Optika.id - Dunia sedang hangat membicarakanperkembanganzaman yang begitu pesat diantaranya adalah perkembangan teknologi. Masyarakat dunia sedang sibuk membicarakan Kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) sedang menjadi pusat perhatian dunia. Kehadiran teknologi AI mampu merevolusi seluruh aspek kehidupan kita.
Baca juga: Abdul Mu'ti: Guru Kerap Jadi Korban Kepentingan Politik
Teknologi AI (Artificial Intelligence). AI ini dapat dibilang penemuan terbesar umat manusia seperti Chat GPT, yang sekarang viral karena AI tersebut dapat menjawab pertanyaan kita dengan akurat. Lalu bisa berdampak apakah AI ini dapat menggantikan guru mengajar?
Menurut data maupun sumber yang ditemukan AI memiliki beberapa kelebihan seperti: Ketersediaan 24/7, Personalisasi Pembelajaran, Konsistensi dalam materi, Feedback yang cepat, Akses Global, Standarisasi.
Pertama, Ketersediaan 24/7, AI dapat memberikan kesempatan belajar sepanjang waktu, memungkinkan siswa belajar sesuai kenyamanan mereka sendiri. Hal ini sangat berguna bagi siswa yang memiliki jadwal yang tidak teratur atau lebih suka belajar pada jam-jam yang tidak konvensional.
Kedua, Personalisasi Pembelajaran, AI memiliki potensi untuk menyediakan pengalaman pembelajaran yang dipersonalisasi sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing siswa. Perhatian individual ini dapat mengarah pada pemahaman dan retensi konsep yang lebih baik.
Ketiga, Konsistensi Dalam Materi, AI dapat memberikan pelajaran dan penilaian secara konsisten tanpa dipengaruhi oleh suasana hati, kelelahan, atau faktor manusia lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas pengajaran.
Keempat, Feedback yang cepat, AI dapat memberikan umpan balik langsung kepada siswa tentang pekerjaan mereka, membantu mereka memperbaiki kesalahan dan memahami konsep lebih cepat.
Kelima, Akses Global, Platform pendidikan yang didukung AI potensialnya dapat mencapai siswa di daerah terpencil atau yang kurang terlayani, membawa pendidikan berkualitas kepada mereka yang mungkin tidak memiliki akses sebaliknya.
Keenam, Standarisasi, AI dapat memastikan bahwa konten pendidikan berkualitas yang sama tersedia bagi semua siswa, tanpa memandang lokasi geografis atau latar belakang sosio ekonomi mereka.
Dari keenam kelebihan ini jika dilihat dalam perspektif pendidikan memanglah sangat bagus karena dari penjelasan di atas kita bisa melihat bagaimana kecanggihan mempermudah dan membuat segala sesuatunya begitu praktis dan tidak perlu persiapan yang banyak yang dilakukan oleh guru pada saat mengajar di kelas, semua sudah tersistem dengan begitu canggih.
Namun demikian di sisi lain kita tidak bisa menutup mata bahwa Artificial Intelligence (AI)dalam proses pembelajaran memiliki dampak negatif,diantaranya seperti: interaksi manusia dan empati, pembelajaran yang kompleks, kemampuan beradaptasi, motivasi dan inspirasi, pertimbangan etika dan sosial, kesalahan yang tidak terduga, privasi dan keamanan data.
Pertama, interaksi manusia dan empati. Guru memberikan dukungan emosional, dorongan, dan bimbingan yang tidak bisa diwakili oleh AI. Interaksi manusia penting untuk perkembangan sosial dan emosional.
Kedua, Pembelajaran yang kompleks, AI mungkin mengalami kesulitan dalam mengajar topik yang kompleks yang memerlukan pemikiran kreatif, analisis kritis, dan pemahaman mendalam.
Ketiga, Kemampuan beradaptasi. Guru dapat mengadaptasi metode pengajaran mereka berdasarkan observasi waktu nyata terhadap keterlibatan dan pemahaman siswa, sesuatu yang mungkin sulit dilakukan oleh AI.
