Optika.id - Baru-baru ini, penyanyi internasional Billie Eilish mengaku jika otaknya rusak akibat sejak kecil dia kecanduan pornografi. Salah satu permasalahan yang cukup kompleks adalah kecanduan pornografi. Sebenarnya, penyebab dari kecanduan itu ada banyak misalnya emosional, ketidakpuasan dalam hubungan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Mengutip dari laman Medical News Today, Kamis (10/8/2023), pola ketergantungan emosional terhadap konten pornografi ini bisa mengganggu berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari seperti hubungan dengan pasangan hingga rekan kerja. Pasalnya, menurut laman tersebut, orang yang mengalami kecanduan pornografi cenderung menyendiri.
Kecanduan seperti itu bisa mengarah pada isolasi sosial yang mana seseorang lebih memilih untuk menghabiskan waktu seharian menonton konten pornografi dibandingkan dengan berinteraksi sosial dengan orang lain dan melakukan kegiatan bermanfaat lainnya.
Kendati demikian, para professional kesehatan dan konselor sama-sama sepakat bahwa sebenarnya pornografi bukanlah sebuah masalah meskipun berpotensi menimbulkan kecanduan, dan menjurus ke hal akut.
Lantas, bagaimana cara mengetahui seseorang telah kecanduan pornografi?
Kehilangan Kontrol Diri
Adapun salah satu ciri yang menonjol dari kecanduan yakni hilangnya kontrol terhadap diri sendiri. Seseorang yang terlalu sering atau kecanduan menonton konten pornografi akan terus berusaha untuk melakukannya. Alhasil, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa pola perilaku konsumsi konten telah berubah menjadi sesuatu yang tidak terkendali, serta berpotensi untuk merugikan kesejahteraan mereka.
Hal tersebut juga secara tidak langsung bisa menyebabkan pikiran obsesif dan bisa mengganggu produktivitas interaksi sosial, maupun kualitas hidup secara keseluruhan.
Menonton Dalam Dosis Tinggi
Meningkatnya kebutuhan untuk dosis yang kian tinggi atau jenis konten lebih intens dalam rangka untuk mencapai rasa puas adalah salah satu tanda kecanduan pornografi. Fenomena ini biasa disebut sebagai toleransi atau batas toleransi.
Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
Fenomena ini terjadi saat seseorang perlahan-lahan menjadi kurang sensitive terhadap jenis konten yang biasa mereka tonton. Alhasil, kemudian mereka mencari konten dengan jenis yang lebih ekstrem untuk merasakan efek kepuasan yang lebih.
Ini bisa menjadi suatu indikasi bahwa pola konsumsi telah berubah menjadi lebih serius serta berpotensi untuk merugikan kesejahteraan mental maupun emosional seseorang.
Tidak Puas Dalam Berhubungan Dengan Pasangan
Kebanyakan mengonsumi konten pornografi bisa membuat seseorang merasa tidak puas dengan kehidupan seksual dan hubungan mereka dengan pasangan. Paparan yang berlebihan terhadap citra dan skenario yang tidak realistis dalam pornografi dapat menciptakan harapan yang tidak realistis terhadap pasangan dan hubungan seksual.
Efeknya adalah muncul perasaan tidak puas dengan pasangan, ketidakcocokan, atau masalah-masalah lain yang timbul dalam hubungan. Apabila seseorang merasa bahwa pornografi sedang mengganggu hubungan serta kepuasan seksual mereka, maka penting untuk membicarakannya secara terbuka dengan pasangan dan sadar bahwa konten pornografi merupakan hiperealitas yang semu dan tidak nyata.
Baca juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda
Emosi Meluap
Emosi yang meluap-luap karena merasa bahwa kehidupan sehari-hari mengganggu untuk menonton konten porno merupakan tanda lain yang mengindikasikan adanya masalah kecanduan pada pornografi. Orang yang sudah kecanduan akan marah ketika tanggung jawab dan tugas di kehidupan nyata dirasa mengganggu aktivitas menonton konten pornonya.
Perasaan inipun mencerminkan seberapa kuat pengaruh serta ketergantungan terhadap pornografi telah berkembang dan menancapkan cakarnya dalam kehidupan seseorang.
Biasanya, orang dengan kecanduan pornografi yang parah dianjurkan untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental atau terapis yang mempunyai pengalaman dalam mengatasi masalah kecanduan seksual.
Terapis dapat membantu mengidentifikasi penyebab dan faktor pemicu kecanduan, serta memberikan dukungan dalam mengatasi pola perilaku yang tidak diinginkan. Mereka akan melakukan berbagai teknik penyembuhan seperti mencoba mengelola stres dan membangun keterampilan beradaptasi.
Editor : Pahlevi