Mencari Nahkoda Baru Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur

Reporter : Seno

Oleh:Dr Sholikh Al Huda, M.Fil.I (Sekretaris Umum (Periode 2010-2014) & Wakil Ketua (Periode 2014-2028) PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur)

Baca juga: Mengawal Bersama Dana BOS Sekolah Dari Zero Korupsi

Optika.id - Tulisan ini terinspirasi saat acara kultural Sunatan anakMas Najih Prasetyo (Sekjen Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah) di rumahnya daerah Bangah Taman Sidoarjo pada Minggu (2/7/2023) yang dihadiri oleh banyak aktivis dan senior aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah (Pemuda Muhammadiyah, IMM, IPM, NA) Jawa Timur.

Dalam acara tersebut ada perbincangan yang gayeng, santai, penuh keakraban dan persaudaraan antar aktivis AMM membahas beragam isu aktual Indonesia maupun Muhammadiyah yang sedang ramai menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

Mulai isu Korupsi BTS Jhony G Plate Rp 8 T dan menyeret Dito Menpora yang diduga menerima dana Rp 27 M. Aliran sesat Syekh Panji Gumilang Pesantren Az-Zaitun yang dianggap menutupi kasus BTS Rp 8 T yang ditengarai melibatkan orang-orang Top Indonesia.

Adapula, bahasan terkait Siapa yang layak menjadi Presiden Indonesia 2024, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto atau Anies Baswedan? Dan sudah memanas mulai saling menjatuhkan antar relawan tentu jika dibiarkan bisa berdampak berbahaya bagi bangsa kedepannya. Ramainya isu politik bola terkait standarisasi Stadion JIS untuk Piala Dunia U-17,ada yang mengatakan untuk menjatuhkan calon tertentu.

Ada yang nyeletuk, tak kalah mengerikan isu marak Human Trafficking (peradangan manusia) yang memakan banyak korban. Kekerasaan sosio-seksual di dunia Pendidikan dan Keluarga (bayi hasil Inses dibunuh) menghentak nurani kita.Fenomena mutilasi seolah jadi trend pembunuhan di Indonesia, juga menjadi isu besar dan mengerikan.

Diskusi mulai menghangat pada saat ngobrol terkait Musyawarah Wilayah (Musywil)Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur, akan dilaksanakan di "Bumi Blambangan" (Banyuwangi, 14-16 Juli 2023) yang rencana dikuti 2000 Kader dari 38 Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) se-Jawa Timur.

Dari hangatnya diskusi tersebut, Saya celetuk "kira-kira siapa yang layak jadi nahkoda Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur ke depan? Di tengah situasi masyarakat yang sedang sakit sosial, politik, hukum, budaya, agama, ekonomi.Dan situasi perilaku sosial anak muda yang ingin serba instan, hedon.Ditambah masyarakat kita yang sedang masuk era Disrupsi. Erayang serba cepat dan canggih, jika kita tidak siap bisa terlibas dan bablas.

Obralan tersebut menggambarkan kondisi dan situasi real masyarakat kita saat ini yangmemang sedang sakit dan butuh obat penawar yang menyehatkan bukan malah mematikan.

Sehingga di sinilah peran dan posisi Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur sangat strategis dan ditunggu pergerakannya. Pemuda Muhammadiyah Jatim harus siap menghadapi dan ikut andil memberikan solusi strategis yang berkemajuan dan berkemanusiaan untuk Indonesia yang lebih maju dan berkeadaban.

Menurut saya berdasarkan pengalaman sewaktu menjadi Sekretaris (2010-2014) dan Wakil Ketua (2014-2018) PW Pemuda Muhammadiyah Jatim. Menurut saya yang dibutuhkan dan harus dimiliki oleh Nahkoda baru PW Pemuda Muhammadiyah Jatim kedepan minimal mempunyai tiga kemampuan pergerakan (Tri Kompetensi Dasar Gerakan/TKDG).

Baca juga: Muhammadiyah Bergerak: Jihad Lawan Perdagangan Orang

Pertama, kompetensi religiusitas.

Kompetensi religiusitas ini sebagai pondasi dan modal membangun moralitas "kebajikan" aktivis Pemuda Muhammadiyah dalam mengahadapi dinamika pergerakan pemuda yang saat ini sedang tidak baik-baik saja dan tergerus dengan aksi yang kurang bermoral.

Salah satunya adalah cara berfikir kapitalistik sehingga menampilkan sikap publik gerakan yang hedonis dan elitis. Sikap ini menjadikan aktivis Pemuda sering menabrak norma-norma keadaban politik dan cenderung suka mempertontonkan gaya hidup hedonis daripada sikap hidup sederhana seperti gaya hidup poro pemimpin Muhammadiyah masa lalu yang sederhana dan bersahaja.

Kedua, kompetensi intelektualitas.

Kompetensi intelektualitas ini sebagai pondasi dan modal aktivis Pemuda Muhammadiyah untuk membangun kapasitas keilmuan yang mumpuni. Sehingga mereka diharapakan memiliki wawasan keilmuan keagamaan, sosial, politik, ekonomi, budaya, hukum dan teknologi informatika yang berkelas nasional dan internasional.

Hal ini menjadi penting di era pergerakan masyarakat yang serba global-digital, aktivis Pemuda Muhammadiyah harus tanggap dan segera menguasai piranti digital untuk membangun pergerakan Pemuda Muhammadiyah di aras global-digital.

Sehingga pergerakan keilmuan di kalangan aktivis Pemuda Muhammadiyah harus diperhatikan secara serius dengan mengintensifkan membangun tradisi membaca, diskusi dan dialog dengan beragam elemen kebangsaan yang lain untuk saling tukar gagasan untuk membangun Indonesia yang lebih maju.

Baca juga: Muhammadiyah Bergerak: Jihad Lawan Perdagangan Orang

Ketiga, kompetensi humanitas.

Kompetensi humanitas ini merupakan modal dan pondasi untuk membangun data kritis dan daya krisis aktivis Pemuda Muhammadiyah di era Disrupsi.

Daya kritis artinya pergerakan Pemuda Muhammadiyah harus merdeka secara pikiran dan gerakan dengan tidak menjadi underbow atau terkooptasi oleh kekuasaan. Tetapi menjadi gerakan sosial mitra strategis-kritis dengan berkolaborasi bersama semua elemen masyarakat untuk membangun Indonesia yang lebih maju.

Daya krisis artinya aktivis Pemuda Muhammadiyah harus memiliki jiwa sosial (kesetiakawanan sosial) yang tinggi terhadap problem masyarakat lemah dan miskin atau pinjam istilah "menangis bersama rakyat" denganmelakukan gerakan advokasi dan pemihakan sosial-politik terhadap kepentingan rakyat (mustadafin) yang termarjinalkan oleh kekuasaan. Sebagai bentuk aktualisasi dari Teologi Al Maun Muhammadiyah.

Terakhir selamat bermusyawarah semoga mendapat nakhoda baru yang diridhoi oleh Allah SWT, berjiwa progresif revolusioner (Al Maun), berwawasan nasional-global dan memiliki daya emong yang kuat.

Fastabiqul Khairat

Editor : Pahlevi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru