Relawan Anies Gelar Workshop dengan Tajuk "Pengelolaan Stres"

Reporter : Danny

Optika.id - Situasi stres pasti pernah dialami setiap manusia, begitu juga di kalangan relawan Anies Baswedan. Kadang stres bisa menimbulkan dampak negatif, namun bila bisa mengelolanya dengan baik melahirkan hal yang positif.

Baca juga: Adakan Gerakan Pemenangan AMIN, Relawan Anies Kunjungi Kantor DPP PKS!

Dosen Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Ratna Syifaa R mengatakan, stres sesengguhnya merupakan respons secara fisik, emosi, kognitif yang memunculkan situasi yang menantang bahkan membahayakan. Stres biasa terjadi dalam diri manusia, tidak bisa dihindari.

Menurut dia, stres bisa membuat emosi, menjadi murung, secara kognitif tidak berpikir jernih serta tidak bisa mensistematisasi dengan baik. Dalam bentuk perilaku seperti agresif atau menarik diri.

Stres biasa terjadi, namun yang perlu dilakukan adalah berhati-hati atas reaksinya, katanya saat menjadi pembicara dalam Workshop Relawan Anies bertema Pengelolaan Stres di Kalangan Relawan yang digelar oleh Relawan Anies Alumni Gadjah Mada (Relagama) pada Jumat, (9/6/2023) malam.

Menurut dia, bagi relawan Anies Baswedan pasti sudah mengalami situasi stres. Terlebih dengan kondisi perpolitikan nasional menjelang tahun politik berupa Pemilu 2024. Banyak pemberitaan yang berseliweran menjadi salah satu sumber stres, terutama pemberitaan yang menyerang Anies Baswedan dan koalisinya.

Baca juga: Relawan: Siapapun Pendamping Anies, Kami Akan Tetap Setia!

Anggota Relagama ini mengungkapkan, cara mengatasi stres antara lain menerapkan strategiproblem focused coping,yakni upaya menurunkan stres yang berorientasi pada penyelesaian masalah. Saat menghadapi itu, relawan butuh ketenangan berpikir dan tidak perlu reaktif, ungkapnya.

Dia mencontohkan, saat relawan dihadapkan pada berita atau video. Relawan sebaiknya diam dulu, tidak langsung reaktif. Cari dulu validitasnya. Relawan kadang sukashareyang kadang tidak relevan. Itu sebenarnya merugikan sendiri. Ini harus diubah, informasi harus diolah dulu, jangan reaktif, jelasnya.

Ratna menyebutkan respons kondisi stres yakni proaktif dan reaktif. Proaktif itu positif, reaktif itu negatif atau membahayakan. Dia menganalogikan dua tangan, yang tangan kanan membawa botol air mineral dan tangan kiri memegang botol minuman bersoda. Keduanya dikocok pasti ada perbedaan reaksi saat tutup botol dibuka.

Baca juga: Resmikan Poskonas Pemenangan, Anies Ungkap Bagian dari Ikhtiarnya!

Perbedaannya botol air mineral dikocok berapa pun tetap berupa air. Botol minuman bersoda dibuka berubah menjadi busa dan menyemprot ke mana. Itu analogi sederhana. Reaktif itu seperti air soda, dikocok lalu tutup dibuka buihnya langsung ke mana-mana, merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Botol berisi air dikocok berkali-kali tetap air, tidak menyemprot ke mana-mana dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, jelasnya.

Menurut dia, relawan Anies Baswedan yang cerdas sebaiknya seperti air, bukan minuman bersoda. Diprovokasi, dihujat bahkan diserang tidak menyemprot ke mana-mana seperti minuman bersoda.

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru