Pengamat: Ganjar Kehilangan Wibawa dan Ketokohan jika Dibandingkan dengan Anies

Reporter : Eka Ratna Sari

Optika.id - Dedi Kurnia Syah, pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), memberikan penilaian bahwa bakal calon presiden (capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo, telah kehilangan wibawa ketokohannya.

Baca juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!

Dalam hal ini, ia menganggap Anies Baswedan berbeda. Menurut Dedi, Ganjar tidak terlibat secara signifikan dalam proses pengusungannya sejak awal.

Menurut Dedi, sosok Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Joko Widodo justru lebih terlihat dan terlibat dalam proses tersebut.

"Ganjar kehilangan wibawa tokohannya dalam proses pengusungannya karena terlalu besar keterlibatan Jokowi dalam menentukan pencapresan Ganjar. Sebagai hasilnya, Ganjar hanya dianggap sebagai sosok yang terlibat secara formal, tanpa memiliki keputusan sendiri kecuali patuh dan tunduk pada instruksi Jokowi atau Megawati," ujar Dedi seperti yang dikutip dalam keterangannya, Selasa (23/5/2023).

Oleh karena itu, Dedi menyimpulkan bahwa kehilangan tokoh kewibawaan ini menjadi alasan mengapa relawan Jokowi tidak mendukung Ganjar, melainkan justru mendukung Prabowo.

Manuver yang dilakukan oleh relawan Jokowi terbaru terlihat dari tindakan Relawan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim), menyusul langkah yang lebih awal diambil oleh relawan Jokowi Mania yang meninggalkan Ganjar.

Baca juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia

"Dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, relawan Jokowi tidak diakomodasi oleh PDIP dalam pengusungan Ganjar, atau kedua, Ganjar kehilangan wibawa tokohannya dalam proses pengusungannya," jelasnya.

Dedi melanjutkan dengan perbandingan bahwa hal ini berbeda dengan Anies Baswedan yang didukung oleh koalisi KPP yang terdiri dari partai NasDem, PKS, dan Demokrat. Meskipun diusung oleh koalisi yang relatif baru, ketiga partai ini memberikan Anies keleluasaan untuk menjaga wibawa tokohnya.

"Faktanya, Anies tetap mandiri dan tokohnya terjaga. Sebagai contoh, ia diberikan keleluasaan untuk memilih cawapres dan bahkan secara langsung mengendalikan tim kecil koalisi. Tidak ada kesan bahwa ada ketua umum partai yang mengendalikan Anies," ujarnya.

Baca juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!

Menurut Dedi, kondisi ini berbeda dengan Ganjar yang sejak awal dinyatakan sebagai kader partai oleh PDIP sebagai partai pengusungnya.

"Perbedaannya terletak pada Ganjar yang sejak awal dinyatakan sebagai kader partai, dan yang lebih buruk lagi, semuanya ditentukan oleh Megawati dan Jokowi," tegasnya.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru