Optika.id - Menteri Investasi Indonesia sekaligus Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengajak masyarakat, terutama Generasi Z (Gen-Z), untuk tidak memilih pemimpin yang hanya pandai dalam retorika. Ia juga menekankan dampak yang dapat timbul jika pemimpin yang mahir berpidato terpilih sebagai presiden di Indonesia.
Baca juga: Bahlil Resmi Umumkan Pengurus Partai, Sarmuji Sekjen-Agus Gumiwang Ketua Dewan Pembina
"Jadi, hati-hati. Kecerdasan seseorang bukanlah modal utama dalam memimpin negara," ujar Bahlil dalam Festival Gen-Z di Jakarta pada Sabtu (8/7/2023).
Gen-Z merujuk kepada generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga 2000-an.
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa pengalaman Inggris yang dipimpin oleh Liz Truss sebagai Perdana Menteri selama beberapa hari bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat Indonesia. Menurut Bahlil, Indonesia tidak cukup dipimpin oleh seseorang yang hanya mahir dalam berpidato seperti Liz Truss.
Baca juga: Bahlil Resmi Akan Daftar Jadi Ketum Golkar!
"Apa yang kurang dari Liz Truss dalam berpidato? Tapi ketika merumuskan kebijakan negara, dia membuat kesalahan. Saya khawatir Indonesia akan memilih pemimpin yang hanya pandai berpidato," ujar Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil menilai bahwa Liz Truss memang memiliki kemampuan berbicara yang sempurna sebagai seorang pemimpin. Namun, Truss membuat kebijakan yang keliru, terutama saat Inggris mengalami krisis dan Truss memutuskan untuk memangkas tarif pajak, yang membuat pasar keuangan kehilangan kepercayaan.
Baca juga: Hari Ini, Presiden Jokowi Lantik 3 Menteri dan 1 Wakil Menteri, Siapa Saja?
Akibatnya, nilai tukar poundsterling turun dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat.
"Sebagai pemimpin, kita harus memiliki intuisi kepemimpinan dan ketepatan. Jika ada pemimpin yang pernah menjabat sebelumnya, periksa rekam jejaknya. Yang ideal adalah memiliki kemampuan berpidato dan bekerja dengan baik. Kedua, periksa banyaknya prestasi kerjanya dibandingkan dengan pidatonya. Ketiga, pikirkan tentang apa yang kalian harapkan, bahwa negara ini harus maju," kata Bahlil.
Editor : Pahlevi