Optika.id - Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Surya Paloh menunjukkan indikasi mengenai siapa yang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
Baca juga: Netizen Respon Upaya Anies Dirikan Partai, Ini Penjelasannya!
Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, ketertarikan Jokowi tersebut dapat dianggap sebagai bentuk intervensi tidak langsung. Jokowi terlihat ingin ikut campur dalam urusan ketua umum partai untuk menentukan calon presiden dan cawapres.
"Sebagai presiden, sebenarnya Jokowi tidak memiliki kewenangan terkait hal tersebut. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika intervensi tidak langsung Jokowi mendapat banyak kritik negatif," kata Jamiluddin pada Jumat (21/7/2023).
Berdasarkan hal itu, Jamiluddin melihat bahwa ketika Jokowi menanyakan cawapresnya Anies, ada kemungkinan bahwa Jokowi ingin mengetahui kekuatan pasangan calon presiden dan cawapres yang akan diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Baca juga: Tokoh Masyarakat Ingin Anies Terus Jadi Pemimpin Perubahan untuk Indonesia
Informasi tersebut, tambah Jamiluddin, penting untuk dua hal. Pertama, Jokowi akan dapat memperkirakan peluang Anies dalam Pilpres 2024, karena Jokowi khawatir jika Anies menang, maka program kerjanya tidak akan dilanjutkan.
Kedua, Jokowi akan mencari calon wakil presiden dari pasangan calon presiden yang didukungnya. Penentuan cawapres ini tentunya untuk memastikan bahwa pasangan yang didukungnya akan lebih kompetitif daripada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh KPP.
Baca juga: Meski Tak Ikut Kontestasi Pilgub, Pengamat Prediksi Karier Anies Tak Meredup!
"Dengan cara ini, Jokowi berharap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang didukungnya akan lebih berpeluang menang dalam Pilpres 2024. Melalui cara ini, Jokowi yakin programnya akan tetap berlanjut," tambahnya.
Editor : Pahlevi