Optika.id - Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengingatkan jika politik identitas bisa berbahaya dan menimbulkan perpecahan di masyarakat. Menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, politik identitas hanyalah alat dari para competitor atau aktor politik untuk menutupi kekurangannya dengan menyerang pihak lawan.
Baca juga: Cak Imin Tolak Panggilan PBNU Soal Mandat Benahi PKB!
"Tidak punya tawaran, lalu mereka menipu pemilihnya dengan politik identitas. Dengan kata lain politik identitas itu saya anggap penipuan," ujar Gus Yahya, Rabu (1/3/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan ketika dia menerima jajaran pengurus Bawaslu RI. Bawaslu menggandeng NU agar mencegah terjadinya politik identitas dalam Pemilu 2024 nantinya.
Maka dari itu, dia meminta kepada Bawaslu agar membuat narasi yang kuat perihal larangan politik identitas ini. Gus Yahya pun mengatakan jika NU siap berkomitmen dan bekerja sama dengan Bawaslu untuk membuat pemilu damai tanpa politik identitas seperti pemilu sebelumnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rahmat Bagja selaku Ketua Bawaslu menegaskan jika Pemilu tahun depan harus bersih dan terbebas dari politisasi identitas yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis serta politik uang yang marak. Dia menambahkan, peserta pemilu juga dilarang menjadikan tempat ibadah untuk berkampanye. Baik pemasangan ataupun penunjukkan atribut partai politik sekalipun dilarang.
Baca juga: Bawaslu Siap Jalankan Tugas Besok, Termasuk Jika Terjadi Pemungutan Suara Ulang?
"Ke depan kami (Bawaslu) dan PBNU akan melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan warga dari tingkat terkecil seperti forum warga, bisa juga melibatkan pengurus ranting PBNU, kabupaten kota sampai provinsi untuk membantu menangkal politisasi identitas dan politik uang," kata Bagja.
Bagja mengingatkan, pemilu merupakan ajang tarung gagasan serta kompetisi untuk meyakinkan warga negara bahwa program dan visi misi partai harus diperjuangkan dan ditawarkan kepada rakyat.
Baca juga: Perpanjang Rekapitulasi, KPU Surabaya Ajukan Rekomendasi ke Bawaslu
Dalam diskusi tersebut juga dibahas soal pelibatan pegiat media sosial dan influenser dalam membangun narasi politik yang lebih santun dan etis.
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula tiga anggota Bawaslu lainnya yakni Lolly Suhenty, Totok Hariyono, Herwyn JH Malonda, Sekretaris Jenderal Bawaslu Ichsan Fuady, dan Deputi Bidang Dukungan Teknis La Bayoni.
Editor : Pahlevi