Kapan Pandemi Berakhir?

Reporter : Uswatun Hasanah

Optika.id - World Health Organization (WHO) telah mengumumkan bahwa pada 5 Mei lalu status gawat darurat global untuk Covid-19 resmi berakhir. Meskipun telah mengumumkan hal tersebut, WHO tetap mewanti-wanti agar selalu waspada Covid-19 karena meskipun status gawat darurat dicabut, namun Covid-19 masih menjadi ancaman kesehatan global yang harus diwaspadai. Lantas, kapan tepatnya pandemi ini bakal berakhir?

Baca juga: Ini Tanggapan Kemenkes Soal Pencopotan Dekan FK Unair!

Mohammad Syahril selaku Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjelaskan jika Covid-19 tidak akan hilang dari muka bumi walaupun WHO secara resmi mencabut status kegawatdaruratan.

"Tidak ada batasan yang jelas terkait kapan selesainya pandemi Covid-19, sehingga sulit untuk memperkirakan atau menentukan kapan berakhir," kata Syahril.

Dikutip dari laman Kemenkes, Kamis (11/5/2023), Indonesia sedang melakukan masa transisi emergency dan terus melakukan pemantauan serta upaya lainnya. Hal ini dilakukan karena Indonesia telah berhasil melewati masa berat pandemic Covid-19 dalam tiga tahun terakhir.

"Saat ini Indonesia telah memulai mempersiapkan untuk melakukan transisi dengan memastikan 10 pilar respons yang terus diperkuat," ucapnya.

Syahril menjelaskan bahwa sepuluh pilar tersebut yakni komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat, perencanaan-pembiayaan, koordinasi, penguatan pintu masuk internasional, surveilans, pengendalian dan pencegahan infeksi, manajemen kasus, laboratorium dan diagnosis, logistic, manajemen kasus dan pengobatan, penguatan pelayanan kesehatan esensial, vaksin, riset dan kebijakan.

Selain memastikan 10 pilar respons, Kemenkes juga melaksanakan 7 rekomendasi dari WHO yang telah tercantum dalam Strategi Kesiapsiagaan dan Respons Covid-19 2023 2025 terkait dengan status kedaruratan pandemic. Adapun rekomendasi tersebut telah digunakan oleh seluruh negara di dunia sebagai pedoman.

Baca juga: Pemkot Rumuskan Langkah Menuju Kota Layak Sehat Internasional

Syahril mengklaim bahwa saat ini pemerintah telah melakukan serangkaian persiapan untuk menyambut masa transisi emergency. Salah satu upayanya yakni terus dilaksanakannya vaksinasi dosis lengkap dan booster. Hal ini dilakukan karena vaksinasi telah terbukti bisa mengurangi risiko sakit parah maupun kematian akibat dari Covid-19.

"Setiap negara dan masyarakat global harus bersiap untuk bisa hidup dengan Covid-19dengan mengintegrasikan upaya pencegahan dan pengendalian dalam program-program rutin yang ada seperti surveilans dan vaksinasi rutin," terang dia.

Sekitar 30ri pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit saat ini belum mendapatkan vaksinasi dosis lengkap maupun booster. Rata-rata dari pasien yang belum mendapatkan vaksinasi tersebut yakni lansia. Selain itu, dari data Kemenkes, Syahril menyebut bahwa mayoritas pasien yang meninggal yakni mereka yang belum mendapat vaksinasi.

Baca juga: Kerugian Capai 125 Miliar, KPK Usut Dugaan Korupsi Bansos Jokowi Saat Covid-19!

Lebih lanjut, selain memperkuat vaksinasi, Syahril menyebut masyarakat masih harus menerapkan disiplin protokol kesehatan. misalnya menggunakan masker saat flu, ketika melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi atau suspek Covid-19 dan di ruang tertutup dengan banyak orang di dalamnya.

Kemudian, apabila ada warga yang merasakan gejala mengarah ke Covid-19 atau pernah melakukan kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif, maka diimbau mereka segera melakukan tes. Apabila positif bisa melakukan isolasi mandiri sehingga dapat memutus penularan Covid-19.

"Jangan sampai menularkan kepada orang lain," tuturnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru