Implementasi Chat-GPT dalam Layanan Pendidikan dan Perpustakaan

Reporter : nofiyah maulidah

Optika.id - Perpustakaan adalah sebuah institusi yang akan selalu bersinggungan dengan perkembangan teknologi. Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, perpustakaan dituntut untuk menyesuaikan kegunaan yang relevan bagi pengguna agar terus memberikan informasi yang faktual. Lalu bagaimana implikasi perkembangan teknologi pada perpustakaan itu sendiri? Seberapa besar pengaruh tersebut pada perpustakaan dan perkembangan ilmu pengetahuan?

Baca juga: ChatmuGPT, AI yang Dikembangkan Muhammadiyah

Salah satu inovasi baru dari Open AI (Artificial Intelligence) berhasil membuat geger masyarakat di seluruh dunia, termasuk negara Indonesia. Inovasi tersebut adalah Chat GPT yang diperoleh dari hasil perusahaan riset dalam mengembangkan kecerdasan buatan. Fungsi dari Chat GPT sendiri adalah sebagai penunjang komunikasi dan sebagai alat penelusuran informasi.Fungsi lainnya adalah bisa menjadi penunjang riset ilmiah dalam pembelajaran. Adanya Chat GPT bisa dijadikan sebuah inovasi dalam perpustakaan di Indonesia, salah satunya dalam masalah layanan informasi yang berbasis rujukan dasar untuk menyusun rencana program kerja, serta sebagai output dalam meningkatkan kompetensi layanan pustakawan.

Dibalik pesatnya arus teknologi yang semakin maju di era distrubsi, layanan perpustakaan tetap ditentukan oleh pustakawan. Adanya inovasi tersebut, pustakawan diharapkan lebih peka dan beradabtasi dengan berbagai perubahan gelombang teknologi. Kompetensi pustakawan dapat diasa melalui pendidikan formal maupun non formal sehingga bisa menyediakan etos kerja yang komprehensif.

Menurut seorang akademis Universitas Indonesia, Dr. Fuad berpendapat jika Chat GPT memiliki potensi dan manfaat bagi mahasiswa terutama dalam pelayanan tugas kuliah, kolaborasi dan aksebilitas sumber pembelajaran. Akan tetapi alat tersebut juga memberikan tantangan dan kekhawatiran di masa sekarang, tantangan tersebut melibatkan tentang kejujuran, integritas akademik, dan plagiarisme.

Kegunaan Chat GPT dalam dunia perpustakaan adalah sebagai alat dan strategi penelusuran sumber informasi, sebagai sintesis dan pembuatan sitasi daftar pustaka. Beberapa layanan dan Chat GPT dalam perkembangan manajemen perpustakaan antara lain :

1.Sebagai alat yang penyedia informasi yang faktual dan relevan

Dalam mengakses informasi perlu adanya kecepatan dan ketepatan agar pengguna bisa menghemat waktu. Chat GPT adalah sebuah alat yang beritegeritas mengenai kevalidan dalam memberikan informasi. Pengguna dapat mencari dengan bahasa natural dan menerima jawaban yang cepat, jelas dan instan.

2.Menjaga relevansi koleksi dalam perpustakaan

Baca juga: Lamongan Terus Tingkatkan Mutu Pendidikan dengan Akuntabilitas Dana

Dalam perkembangan era digital yang semakin pesat, perpustakaan perlu menyediakan informasi yang relevan dan up-todate. Chat GPTsendiri akan membantu pengguna dalam melayani secara personal maupun memperluas jangkauan layanan.

Kenyataannya, teknologi chatbot atau Chat GPT tidak sepenuhnya membantu pekerjaan pustakawan. Pustakawan tetap dituntut untuk terus mengembangkan kompetensinya dalam melayani pengguna dan memberikan informasi yang akurat. Kelebihan dari Chat GPT sendiri tidak memungkinkan jika semua pengguna dapat mengetahui atau menggunakannya dengan baik, sehingga kembali lagi jika posisi pustakawan jauh lebih penting.

Namun, pustakawan dan Chat GPT bisa melakukan kerja sama dalam mengoptimalkan sumber pengetahuan. Perpustakaan saat ini masih menjadi sebuah tempat dalam pelayanan informasi untuk mendapatkan pengetahuan berbasis akurat. Adanya kolaborasi tersebut, Chat GPT dapat membantu perpustakaan untuk memenuhi tuntutan pengguna di era digital. Oleh sebab itu, adanya pelatihan khusus bagi pustakawan sangat dibutuhkan.

Baca juga: Beasiswa Mahaghora Dibuka Sampai 26 Juli 2024

Penerapan AI pertama di Indonesia pada sebuah pekerjaan terjadi di stasiun televisi swasta bernama TV One. Stasiun televisi tersebut menayangkan presenter AI untuk pertama kalinya. Presenter itu bernama Syasa dan Nadira yang ditayangkan pada 21/4/2023. Beberapa hari kemudian, TV One kembali menyajikan presenter AI bernama Bhomi pada selasa 25/4/2023.

Memang dalam perkembangan teknologi, semua akses akan menjadi mudah. Namun dalam pengendalian akses teknologi tersebut harus dibarengi dengan sifat kreatif dan inovatif bagi pustakawan itu sendiri, sehingga perkembangan teknologi bukan sebagai ancaman profesi.

Penulis: Nofiyah Maulidah (Mahasiswa Universitas Airlangga)

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru