Optika.id Jagat media sosial dibuat ramai dengan adanya komentar peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengancam ingin membunuh semua warga Muhammadiyah karena merayakan lebaran lebih dulu tak sesuai maklumat pemerintah.
Baca juga: 112 Tahun Muhammadiyah dan Harapan Masyarakat
Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad pun menanggapi viral komentar dari peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) soal 'menghalalkan darah Muhammadiyah'. Dadang meminta warga Muhammadiyah tidak terpancing emosi.
"Warga Muhammadiyah agar tetap bijak, dewasa, dan tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan Idul Fitri 1444 H," kata Dadang dalam keterangannya, Senin (24/4/2023).
Dadang mengatakan Muhammadiyah telah banyak mengalami perlakuan negatif seperti ini. Ia pun mencontohkan sikap pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan, yang tetap sabar saat mendapat perlakuan buruk dari orang lain.
"Dulu ketika Kyai Ahmad Dahlan memelopori arah kiblat yang benar secara syariat dan ilmu disikapi serupa, dituding kafir dan dirobohkan masjid yang dibangunnya di Kauman," sebut dia.
Lewat contoh Ahmad Dalan, Dadang meminta seluruh warga Muhammadiyah untuk menahan diri terkait viral ancaman dari peneliti BRIN. Dadang meminta seluruh warga Muhammadiyah untuk tetap berpikir rasional.
"Kami hanya bisa mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan ke-Islaman Muhammadiyah agar kedepankan akal sehat, sikap ilmiah yang objektif, dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu," kata dia.
Dadang mengaku tidak menutup kemungkinan akan memproses ke ranah hukum atas pernyatan buruk pihak lain terhadap Muhammadiyah yang dinilai melewati batas. Namun, dia tetap meminta kepada warga Muhammadiyah menyikapi ancaman dari peneliti BRIN secara tenang.
"Bila dari pernyataan-pernyataan buruk orang-orang itu terhadap Muhammadiyah ada yang sudah melewati batas dan dapat masuk ke ranah hukum, tentu jalan hukum itu selalu terbuka untuk dilakukan sejalan dengan koridor yang dijamin konstitusi dan terhormat dalam berbangsa," kata Dadang.
"Sekali lagi warga Muhammadiyah agar tetap mengedepankan pemikiran dan sikap luhur, serta tidak mengambil langkah sendiri-sendiri," tambahnya.
IMM DKI Jakarta Kecam Peneliti BRIN
Sementara itu, terkait dengan persoalan tersebut Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta mengecam peneliti BRIN tersebut.
Melalui pernyataan sikapnya yang diterima Optika.id, Senin (24/4/2023), DPD IMM DKI menyampaikan, pertama, DPD IMM DKI Jakarta sangat menyayangkan pernyataan dari peneliti BRIN tersebut yang cenderung tendensius dan berisi fitnah serta hasutan untuk melakukan hal negatif.
Kedua, DPD IMM DKI Jakarta mendesak peneliti BRIN tersebut untuk melakukan permohonan maaf kepada ummat secara umumnya dan warga Muhammadiyah khusunya, karena telah membuat gaduh publik dengan komentarnya yang sangat kontroversial, kata Ketua Umum DPD IMM DKI Jakarta, Ari Aprian Harahap.
Ketiga, DPD IMM DKI Jakarta mendesak aparat kepolisian untuk bertindak cepat mengamankan peniliti BRIN tersebut karena yang bersangkutan telah menyampaikan pernyataan meresahkan serta memberikan ancaman pembunuhan kepada warga Muhammadiyah.
Keempat, DPD IMM DKI Jakarta menuntut Kepala BRIN untuk melakukan evaluasi terhadap pernyataan salah seorang peneliti di lembaga tersebut.
Bagaimana mungkin pernyataan tak bermutu tersebut bisa disampaikan oleh seorang peneliti BRIN, jangan sampai karena ini ummat meragukan hasil penelitian dari BRIN karena salah seorang penelitinya tidak kredibel.
Kelima, DPD IMM DKI Jakarta mengajak kader IMM secara umumnya dan warga Muhammadiyah khususnya untuk cooling down dan tak tersulut emosinya karena komentar kontroversial dari peneliti BRIN tersebut, demikian Ari.
Kronologis Chat FB
Berikut debat Andi Pangareng dan pemilik FB Ahmad Fauzan di kolom komentar Thomas Djamaluddin:
Thomas Djamaluddin: Aflahal Mufadilah Ya. Sdh tidak taat keputusan pemerintah, eh masih minta difasilitasi tempat shalat ied. Pemerintah pun memberikan fasilitas.
Ahmad Fausan S: AP Hasanuddin perlu saya mention Pak L.T Handoko ngga? biar dia tahu kelakuanmu ngancam membunuh orang Muhammadiyah (emot tertawa)
Baca juga: Khofifah: Muhammadiyah adalah Pilar Kemajuan Bangsa dan Kemanusiaan
AP Hasanuddin: Ahmad Fausan S kalian muhammadiyah meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan... (pesan terpotong)
AP Hasanuddin: Ahmad Fauzan S Sekalian muhammadiyah meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul bidengah churafat) dan keilmuan progresif yg masih egpsektoral. buat apa kalian berbangga2 punya sekolah dan rs yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya untuk egosentris dan ego sektoral saja?
