Optika.id - Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Uwes Anis Chaeruman mengingatkan pentingnya pengetahuan guru terkait materi pembelajaran dengan unsur pedagogi yang harus dikuasai. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang saat ini membuat mudah segala sektor, utamanya pembelajaran. Maka dari itu, dia mengingatkan kepada tenaga pendidik bahwa teknologi pembelajaran bukan hanya soal perangkat seperti internet dan gawai saja.
"Seiring perkembangan waktu, ada unsur lain yang disebut dengan technological. Tapi, ini harus nyambung tiga-tiganya," ujar Uwes, dikutip dari keterangannya, Jumat (20/10/2023).
Baca juga: Abdul Mu'ti: Guru Kerap Jadi Korban Kepentingan Politik
Misalnya, dia memberikan contoh seorang guru yang mengajar siswanya melalui permainan. Siswa juga diminta untuk membuat vlog, atau konten digital kemudian diunggah ke internet dan platform media sosial.
Dalam kasus ini, ujar Uwes, unsur teknologi, penguasaan materi serta pedagogi saling berkaitan sehingga bisa disebut dengan pembelajaran modern dengan teknologi modern.
Sementara itu, seorang guru di pedalaman juga memiliki pengalaman yang berbeda. Ia mengajar dengan metode mengajak para siswanya bermain di luar kelas. Sehingga, para siswa juga dilibatkan dalam kerja sama dan sesi diskusi.
Kendati tidak melibatkan atau menggunakan perangkat teknologi, Uwes menjelaskan bahwa contoh kasus tersebut sudah termasuk ke dalam teknologi pembelajaran. Alasannya, guru tersebut menerapkan beberapa metode pembelajaran seperti bermain, berdiskusi, kolaborasi, dan presentasi.
Baca juga: ChatmuGPT, AI yang Dikembangkan Muhammadiyah
"Secara keseluruhan bagaimana seorang guru mengajar siswanya dalam kondisi seadanya, yang tidak ada listrik dan sebagainya, itu adalah teknologi pembelajaran," kata Uwes.
Guru-guru di Indonesia, imbuhnya, seharusnya bisa menerapkan pembelajaran seperti contoh kasus pertama, akan tetapi, apabila ada kendala keterbatasan teknologi, contoh kasus kedua pun dapat diterapkan.
Mirisnya, berdasarkan penelitian yang dia lakukan, guru-guru di Indonesia masih belum banyak menerapkan metode pembelajaran seperti dua contoh itu. Justru, dalam praktiknya guru menggunakan teknologi modern dengan metode pembelajaran kuno dan konvensional.
Baca juga: Lamongan Terus Tingkatkan Mutu Pendidikan dengan Akuntabilitas Dana
Contohnya adalah menayangkan presentasi dengan desain menarik, tidak langsung pada inti, mengadakan tanya jawab dengan para siswa, lalu memberi tugas. Padahal, menurutnya, indikator yang diperlukan justru sederhana.
"Kita bukan bicara teknologi modern. Tapi, bicara siapa yang menjadi pemain utama dalam sinetron pembelajaran di kelas. Apakah guru atau siswa," pungkasnya.
Editor : Pahlevi