Optika.id - Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Sandiaga Uno digandeng Prabowo Subianto untuk melawan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Kontestasi tersebut pun dimenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin. Kini, baik Sandiaga dan Prabowo menjadi menteri Presiden Jokowi.
Baca juga: Amarah Sandiaga Uno Usai Tahu Tukang Parkir Liar Patok Tarif Rp300 Ribu di Istiqlal
Untuk Pilpres 2024 kali ini, Sandiaga pun berharap digandeng oleh Ganjar Pranowo, Capres PDI Perjuangan.
Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) PPP (Partai Persatuan Pembangunan) ini mengaku memiliki chemistry dengan Ganjar Pranowo. Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengungkapkan empat persamaan antara Sandi dengan Ganjar.
Hal pertama persamaan dari keduanya, kata Arsul, yaitu Ganjar dan Sandi masing-masing memiliki elektabilitas yang tinggi. Dengan elektabilitas Sandi, menurut Arsul dapat menguatkan elektabilitas Ganjar sebagai calon presiden.
"Pertama tentu keduanya punya elektabilitas yang tinggi. Jadi kalau Pak Sandi yang dipilih maka itu tentu akan menguatkan elektabilitasnya Pak Ganjar," ujar Arsul seperti dikutip dari akun Twitternya, Senin (24/7/2023).
Kedua, menurut Arsul Sani, pola pikir Sandiaga dan Ganjar memiliki kesamaan. Yakni pola pikir inklusif yang terbuka akan masukan dari semua pihak.
"Yang kedua, keduanya sama-sama punya pola pikir yang sama," ujarnya.
Selanjutnya ketiga, Arsul mengatakan keduanya juga memiliki fokus yang sama. Sandi dan Ganjar, kata Arsul, memiliki perhatian terhadap peningkatan kehidupan sosial perekonomian.
"Yang ketiganya juga punya fokus yang sama juga yakni concern terhadap peningkatan kehidupan sosial perekonomian kita ke depan," ucap Arsul.
"Yang keempat tentu mereka punya komitmen yang sama yakni untuk terus melanjutkan program-program pembangunan dan program pemerintahan Pak Jokowi-Kiai Ma'aruf Amin," ucapnya.
PPP terus melakukan komunikasi dengan koalisi untuk diusungnya pasangan Ganjar dan Sandi. Sebab, kedua tokoh tersebut dinilai memiliki kecocokan.
"Kami dari PPP, kami memang melihat bahwa chemistry Pak Ganjar dengan calon wakil presiden yang kami ajukan Bang Sandi Uno itu memang punya begitu banyak titik pertautan atau chemistry," imbuhnya.
Sandiaga Sudah Bertemu Ganjar 3 Kali
Sebelumnya, Sandiaga Uno mengatakan isi pertemuan dengan bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo di rumah mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin. Sandiaga mengaku memiliki kedekatan yang baik dengan Ganjar.
Dalam minggu ini, dia mengaku sudah bertemu dengan Ganjar sebanyak 3 kali. Namun tetap, lanjutnya, keputusan bakal capres dan cawapres ada di tangan pimpinan partai politik.
"Mau tahu aja he-he-he. Kita punya chemistry yang baik dan dalam minggu ini saja sudah hampir 3 kali bertemu. Jadi hubungan kami memang baik, tapi keputusan capres-cawapres itu adalah di pimpinan parpol, dan hari ini relawan di bawah pimpinan Pak RY (Rachmat Yasin) dengan sigap sudah mempertemukan kita kembali," kata Sandiaga di Bojonggede, Bogor, Sabtu (22/7/2023).
"Mudah-mudahan ini menjadi barokah silaturahim kita utnuk membawa pembangunan yang lebih baik lagi, dan menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia," sambungnya.
PDIP Sebut Akan Dipertimbangkan
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Tapera Pil Pahit, Apa itu?
Politsi PDIP Deddy Sitorus menyebut komunikasi yang baik antara Sandiaga dan Ganjar itu akan dipertimbangkan oleh partainya.
"Sejauh ini 10 nama yang masuk masih terus dibahas dan dikerucutkan. Kemungkinan akan diperas 3-5 nama untuk dibahas bersama parpol pengusung, Mas Ganjar dan Pak Jokowi," kata Deddy kepada wartawan, Minggu (23/7/2023).
Deddy mengatakan PPP telah mengajukan Sandiaga untuk cawapres Ganjar. Dia menyebut PDIP akan mempertimbangkan Sandiaga bersama nama-nama lainnya.