Baca juga: ChatmuGPT, AI yang Dikembangkan Muhammadiyah
Keempat, Motivasi dan Inspirasi.Guru memainkan peran penting dalam memotivasi dan menginspirasi siswa untuk belajar, seringkali menjadi panutan dan mentor.
Kelima,Pertimbangan etika dan sosial.Peran seorang guru meluas di luar sekadar penyampaian pengetahuan; mereka juga menanamkan nilai-nilai, etika, dan keterampilan sosial pada siswa.
Keenam,Kesalahan yang tidak terduga. Sistem AI dapat membuat kesalahan atau memberikan informasi yang tidak benar, dan siswa mungkin tidak selalu mampu mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan tersebut.
Ketujuh, Privasi dan keamanan data. Sistem AI yang mengumpulkan data tentang pola pembelajaran siswa menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data.
Secara keseluruhan, walaupun kecerdasan buatan (AI) punya potensi bagus untuk membuat beberapa bagian dalam dunia pendidikan lebih baik, konsep menggantikan guru sepenuhnya dengan AI punya tantangan besar yang butuh dipikirkan secara dalam. Penting banget untuk memahami apa dampak dari teknologi ini dalam pendidikan, terutama soal interaksi manusia, pelajaran yang rumit, semangat siswa, dan hal-hal etika.
Salah satu hal yang perlu diingat adalah pengajaran bukan hanya penyampaian materi, tetapi juga soal komunikasi, dukung-mendukung, empati, dan hubungan baik antara guru sama siswa. Ini hal yang AI tidak bisa gantikan.
Pengalaman belajar yang bermakna juga termasuk soal bantuan yang disesuaikan dengan tiap siswa. AI dapat memberi tanggapan otomatis, tapi AI tidak dapat memberi panduan yang penuh dengan perasaan dan kepekaan.
Baca juga: Kawula17: Inovasi Politik Anak Muda di Tengah Banjir Informasi Media Sosial
Selain itu, AI bisa kesulitan mengajar materi yang kompleks dan perlu pemikiran kreatif, analisis dalam-dalam, dan cara berpikir kritis. Ini semua keahlian yang dimiliki manusia, yang tidak hanya dari data dan algoritma, tapi juga dari pemahaman luas tentang dunia dan pengalaman.
Hal penting lainnya adalah soal semangat. Guru punya peran penting dalam menginspirasi siswa, memberikan semangat untuk belajar, dan dorongan buat mencapai yang terbaik. Peran guru sebagai panutan dan teman tidak dapat digantikan begitu saja. Ada aspek manusia yang tidak dapat digantikan AI, seperti saat guru memberi pujian, apresiasi, dan dorongan emosional. Etika juga adalah hal yang penting.
Meskipun AI bisa kumpulkan data tentang siswa, tapi kita perlu lebih bijak soal privasi dan bagaimana data ini digunakan. Proteksi data pribadi dan kejelasan soal cara teknologi ini digunakan dalam pendidikan itu penting. Tapi, bukan berarti teknologi AI tidak punya peran dalam pendidikan. Penggunaan AI dapat membantu dengan memberikan tanggapan otomatis, adaptasi pelajaran, kelola tugas-tugas administratif, dan analisis data pembelajaran.
Pendekatan terbaik adalah gabungkan baik-buruknya teknologi dengan peran guru yang tidak bisa digantikan. Memadukan kelebihan teknologi dengan peran manusia yang penting. Jika AI dan manusia bisa kerja sama dalam pembelajaran, itu bisa bawa perubahan positif yang lebih luas dalam pendidikan.
Dengan begitu, pendekatan yang seimbang antara teknologi dan nilai-nilai manusia adalah yang paling efektif untuk menyeimbangkan perkembangan teknologi dengan kebutuhan pendidikan yang lengkap.
Serta guru juga tidakharus mau berkembang dan bekerjasama dengan teknologi yang begitu maju demi pendidikan yang lebih layak dan pembelajaranmodern yang bisa di operasi oleh guru bersama dengan teknologi yang begitu pesat perkembanganya.
Editor : Pahlevi