunakan adalah 907090, yang artinya:
-90 persen anak perempuan divaksinasi penuh dengan vaksin HPV pada usia 15 tahun.
Baca juga: Kanker Ovarium Jadi Ancaman Terbesar Perempuan Indonesia, Kemenkes Gencarkan Kampanye 10 Jari
-70 persen perempuan melakukan skrining pada usia 35 tahun dan diulang pada usia 45 tahun.
-90 persen perempuan dengan pra-kanker diobati dan 90 persen perempuan dengan kanker invasif ditangani.
WHO mengatakan bahwa semua negara di dunia harus memenuhi target 907090 pada tahun 2030 mendatang. Selain itu, kasus kanker serviks harus diturunkan menjadi 4 per 100.000 perempuan
Editor : Pahlevi