"Mas Sandiaga Uno disodorkan oleh PPP dan memang punya komunikasi yg baik dengan Mas Ganjar. Tentu saja masuk pertimbangan bersama nama-nama lain yang potensial. Akan didalami tidak saja chemistry dengan Pak Ganjar yang memang satu keharusan tetapi juga punya potensi kepemimpinan yang bisa membantu Pak Ganjar jika terpilih untuk mengakselerasi dan menyempurnakan apa yang telah dikerjakan oleh Pak Jokowi," kata dia.
Lebih lanjut, Deddy mengungkapkan kemungkinan pengumuman cawapres Ganjar. Dia menyebut pengumuman akan dilakukan Agustus atau September.
"Kemungkinan Agustus-September," tutur dia.
Ada di Tangan Megawati
Sementara itu, pengamat politik menilai penentuan cawapres Ganjar pada akhirnya akan ada di tangan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Dalam kasus koalisi PDIP Pak Ganjar saya menduga bahwa faktor penentunya sepenuhnya ada di tangan Bu Mega, jadi cukup sulit untuk memprediksi akan ke mana Bu Mega," kata Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, dalam keterangannya, Minggu (23/7/2023).
Baca juga: Sandiaga Uno Soal Jadi Pilihan Menteri Prabowo: Banyak Kandidat Lain!
Namun demikian, Arya menilai nama Sandiaga mulai dibicarakan oleh PDIP. Dia menilai Sandiaga dipandang sebagai sosok yang bisa menarik pemilih dari Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Tapi saya melihat nama Sandi sepertinya mulai dibicarakan di internal PDIP karena melihat situasi pilpres yang kompetitif, terutama dengan Pak Prabowo dan Pak Anies. Situasi Pilpres yang kompetitif itu membuat nama Sandi dibicarakan karena dipandang bisa menarik suara dari Pak Prabowo, Pak Anies, gitu.
Lebih lanjut, Arya menilai bergabungnya Sandiaga ke PPP menjadi nilai tambah yang diperhitungkan Megawati. Arya kemudian menyinggung pola Megawati yang memilih pasangan capres PDIP dari tokoh Nahdlatul Ulama.
"Jadi dengan bergabungnya Pak Sandiaga dengan PPP tentu salah satu bisa jadi nilai tambah, mungkin diperhitungkan oleh Bu Mega ya. Meskipun dalam proses penentuan itu, PPP dan Perindo sudah bergabung tetap saya kira, posisi atau saham terbesarnya ada di Bu Mega dan harus kita lihat juga bahwa Sandiaga tentu akan berkompetisi juga dengan tokoh-tokoh NU," tutur dia.
"Apalagi pola PDIP perjuangan itu misalnya dulu Bu Mega berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi di NU, kemudian juga 2014 Pak Jokowi dan Pak JK, Pak JK juga NU, kemudian juga Pak Ma'ruf Amin juga NU, jadi memang ada pola sepertinya PDIP dan Bu Mega terutama mempertimbangkan NU, tokoh NU," lanjutnya.
Namun demikian, Arya menilai sulit untuk memprediksi keputusan Megawati. Dia menilai Megawati memiliki banyak pertimbangan dalam menentukan cawapres Ganjar.
"Pada akhirnya akan ada di Bu Mega dan itu yang sulit diprediksi karena Bu Mega itu dalam kasus kandidat ini tentu beliau menutup rapat dan banyak pertimbangan," jelasnya.
Lebih lanjut, Arya menilai Sandiaga percaya diri (PD) saat menyatakan bahwa memiliki chemistry dengan Ganjar Pranowo. Sebab, kata dia, Sandiaga memiliki elektabilitas yang cukup tinggi sebagai cawapres.
"Saya kira masih dalam tahap yang normal, karena Pak Sandi sadar juga dalam posisi di mana dekat sekali jarak Pak Ganjar dan Pak Prabowo tentu faktor elektabilitas akan jadi pertimbangan cawapres, seberapa besar cawapres itu punya kontribusi elektoral. Nah itu yang membuat saya kira Pak Sandi merasa PD, meskipun situasinya tidak sesederhana itu juga dalam nominasi oleh Bu Mega tidak sesederhana itu. Tapi tetap putusan akhir dan figur yang punya pengaruh penting di cawapres tetap pada Bu Mega," pungkasnya.
Editor : Pahlevi