Optika.id -Cawapres Prabowo Subianto dari Ketum Partai Gerindra seringkali menjadi huru-hara dan selalu menjadi ajang pembahasan serius. Pengamat politik sekaligus akademisi Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan menilai Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai figur kuat menjadi cawapres Gerindra itu.
Kacung menyampaikan ini saat mencermati hasil survei kandidat capres yang mengerucut kepada tiga nama yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Dia bicara soal posisi cawapres sebagai penguat, bukan penentu.
"Sebetulnya yang paling menentukan adalah capresnya. (Misalnya), ada Prabowo, Ganjar dan Anies, tiga figur ini menjadi rujukan yang utama. Sedangkan cawapres sebetulnya posisinya lebih pada penguat bukan penentu. Artinya, penentu itu tidak punya makna apa-apa kalau capresnya itu tidak kuat. Tetapi kalau capresnya sama-sama kuat sedangkan penentunya ada yang kuat dan ada yang tidak, maka pemenang adalah capres yang kuat dan penentu yang kuat," kata Kacung seperti dilansir dari detik.com dalam keterangannya, Minggu (25/6/2023).
Dari nama-nama yang beredar sebagai cawapres Prabowo, Ia menilai Cak Imin lah yang paling kuat. Dia menyebut nama lain seperti Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak akan kuat jika diduetkan dengan Prabowo.
"Contohnya Pak Muhaimin Iskandar, penentu yang kuat. Tapi Kalau misalnya berpasangan dengan Pak Airlangga Hartarto, ya tidak menang, ya pasti kalah. Ini beda misalnya Pak Muhaimin dengan Prabowo, nah ini potensi bisa kuat. Ini saling memperkuat, artinya Capresnya kuat, Cawapres penentunya juga kuat," sambungnya menegaskan.
Dirinya menilai Cak Imin kuat karena mempunyai konstituen seperti warga Nahdlatul Ulama atau nahdliyin dan PKB. Jika dipasangkan dengan Prabowo, maka posisi Cak Imin akan semakin memperkuat capresnya.
Namun, apabila dipasangkan dengan kandidat lain seperti Anies Baswedan. Kacung menilai Cak Imin tidak akan menjadi kandidat yang cukup kuat.
"Kalau Prabowo-Muhaimin, Prabowonya kuat, Pak Muhaimin bisa memperkuat. Karena Pak Muhaimin punya konstituen yaitu warga NU dan PKB. Tapi kalau misalnya Pak Muhaimin dengan Anies Baswedan, nah Anies ini tidak terlalu kuat, meski Pak Muhaimin kuat, ya tapi karena dengan Anies ya tidak kuat," ungkapnya.
"Secara konkret, Prabowo-Muhaimin, dengan Anies-Muhaimin, maka yang lebih kuat adalah Prabowo-Muhaimin atau Ganjar-Muhaimin itu lebih kuat," tegasnya.
Dengan demikian, sebagai penutup Kacung menyampaikan bahwa Cak Imin mempunyai potensi kekuatan baik dari segi kultur maupun kewilayahan. Dia menyebut Cak Imin dari kalangan NU dan Jawa Timur, sementara Prabowo kuat di Jawa Barat dan Banten.
"Cak Imin punya potensi kekuatan dari segi kultur dan kewilayahan (dari NU dan Jawa Timur)," ujarnya.
Editor : Pahlevi