Optika.id - Salah satu tradisi untuk menyambut pergantian baru yang tidak absen dari lama adalah membuat resolusi diri. Biasanya, resolusi tahun baru ini dijadikan sebagai sebuah komitmen untuk menjadi diri yang lebih baik di masa mendatang atau tahun depan.
Sebenarnya, seberapa penting seseorang membuat resolusi tersebut?
Baca juga: Pergantian Tahun Baru, Wilayah Jawa Timur Diperkirakan Diguyur Hujan
Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra menjelaskan bahwa membuat resolusi adalah hal yang penting untuk membedakan manusia dengan makhluk hidup lain.
Sebagai identitas yang membedakan ya. Bedanya, salah satu hal yang utama adalah manusia memiliki kesadaran diri yang digunakan untuk membuat pemikiran-pemikiran prediktif dalam hidup, kata Novi, dalam keterangannya, dikutip Optika.id, Jumat (29/12/2023)
Sebagai contoh, manusia bekerja hari ini namun mereka selalu memikirkan masa depan diri mereka nantinya seperti keinginan untuk membeli atau mencapai sesuatu. Hal itu dapat dikatakan sebagai resolusi lantaran adanya komitmen untuk menjadi lebih baik atau perubahan ke depannya.
Itu bagus dan butuh momen karena kalau nggak, ada nggak sih manusia yang nggak punya resolusi atau cita-cita? Ada, sehingga butuh momen untuk merefleksi dia mencatat capaian apa yang sudah dibuat dan perbaikan apa yang ingin dia lakukan untuk ke depan, ucapnya.
Resolusi menurut Novi juga bisa dilakukan di momen lain dan tidak terbatas harus selalu di momen pergantian tahun saja. Bahkan, meskipun melalui hal kecil, resolusi ada baiknya dilakukan setiap hari.
Hal kecil yang menjadi resolusi misalnya bangun tidur lebih pagi, tersenyum lebih banyak, berbuat ramah lebih banyak, dan lain sebagainya. Niscaya, perjalanan resolusi yang dicapai juga lebih mudah untuk dilakukan. Lebih lanjut, Novi bercerita jika di Jepang, ada filosofi bernama kaizen atau cara untuk memperbaiki diri dengan tindakan kecil secara bertahap yang kemudian akan menjadi kebiasaan yang dapat mengarah pada kesuksesan.
Manusia itu perlu setiap hari mempunyai resolusi. Nah, resolusi per tahun itu sebetulnya momentum pergantian tahun. Momentum yang terbaik itu mungkin di pergantian tahun, jelasnya.
Kendati demikian, tak jarang seseorang menemui kegagalan ketika ingin mewujudkan resolusinya. Faktornya pun bisa beragam. Salah satunya adalah minimnya komitmen untuk melakukannya meskipun dari hal kecil itu sendiri.
Kuncinya itu komitmen untuk mengubah perilaku-perilaku sederhana, atau kebiasaan kecil. Resolusi besar itu tidak akan ke mana-mana kalau kita memulai dari langkah kecil. Kalau itu (langkah kecil) tidak dilakukan, dia tidak bisa melakukan perubahan-perubahan kecil setiap harinya, itu yang kemudian menjadi gagal. Jadi, resolusi saja tidak cukup karena harus diikuti oleh kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten, tutur Novi.
Selain komitmen untuk konsisten, dia pun memberikan sejumlah tips agar resolusi tahun 2024 dapat diterapkan dengan baik antara lain, seseorang harus memiliki alasan yang kuat dari resolusi yang dibuatnya sehingga orang tersebut akan memiliki aksi yang sama kuat untuk mewujudkannya.
Dia tahu alasan untuk berubah. Itu yang terpenting, dia tahu kalau ditanya orang lain, alasannya kuat. Misalnya, Kenapa ingin menurunkan berat badan?, nah ada lima pertanyaan mengapa untuk mengujinya, ungkap Novi.
Pertama yakni tanyakan ke diri sendiri alasan mengapa ingin melakukan resolusi tersebut. Contohnya, ingin menurunkan berat badan dan jika selama lima kali diri sendiri bisa menjawab pertanyaan dari alasan tersebut, seperti Ingin sehat, Masih ada banyak agenda dalam hidup yang ingin dilakukan, dan lainnya selama lima kali, niscaya keinginannya untuk berubah akan kuat dan resolusi dapat tercapai.
Jika dia bisa menjawab lima pertanyaan mengapa nya itu sebanyak lima kali, maka keinginannya itu kuat. Kalau nggak tau mengapa nya dan hanya mengikuti tren, biasanya nggak akan bertahan lama, terang dia
Dirinya pun menjelaskan, semua resolusi atau perubahan dalam diri dilakukan mulai dari hal kecil yang dilakukan secara kontinu.
Editor : Pahlevi