Optika.id - Pakar Kesehatan Lingkungan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Corie Indria Prasasti menjelaskan dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan manusia. Salah satunya adalah meningkatkan risiko serangan jantung.
Baca juga: Kesehatan dan Alkohol: Apa yang Harus Anda Ketahui?
Hal ini dikatakan olehnya merespons polusi udara yang memburuk di kota-kota besar, khususnya di Jakarta akhir-akhir ini dan ramai dibicarakan oleh warganet.
Corie menyebut bahwa polutan udara tersebut bisa menyebabkan peradangan dalam tubuh, meningkatkan risiko serangan jantung dan memperburuk penyakit jantung. Di sisi lain, polutan itu juga bisa menyebabkan gangguan pernapasan, tenggorokan, dan iritasi mata serta menimbulkan ISPA. Yang patut diwaspadai adalah polutan 2.5, nitrogen dioksida, ozon, karbondioksida, dan hidrokarbon.
Selain itu, yang paling rentan di tengah polusi udara adalah anak-anak dan bayi. Pasalnya, imunitas mereka belum sepenuhnya terbentuk sempurna dan sistem pernapasan serta pertumbuhan mereka sedang dalam tahap perkembangan.
Polusi udara ini juga menyumbang dampak buruk bagi lingkungan, jadi tidak hanya manusia saja. Tanaman yang terpapar polusi udara dapat rusak dan kelangsungan hidup hewan terganggu. Lebih lanjut, polutan bisa memicu proses erosi dan degradasi tanah, merusak ekosistem perairan dan menurunkan kualitas air.
Baca juga: Kenali Penyebab Kesemutan pada Wajah dan Waktu yang Tepat untuk Konsultasi
Kendati demikian, masih ada berbagai hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat ketika terjadi polusi udara menurut Corie. Dan yang paling penting, adalah dengan cara memantau kualitas udara di lingkungan sekitar serta waspada terhadapnya.
Cara lain yang dilakukan adalah dengan menggunakan penyaring udara dalam ruangan, menjaga kebersihan udara dalam ruangan, serta sebisa mungkin menghindari lokaasi dengan polusi udara tinggi. Apabila ingin beraktivitas di luar ruangan atau pergi ke luar rumah, maka pantau kualitas udara dan menggunakan masker ketika ke luar rumah.
Lebih lanjut, masyarakat dianjurkan untuk selalu mengonsumsi makanan yang bergizi, meningkatkan imunitas tubuh, meminum suplemen yang dibutuhkan, serta mengurangi paparan asap rokok.
Baca juga: 5 Perubahan Warna Lidah yang Mengungkap Kondisi Kesehatan Anda
"Jika harus beraktivitas di luar saat kualitas udara buruk, wajib menggunakan masker yang dirancang khusus untuk melindungi pernapasan dari partikel halus, kata Corie dilansir dari laman Unair, Selasa (15/8/2023).
Sebagai informasi, per Senin (14/8/2023) pukul 17.00 WIB, berdasarkan situs resmi IQAir, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 105. Angka ini pun sudah termasuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitive dengan konsentrasi PM 2.5 sebesar 7,4 kali lipat dari standar WHO. Hal ini semakin menguatkan bahwa polusi udara di Jakarta tidak bisa dianggap remeh dan membutuhkan perhatian dari pemerintah sesegera mungkin.
Editor : Pahlevi