Optika.id - Rocky Gerung, seorang pengamat politik, dianggap mencermati frustrasi yang dirasakan oleh para buruh yang telah melakukan demonstrasi selama bertahun-tahun menentang UU Cipta Kerja, namun tidak mendapatkan perhatian dari rezim Joko Widodo.
Baca juga: Serikat Buruh Terus Pantau Perkembangan Rancangan UU Omnibus Law Kesehatan
Menurut Moh Jumhur Hidayat, Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Rocky Gerung merupakan individu yang fokus pada kebijakan daripada memperhatikan individualitas orang yang dikritiknya.
"Setiap orang yang dia kritik habis, begitu selesai tidak menjabat, ya enggak diapa-apain sama dia. Tapi sahabatnya dia pun, ketika menjabat dihabisi juga. Karena dia orangnya memang sangat idealis, rasional," ujar Jumhur kepada wartawan, di Sekber Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) di Jalan Taman Cilandak Raya nomor 47, Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).
Menurut Jumhur, pernyataan yang diucapkan oleh Rocky yang dianggap merendahkan Presiden Joko Widodo sebenarnya tidak bersifat pribadi, melainkan lebih berkaitan dengan kebijakan yang telah diambil oleh Jokowi selama menjabat sebagai Presiden RI.
Baca juga: Perppu Cipta Kerja Jadi Ajang Simpati Gaet Suara Para Parpol
"Saya menganggap bahwa kebijakan-kebijakan semacam itu adalah kebijakan yang merugikan dan tidak bijak. Banyak tindakan rezim ini yang menghasilkan kebijakan yang merugikan dan tidak bijak, banyak. Omnibus Law adalah contoh dari kebijakan yang merugikan dan tidak bijak, serta cenderung arogan dan sombong, saya yakin akan hal itu. Itulah inti dari pernyataan Rocky yang berkaitan dengan hal-hal semacam itu, yaitu kebijakan," tegas Jumhur.
Bahkan, Jumhur melihat, Rocky diyakini merasakan kejengkelan dari kaum buruh yang bertahun-tahun berdemonstrasi sejak meminta Perppu Omnibus Law Cipta Kerja dibatalkan, hingga minta dicabutnya UU Cipta Kerja.
Baca juga: Pro Kontra RUU Omnibus Law Kesehatan, IDI Menolak PDSI Sebut RUU Lindungi Tenaga Medis
"Ini kan bernegara kayak main-main gitu. Dan Rocky menyaksikan itu, sebelumnya pidatonya mengantarkan soal itu. Jadi, tidak ada urusan pribadi," pungkas Jumhur.
Editor : Pahlevi