Wanita di AS Diperkosa di Kereta Komuter, Penumpang Lain Hanya Terdiam

Reporter : Seno
kosa-1111-1

Optika, Philadelphia - Kasus pemerkosaan seorang wanita di dalam kereta komuter di Philadelphia, Amerika Serikat (AS), memicu keresahan karena para penumpang lainnya dilaporkan hanya diam saja. Sejumlah penumpang lainnya bahkan dilaporkan terlihat mengangkat telepon genggam mereka saat pemerkosaan terjadi.

Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Rabu (20/10/2021), kepolisian setempat meyakini tidak ada satupun saksi di dalam kereta yang menghubungi 911 untuk melaporkan pemerkosaan itu. Kini kepolisian setempat tengah menyelidiki apakah ada penumpang yang sengaja merekam pemerkosaan itu.

Tindak pemerkosaan itu terjadi di dalam rangkaian kereta komuter yang melaju di jalur Market-Frankford Line, Philadelphia, pada Rabu (13/10/2021) malam, pekan lalu. Keseluruhan tindak penyerangan seksual itu terekam kamera keamanan di dalam kereta.

Otoritas Transportasi Pennsylvania Tenggara (SEPTA) yang mengelola jalur itu mengungkapkan bahwa ada sejumlah penumpang lain di dalam kereta yang melihat pemerkosaan itu, namun tidak berusaha menghentikannya juga tidak melapor ke pihak berwenang.

Pemerkosaan ini dilaporkan oleh seorang pegawai SEPTA yang berada di sekitar kereta saat kereta berhenti di salah satu stasiun dan menyadari 'ada yang tidak beres'. Ketika pegawai SEPTA itu masuk ke dalam kereta, dia melihat penyerangan sedang berlangsung dan segera menghubungi 911.

Tersangka pemerkosaan itu telah ditangkap dan dijerat sejumlah dakwaan termasuk pemerkosaan. Kini tersangka ditahan di penjara Delaware County.

Dokumen penangkapan tersangka, yang diidentifikasi sebagai Fiston Ngoy (35), menyebutkan bahwa tersangka melecehkan, meraba dan akhirnya memperkosa korban dalam insiden yang berlangsung selama 40 menit.

Para penyidik menyatakan dalam dokumen tersebut bahwa tersangka dan korban sama-sama naik kereta di stasiun yang sama di Philadelphia Utara pada Rabu (14/10) malam. Tersangka disebut duduk di sebelah korban sekitar 1 menit setelah dia naik kereta, atau sesaat usai pukul 21.15 waktu setempat.

Rekaman kamera keamanan menunjukkan korban beberapa kali mendorong tersangka agar menjauhinya, hingga akhirnya tersangka terlihat merobek celana korban pada pukul 21.52 waktu setempat.

Thomas J Nestel III selaku Kepala Kepolisian SEPTA, yang khusus mengurusi sistem transit massal di Pennsylvania, menyatakan tidak bisa memberikan perkiraan jumlah penumpang lainnya yang menyaksikan pemerkosaan itu namun hanya diam saja.

Tidak dijelaskan juga dalam dokumen penangkapan soal berapa banyak penumpang lainnya yang hadir selama 40 menit tersangka melecehkan hingga akhirnya memperkosa korban. Rekaman kamera keamanan di dalam kereta belum dirilis ke publik.

Namun Nestel mengungkapkan bahwa ada beberapa orang di dalam kereta dengan telepon genggam di tangan mereka yang menyaksikan pemerkosaan itu, namun tidak ada yang melapor ke pihak berwenang.

Saat ditanya apakah penumpang di kereta merekam insiden itu dengan telepon genggam mereka dan mempostingnya ke media sosial, Nestel menjawab: "Saya bisa memberitahu Anda bahwa orang-orang mengangkat telepon genggam mereka ke arah wanita yang diserang ini."

"Apa yang kita inginkan adalah semua orang marah dan jijik dan bertekad membuat sistem lebih aman," tegasnya.

Media terkemuka AS, New York Times (NYT), melaporkan bahwa menurut Inspektur Timothy Bernhardt dari Departemen Kepolisian Upper Darby, orang-orang yang merekam pemerkosaan itu dan tidak melakukan tindakan apapun untuk menolong korban, bisa dijerat dakwaan pidana.

Namun, sebut Bernhardt, proses hukum itu bergantung pada kantor Jaksa Distrik Delaware County untuk menentukan. Kepolisian saat tengah menganalisis rekaman video keamanan untuk menyelidiki lebih dalam kasus ini, juga menyelidiki apa yang dilakukan para penumpang lainnya saat pemerkosaan terjadi.

Secara terpisah, Manajer Umum SEPTA, Leslie Richards, menyatakan bahwa terdapat 28.000 kamera CCTV pada sistem SEPTA. "Anda akan direkam jika Anda melakukan apapun dalam sistem kami yang tidak pantas dan Anda akan ditangkap," ujarnya memperingatkan.

(Pahlevi)

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Sabtu, 14 Sep 2024 18:18 WIB
Jumat, 13 Sep 2024 08:24 WIB
Senin, 16 Sep 2024 11:12 WIB
Berita Terbaru