Optika.id - Setelah awal peluncurannya, Thread yang digadang-gadang sebagai aplikasi media sosial pengganti Twitter ini sukses besar menarik perhatian para pengguna internet. CEO Meta sebagai perusahaan induk dari Thread, Mark Zuckerberg menyebut bahwa Thread sukses mendapatkan 30 juta pendaftar baru hanya dalam waktu kurang dari sehari peluncuran resminya.
Baca juga: Instagram Hadir dengan Fitur Baru "Share List", Kamu Bisa Bagikan IGS ke Banyak Orang
Kesuksesan besar dari Threads ini, dengan mengusung konsep berbasis teks membuat Elon Musk ketar-ketir lantaran berbagai kebijakan yang diambil oleh Elon selaku pemilik baru Twitter dianggap mengada-ada oleh warganet.
Elon Musk pun tak tinggal diam. Dia dilaporkan akan menuntut Meta yang dianggap secara terang-terangan mencontek aplikasi miliknya tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Adam Mosseri selaku CEO Instagram sekaligus penanggung jawab Threads menampik anggapan bahwa Threads akan menjadi pengganti dan meniru Twitter.
"Tujuannya (Threads) bukan untuk menggantikan Twitter," kata Adam Mosseri menjawab pertanyaan jurnalisThe Verge,Alex Heath di aplikasi Threads, dikutip Optika.id, Senin (10/7/2023).
Menurut penjelasan Adam, Thread dibuat sebagai public square atau halaman publik bagi komunitas di Instagram yang tidak pernah benar-benar berniat menerima atau menggunakan Twitter. Jadi, Thread merupakan alternative bagi pengguna Instagram yang enggan terjun ke Twitter.
Di sisi lain, Thread juga menyasar komunitas di Twitter maupun platform lain yang tertarik pada tempat yang tidak terlalu penuh kemarahan dalam tiap interaksinya.
Baca juga: Israel Ancam Gagalkan Upaya Elon Musk Pasang Internet untuk Jalur Gaza
Oleh sebab itu, Adam mengklaim jika Thread tidak mendorong postingan terkait berita terkini maupun politik sehingga kebijakan pengguna diatur dengan ketat. Pasalnya, kedua hal tersebut dianggap sebagai sumber perdebatan sengit yang berujung kemarahan di Twitter.
"Politik danhard newspasti akan muncul di Threads - mereka juga ada di Instagram sampai batas tertentu - tetapi kami tidak akan melakukan apa pun untuk mendorong (postingan) tersebut," jelas Adam.
Lebih lanjut, Adam menjelaskan bahwa dirinya tak mau orang salah arti dengan keputusan Thread membatasi topik politik dan berita terkini atau hard news. Menurut Adam, kedua topik tersebut merupakan hal yang penting untuk dibahas.
Akan tetapi, berlandaskan pengalaman dan jam terbangnya dalam mengelola media sosial seperti di Instagram, kedua hal tersebut banyak menimbulkan hal negatif yang dihadirkan dari postingan berbau politik dan juga hard news, dibandingkan dengan keuntungan atau sisi positif yang bisa mereka dapatkan. Baik hal itu keuntungan materil maupun hal keterlibatan pengguna.
Baca juga: Berdiri dan Runtuhnya Twitter
"Politik danhard newsitu penting, saya tidak ingin menyiratkan sebaliknya. Tapi pendapat saya adalah, dari perspektif platform, keterlibatan atau pendapatan tambahan apa pun yang mungkin mereka dorong, sama sekali tidak sebanding dengan pengawasan, kenegatifan, atau risiko integritas yang menyertainya," ucap Adam.
Adam berdalih jika ada banyak topik lain yang bisa menarik banyak komunitas pengguna Threads meskipun tidak ada postingan politik dan hardnews. Topik lain yang bisa dicari yakni mode, olahraga, musik, hiburan, kecantikan, dan lain sebagainya.
"Ada lebih dari cukup komunitas yang luar biasa, untuk membuat platform yang dinamis tanpa perlu terlibat dalam politik atauhard news," pungkasnya.
Editor : Pahlevi