AP Hasanuddin: Ahmad Fauzan S saya tak segan2 membungkam kalian muhammadiyah yang masih egosentris. udah disentil sama pak thomas, pak marufin dkk kok masih gak mempan
Ahmad Fauzan S: AP Hasanuddin Takuut... Pak Thomas Djamaludiin tuh kelakuan anak buah bapak di BRIN, emang dia siapa pak? kok bisa menghalalkan darah orang (emot tertawa) cc Hendro Setyanto dan mas Mutoha Arkanuddin tolong dibina mas anggotanya, masa anggota lembaga Falak NU bisa menghalalkan... (pesan terpotong)
Thomas Djamaluddin: Aflahal Mufadilah Ya. Sdh tidak taat keputusan pemerintah, eh masih minta difasilitasi tempat shalat ied. Pemerintah pun memberikan fasilitas.
AP Hasanuddin: Ahmad Fauzan S perlu saya HALALKAN GAK NIH DARAHNYA semua muhammadiyah? apalagi muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda Kalender Islam Global dari Gema Pembebasan? BANYAK BACOT EMANG!!! SINI SAYA BUNUH KALIAN SATU-SATU. SILAKAN LAPORKAN KOMEN SAYA DENGAN ANCAMAN PASAL PEMBUNUHAN!!! SAYA SIAP DIPENJARA. SAYA CAPEK LIHAT PERGADUHAN KALIAN!!!
Perdebatan dalam foto tangkapan layar itu diduga terkait penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Peneliti BRIN Minta Maaf
Terkait komentarnya, Andi pun akhirnya buka suara. Dia meneminta maaf kepada pimpinan serta warga Muhammadiyah.
"Melalui Surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di Akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023," kata Andi, seperti dikutip Optika.id dalam surat permintaan maafnya.
Andi mengungkapkan pemicu komentar pengancaman terhadap warga Muhammadiyah itu karena dirinya emosi. Dia mengaku telah bersikap tak bijaksana.
Baca juga: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza, Ini Tanggapan Muhammadiyah
Dia saat itu merasa tak terima melihat Profesor Thomas Djamaluddin, yang merupakan seniornya di kelompok riset antariksa BRIN, 'diserang' di media sosial (medsos). Dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
"Komentar tersebut dikarenakan raa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak. Saya MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KEPADA PIMPINAN DAN SELURUH WARGA MUHAMMADIYAH yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut," tulis Andi dalam suratnya.
"Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang. Demikian surat pernyataan ini dibuat, atas perhatian masyarakat semua, saya ucapkan terima kasih," tutup Andi dalam surat pernyataan permohonan maaf itu.
Profil Andi Pangerang
Dilihat Optika.id, di laman situs BRIN, Andi Pangerang aktif memberi edukasi dan informasi soal ilmu antariksa, maupun fenomena benda langit. Sedari 25 Agustus 2021 hingga menjelang Idul Fitri 1444 hijriah, ada 17 artikel dengan narasumber Andi Pangerang yang dipublikasikan di situs BRIN.
Judul artikel yang dimaksud di antaranya 'Apakah Puncak Bulan Purnama Selalu Jatuh Pada Malam Ke-15 Penanggalan Hijriah?' pada 25 Agustus 2021; 'Matahari di Atas Pulau Jawa Selama Seminggu Ini!' pada 8 Oktober 2021, dan 'LFNU dan BRIN Lakukan Pengamatan Hilal Sekaligus Gerhana Matahari Campuran' pada Selasa, 18 April 2023.
Dikutip dari artikel 'Cinta Langit hingga Lupa Daratan ala Andi Pangerang' yang tayang di CNNIndonesia.com pada Jumat (8/7/2022), Andi menempuh pendidikan sekolah menengah akhir di SMA 1 Semarang, Jawa Tengah. Andi kemudian melanjutkan studi perguruan tinggi ke Universitas Diponegoro, Jawa Tengah (Jateng) pada 2009.
Di Undip, Andi tak mengambil jurusan yang sesuai minatnya, antariksa. Andi malah mengambil jurusan Teknik Elektro dan lulus S1 pada 2015.
Andi merupakan pencipta platform perhitungan arah kiblat, waktu salat, gerhana, dan hisab awal bulan hijriyah. Ilmu platform perhitungan arah kiblat, waktu salat, gerhana, dan hisab awal bulan hijriyah.
"Saat itu saya mulai dikenal oleh kalangan astronom amatir di Indonesia pada 2014 di Semarang. Dibina langsung oleh Widya Sawitar," kata Andi saat wawancara dengan CNNIndonesia.com.
Andi lalu diterima di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 2018 silam. LAPAN pun berganti jadi Pusat Sains Antariksa BRIN. Kini Andi berstatus Peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN.
Editor : Pahlevi